
Newsletter
Awas Bahaya Laten Perang Dagang!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 June 2018 05:42

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu saja koreksi yang cukup dalam di Wall Street. Pelaku pasar perlu waspada karena biasanya dinamika di Wall Street akan memberi warna kepada bursa saham Asia, termasuk Indonesia.
Kedua, pasar perlu terus memantau perkembangan perang dagang. Isu inilah yang kemarin membuat bursa saham Asia berguguran, dan bukan tidak mungkin berlanjut pada hari ini.
Pasalnya, perang dagang ini semakin hari justru semakin parah. Bahkan perang dagang bisa dibilang menjadi bahaya laten yang selalu menghantui pasar.
"Orang-orang ketakutan. Pasar tidak suka ketidakpastian dan perang dagang adalah sesuatu yang mempersulit, bahkan menghambat," kata Wayne Kaufman, Chief Market Analyst di Phoenix Finansial Services yang berbasis di New York, seperti dikutip Reuters.
Harga minyak juga bisa menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Harga si emas hitam kembali turun merespons keputusan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) yang akan menaikkan produksi sekitar 1 juta barel/hari.
Penurunan harga minyak bukan berita baik bagi IHSG. Emiten migas dan pertambangan kurang mendapat apresiasi kala harga minyak sedang turun.
Namun, ada harapan bagi IHSG yaitu nilai tukar dolar AS yang melemah. Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,22% pada pukul 04:30 WIB.
Depresiasi dolar AS utamanya dipicu oleh kuatnya yen Jepang. Perang dagang yang bergelora membuat investor memburu aset-aset safe haven, salah satunya yen.
Rupiah bisa memanfaatkan situasi rapuhnya dolar AS untuk kembali menguat. Bila rupiah menguat, maka berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini menjadi menguntungkan karena nilainya naik. Pasar saham Indonesia pun bisa berharap investor asing akan kembali masuk dan memperkuat IHSG.
(aji/aji)
Kedua, pasar perlu terus memantau perkembangan perang dagang. Isu inilah yang kemarin membuat bursa saham Asia berguguran, dan bukan tidak mungkin berlanjut pada hari ini.
Pasalnya, perang dagang ini semakin hari justru semakin parah. Bahkan perang dagang bisa dibilang menjadi bahaya laten yang selalu menghantui pasar.
"Orang-orang ketakutan. Pasar tidak suka ketidakpastian dan perang dagang adalah sesuatu yang mempersulit, bahkan menghambat," kata Wayne Kaufman, Chief Market Analyst di Phoenix Finansial Services yang berbasis di New York, seperti dikutip Reuters.
Harga minyak juga bisa menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Harga si emas hitam kembali turun merespons keputusan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) yang akan menaikkan produksi sekitar 1 juta barel/hari.
Penurunan harga minyak bukan berita baik bagi IHSG. Emiten migas dan pertambangan kurang mendapat apresiasi kala harga minyak sedang turun.
Namun, ada harapan bagi IHSG yaitu nilai tukar dolar AS yang melemah. Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,22% pada pukul 04:30 WIB.
Depresiasi dolar AS utamanya dipicu oleh kuatnya yen Jepang. Perang dagang yang bergelora membuat investor memburu aset-aset safe haven, salah satunya yen.
Rupiah bisa memanfaatkan situasi rapuhnya dolar AS untuk kembali menguat. Bila rupiah menguat, maka berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini menjadi menguntungkan karena nilainya naik. Pasar saham Indonesia pun bisa berharap investor asing akan kembali masuk dan memperkuat IHSG.
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular