Polling CNBC Indonesia

Konsensus Pasar: Inflasi Mei 0,26% MtM dan 3,3% YoY

Hidayat Setiaji & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 June 2018 09:27
Inflasi Indonesia periode Mei 2018 diperkirakan terakselerasi secara bulanan. Namun secara tahunan lajunya justru agak melambat.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia periode Mei 2018 diperkirakan terakselerasi secara bulanan (month-to-month/MtM). Namun secara tahunan (year-on-year/YoY) lajunya justru agak melambat. 

Badan Pusat Statistik (BPS) diagendakan merilis data inflasi Mei pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,26%. Sementara inflasi YoY diproyeksikan 3,3% dan inflasi inti YoY diramal 2,78%. 

Sebagai catatan, laju inflasi pada April adalah 0,1% secara MtM. Sedangkan laju inflasi YoY ada di 3,41% dan inflasi inti YoY di 2,69%. 

InstitusiInflasi MtM (%)Inflasi YoY (%)Inflasi Inti YoY (%)
Danareksa0.233.25-
ING0.23.3-
Mirae Asset0.273.29-
CIMB Niaga0.673.7-
Barclays-3.5-
Bank Permata0.233.252.74
Maybank0.263.282.79
BCA0.243.372.72
Bank Mandiri0.333.352.78
Mandiri Sekuritas0.273.32.8
MEDIAN0.263.32.78
 
"Inflasi Mei akan tetap rendah dan terkendali. Harga pangan terkendali, dan saya betul-betul berterima kasih kepada pemerintah yang aktif melakukan koordinasi," kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI). 

Sejauh ini BI masih mempertahankan proyeksi inflasi 2,5-4,5% sepanjang 2018. Bank sentral menilai belum ada faktor yang bisa membuat inflasi melebihi perkiraan tersebut. 

"Kami masih menggunakan perkiraan kami, yaitu 3,5% plus-minus 1. Meskipun ada kenaikan nilai tukar dan harga komoditas, kami akan tetap membawa inflasi sesuai dengan sasaran targetnya," tegas Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI. 

Hingga pekan ketiga Mei, BI memproyeksikan inflasi Mei sebesar 0,22% MtM. Dengan begitu, secara tahunan berada di 3,24%. Masih dalam rentang target BI tepatnya di batas tengah (mid point). 

Minus Tarif Listrik

Juniman, Ekonom Maybank Indonesia, memperkirakan laju inflasi hingga akhir 2018 sebesar 3,5%. Sedikit melambat dibandingkan tahun lalu yaitu 3,61%. 

"Perlambatan inflasi lebih karena pemerintah tidak menaikkan tarif listrik dan harga BBM. Selain itu, harga pangan juga kami perkirakan tetap stabil," katanya. 

Joseph Incalcaterra, Ekonom HSBC, menyebutkan bahwa secara bulanan inflasi Mei memang lebih tinggi dibandingkan April. Ini karena Ramadan yang jatuh pada pertengahan Mei. Ramadan memang menjadi puncak konsumsi masyarakat yang tentunya menimbulkan tekanan inflasi. 

Namun dibandingkan 2017, inflasi Mei tahun ini lebih jinak. Penyebabnya adalah tahun lalu ada kenaikan tarif listrik pada April, yang bagi pelanggan pasca bayar menjadi kewajiban pada Mei. 

"Mungkin akan ada kenaikan harga makanan pada Mei dan Juni, karena momentum Ramadan-Idul Fitri. Namun sepertinya harga pangan pun relatif terkendali," ujar Incalcaterra.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation