
Newsletter
Mampukah IHSG Rebound?
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 May 2018 05:46

Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatatkan performa yang mengesankan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1,26%, S&P 500 naik 1,27%, dan Nasdaq bertambah 0,89%.
Gaduh politik di Italia mulai mereda kala Gerakan Bintang Lima mencoba membentuk koalisi pemerintahan dengan membatalkan pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi. Sebelumnya, Gerakan Bintang Lima dan Liga mencalonkan Savona tetapi ditolak oleh Presiden Mattarella sehingga menciptakan ketidakpastian dalam upaya menyusun koalisi pemerintahan.
"Saya berharap kita bisa membentuk pemerintahan. Nanti kita lihat saja," ujar Salvini, Pemimpin Lga, seperti dikutip Reuters.
Selain itu, kenaikan harga minyak juga mendorong Wall Street ke zona hijau. Harga si emas hitam yang melambung lebih dari 2% membuat saham-saham emiten sektor energi mendapat apresiasi pasar.
Kemudian, Kementerian Perdagangan AS merilis data revisi angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 menjadi 2,2% dari sebelumnya 2,3%. Pertumbuhan yang lebih lambat ini sedikit banyak melegakan investor, karena sepertinya ekonomi Negeri Paman Sam masih jauh dari potensi overheating.
Artinya, kemungkinan The Fed masih tetap pada rencana awal yaitu tiga kali menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2018. Sepertinya belum ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga secara lebih agresif. Hal ini tentu positif bagi pasar saham.
Data lainnya, ADP merilis angka penciptaan lapangan kerja non pertanian periode Mei 2018 sebesar 178.000. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 163.000, tetapi lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan 191.000.
Dari data ini, pelaku pasar menilai pasar ketenagakerjaan belum pulih sepenuhnya. Oleh karena itu, lagi-lagi, belum cukup alasan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga sampai empat kali.
(aji/aji)
Gaduh politik di Italia mulai mereda kala Gerakan Bintang Lima mencoba membentuk koalisi pemerintahan dengan membatalkan pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi. Sebelumnya, Gerakan Bintang Lima dan Liga mencalonkan Savona tetapi ditolak oleh Presiden Mattarella sehingga menciptakan ketidakpastian dalam upaya menyusun koalisi pemerintahan.
"Saya berharap kita bisa membentuk pemerintahan. Nanti kita lihat saja," ujar Salvini, Pemimpin Lga, seperti dikutip Reuters.
Selain itu, kenaikan harga minyak juga mendorong Wall Street ke zona hijau. Harga si emas hitam yang melambung lebih dari 2% membuat saham-saham emiten sektor energi mendapat apresiasi pasar.
Kemudian, Kementerian Perdagangan AS merilis data revisi angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 menjadi 2,2% dari sebelumnya 2,3%. Pertumbuhan yang lebih lambat ini sedikit banyak melegakan investor, karena sepertinya ekonomi Negeri Paman Sam masih jauh dari potensi overheating.
Artinya, kemungkinan The Fed masih tetap pada rencana awal yaitu tiga kali menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2018. Sepertinya belum ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga secara lebih agresif. Hal ini tentu positif bagi pasar saham.
Data lainnya, ADP merilis angka penciptaan lapangan kerja non pertanian periode Mei 2018 sebesar 178.000. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 163.000, tetapi lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan 191.000.
Dari data ini, pelaku pasar menilai pasar ketenagakerjaan belum pulih sepenuhnya. Oleh karena itu, lagi-lagi, belum cukup alasan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga sampai empat kali.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular