
Berharap Aksi Borong Berlanjut

Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatat penguatan meski relatif terbatas. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,21%, S&P 500 menguat 0,32%, dan Nasdaq bertambah 0,87%.
Positifnya kinerja Wall Street terbantu oleh rilis ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Mei 2018. Dalam rapat tersebut, terungkap para pejabat bank sentral AS menilai belum ada potensi overheating dalam perekonomian. Masih belum ada cukup bukti bahwa pasar tenaga kerja sudah pulih sepenuhnya sehingga bisa menimbulkan tekanan inflasi.
Namun, The Fed tetap menegaskan bahwa apabila pemulihan ekonomi AS terus berlangsung maka sudah saatnya untuk menghapus kata ‘akomodatif’ dalam kebijakan moneter. Artinya, kenaikan suku bunga secara gradual tetap akan ditempuh.
“Dalam waktu dekat, sudah saatnya untuk menaikkan suku bunga apabila data dan informasi mendukung ke arah pemulihan ekonomi,” sebut ikhtisar rapat The Fed.
Pelaku pasar menyimpulkan bahwa The Fed kemungkinan besar akan menaikkan lagi suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan. Akan tetapi untuk jumlah kenaikan apakah tiga atau empat kali sepanjang 2018, sepertinya baru terlihat jelas dalam minutes of meeting berikutnya.
Perkembangan ini untuk sementara membuat investor lega, karena The Fed tidak memberi kejutan. Sejauh ini arah kebijakan The Fed masih sejalan dengan ekspektasi pasar sehingga rilis minutes of meeting kali ini mendapat respons positif.
Namun sentimen positif ini lagi-lagi terkikis oleh komentar Trump soal perang dagang dengan China. Menurutnya, kesepakatan yang sedang disusun saat ini terlalu sulit dijalankan sehingga dibutuhkan struktur yang baru.
“Kesepakatan dagang kami dengan China berjalan dengan baik. Akan tetapi, pada akhirnya mungkin kita butuh struktur yang baru karena yang sekarang sulit untuk dijalankan,” tegas Trump dalam cuitannya di Twitter.
Wall Street langsung terpeleset begitu Trump mengeluarkan penyataan tersebut. Sepertinya kesepakatan antara AS dan China masih akan memakan waktu yang cukup lama. Bahkan masih ada kemungkinan perundingan menemui jalan buntu, dan masing-masing pihak kembali saling balas dengan menerapkan bea masuk. Risiko perang dagang masih ada, dan investor dibuat cemas karenanya.
