
Newsletter
Hati-hati, Dolar AS Sedang Seksi
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
02 May 2018 06:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat signifikan pada perdagangan awal pekan ini. Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar perlu menyimak rilis data inflasi domestik dan jelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed.
IHSG menguat 1,27% pada perdagangan sebelum libur Hari Buruh Internasional. Nilai transaksi tercatat Rp 7,3 triliun dengan volume sebanyak 8,7 miliar saham dan frekuensi perdagangan 395.764 kali.
Sektor jasa keuangan naik hingga 1,82%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG. Kenaikan harga saham-saham bank BUKU IV merupakan motor utama dari kenaikan indeks sektor jasa keuangan. BBCA naik 2,79%, BMRI menguat 2,89%, dan BBRI bertambah 2,22%.
Investor nampak mengapresiasi realisasi investasi sepanjang kuartal-I 2018. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi kuartal-I sebesar Rp 185,3 triliun atau setara dengan 24% dari target tahun ini yang sebesar Rp 765 triliun. Bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi peningkatan 11,8%.
Pelaku pasar nampak lega setelah mendengar pengumuman tersebut. Pasalnya, realisasi yang terbilang cukup kuat tersebut menandakan bahwa minat investasi di Indonesia tetap tinggi, terlepas dari depresiasi rupiah yang terjadi sepanjang kuartal-I 2018.
Sisi negatifnya, investor asing masih melakukan jual bersih sebesar Rp 565,27 miliar. Aksi jual ini dipicu oleh rupiah yang melemah hingga 0,18% ke Rp 13.910/US$.
Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham kawasan Asia. Straits Times naik 1,23%, Kospi menguat 0,92%, SETi bertambah 0,1%, dan indeks KLCI surplus 0,41%.
Sentimen memang mendukung bagi bursa regional untuk membukukan penguatan. Akhir pekan lalu, pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir.
Jika denuklirisasi benar dilakukan, maka merupakan kabar baik bagi bursa saham dunia. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara seringkali memaksa investor mengalihkan dananya ke instrumen safe haven dan memaksa bursa saham berguguran.
Kemudian, imbal hasil obligasi AS yang sudah melandai telah membuka ruang bagi IHSG untuk menguat. Imbal hasil obligasi terbitan pemerintah AS tenor 10 tahun berada di level 2,9624%, cukup jauh di bawah titik tertingginya tahun ini di level 3,024% yang disentuh pada 25 April silam.
IHSG menguat 1,27% pada perdagangan sebelum libur Hari Buruh Internasional. Nilai transaksi tercatat Rp 7,3 triliun dengan volume sebanyak 8,7 miliar saham dan frekuensi perdagangan 395.764 kali.
Sektor jasa keuangan naik hingga 1,82%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG. Kenaikan harga saham-saham bank BUKU IV merupakan motor utama dari kenaikan indeks sektor jasa keuangan. BBCA naik 2,79%, BMRI menguat 2,89%, dan BBRI bertambah 2,22%.
Investor nampak mengapresiasi realisasi investasi sepanjang kuartal-I 2018. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi kuartal-I sebesar Rp 185,3 triliun atau setara dengan 24% dari target tahun ini yang sebesar Rp 765 triliun. Bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi peningkatan 11,8%.
Pelaku pasar nampak lega setelah mendengar pengumuman tersebut. Pasalnya, realisasi yang terbilang cukup kuat tersebut menandakan bahwa minat investasi di Indonesia tetap tinggi, terlepas dari depresiasi rupiah yang terjadi sepanjang kuartal-I 2018.
Sisi negatifnya, investor asing masih melakukan jual bersih sebesar Rp 565,27 miliar. Aksi jual ini dipicu oleh rupiah yang melemah hingga 0,18% ke Rp 13.910/US$.
Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham kawasan Asia. Straits Times naik 1,23%, Kospi menguat 0,92%, SETi bertambah 0,1%, dan indeks KLCI surplus 0,41%.
Sentimen memang mendukung bagi bursa regional untuk membukukan penguatan. Akhir pekan lalu, pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir.
Jika denuklirisasi benar dilakukan, maka merupakan kabar baik bagi bursa saham dunia. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara seringkali memaksa investor mengalihkan dananya ke instrumen safe haven dan memaksa bursa saham berguguran.
Kemudian, imbal hasil obligasi AS yang sudah melandai telah membuka ruang bagi IHSG untuk menguat. Imbal hasil obligasi terbitan pemerintah AS tenor 10 tahun berada di level 2,9624%, cukup jauh di bawah titik tertingginya tahun ini di level 3,024% yang disentuh pada 25 April silam.
Next Page
Wall Street Berakhir Variatif
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular