Newsletter

Wall Street Memerah, Sektor Komoditas Layak Diperhatikan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 April 2018 07:00
Di Tengah Ketakpastian, Komoditas Terbuka Jadi Pilihan
Foto: detik.com
Ancaman perang dagang dan berlanjutnya sinyal kuat pertumbuhan ekonomi global menciptakan peluang bagi kenaikan harga komoditas.

Meski terjadi keramaian di panggung politik dunia seperti perang dagang dan kenaikan konflik di Suriah meningkatkan volatilitas pasar saham, tetapi pasar komoditas justru relatif stabil dengan kenaikan di beberapa komoditas seperti misalnya aluminium. 

"Dalam jangka panjang, jika kita melihat gambaran besar ekonomi dunia, kita bisa melihat siklus besar yang terukur," ujar pakar komoditas Fidessa, Mike Wilkins, seperti dikutip CNBC. Terlepas dari retorika politik dan keramaian yang ada, lanjut dia, ada kisah bagus dan menarik terkait pertumbuhan ekonomi dan berujung pada kenaikan komoditas terutama logam dasar.

Ancaman perang dagang China dan AS berujung pada terhambatnya aliran barang dan menaikkan nilai komoditas. Sebagai contoh, aluminium harganya naik setelah AS mengenakan sanksi pada Rusal yang tak lain adalah produsen logam terbesar kedua dunia.

Secara bersamaan, harga tembaga akhir-akhir ini berbalik menguat didorong harapan pertumbuhan ekonomi global akan terjaga sehingga menaikkan permintaan tembaga. Kondisi yang sama juga berpeluang menimpa komoditas perkebunan yang harganya akhir-akhir ini menguat meski perlahan.

"Harga (komoditas) telah tertekan lebih dari tiga setengah tahun. Ini terjadi karena pasar yang lagi melemah karena produksi menyentuh atau mendekati titik tertingginya di banyak negara. Sekarang ini adalah kebalikannya, dan kita mulai melihat semuanya kembali membaik," ujar Kepala Analis Northstar Commodity Mark Schultz. (ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular