
Newsletter
Terima Kasih, Larry Kudlow!
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
05 April 2018 05:39

- IHSG melemah 1,16% pada perdagangan kemarin.
- Akibat sentimen perang dagang, bursa utama Asia terkoreksi.
- Wall Street bangkit akibat pernyataan Larry Kudlow.
- Tensi perang dagang menurun, setidaknya sampai saat ini.
IHSG ditutup melemah 1,16% ke 6.157,1 poin pada perdagangan kemarin. Transaksi lagi-lagi berlangsung sepi yaitu senilai Rp 6,5 triliun dengan volume sebanyak 8,4 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 386.651 kali.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 83,72 miliar. BBRI (Rp 107,31 miliar), BBNI (Rp 59,61 miliar), BBTN (Rp 42 miliar), ADRO (Rp 34,8 miliar), dan HMSP (Rp 31,87 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
Pelemahan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham regional yang juga mengakhiri hari di zona merah. SSEC turun 0,15%, Hang Seng melemah 2,19%, Straits Times terkoreksi 2,12%, Kospi minus 1,41%, dan KLCI berkurang 1,88%.
Sentimen negatif bagi bursa saham regional datang dari kembali memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Setelah Negeri Paman Sam mengumumkan 1.300 produk China senilai sekitar US$ 50 miliar yang akan dikenakan bea masuk baru, Negeri Tirai Bambu melancarkan serangan balasan dengan mengumumkan daftar 106 produk asal AS dengan nilai sama yaitu US$ 50 miliar yang akan dikenakan bea masuk.
Produk-produk seperti kedelai, mobil, dan wiski dari AS nantinya akan dikenakan bea masuk sebesar 25%. Hingga saat ini, pemerintah China belum mengumumkan tanggal efektif dari berlakunya kebijakan tersebut.
IHSG yang pada akhir sesi I masih bisa menguat sebesar 0,03% lantas tak kuasa bertahan di zona hijau. Perlu diingat bahwa AS dan China merupakan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Ketika perang dagang terjadi antar dua negara, kegiatan perdagangan di seluruh dunia akan ikut terkena dampaknya, termasuk Indonesia.
Memanasnya suhu perang dagang antara AS dan China juga membuat harga minyak mentah berada dalam tekanan. Sampai dengan akhir perdagangan IHSG, harga minyak mentah jenis light sweet terkoreksi sebesar 1,79% menjadi US$ 62,37/barel, sementara brent anjlok 1,72% menjadi US$ 66,95/barel. Padahal hingga pertengahan hari harga minyak global masih bergerak menguat di kisaran 0,3%.
Jika perekonomian dunia menjadi lesu akibat perang dagang, permintaan atas minyak mentah sebagai sumber energi utama dipastikan akan ikut turun. Indeks sektor pertambangan IHSG lantas anjlok sebesar 2,14% dan menjadi sektor dengan koreksi terbesar dari 10 sektor saham yang ada.
Namun demikian, secara mengejutkan data cadangan minyak mentah AS dilaporkan turun secara drastis oleh US Energy Information Administration (EIA). Cadangan minyak mentah AS selama sepekan hingga 30 Maret tercatat menurun sebesar 4,6 juta barel, jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 246.000 barel. Anjloknya data cadangan minyak mentah AS tersebut dapat menjadi energi positif yang menahan pelemahan harga minyak global lebih dalam.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular