Newsletter

Koreksi Harga Komoditas dan Profit Taking Jadi Risiko

Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 March 2018 06:04
Perang Dagang vs Suku Bunga
Foto: Reuters
Sementara itu, bursa Wall Street berakhir variatif pada perdagangan awal pekan ini. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,62%, S&P 500 terkoreksi 0,13%, tetapi Nasdaq menguat 0,36%. 

Urusan bea masuk baja dan aluminium lagi-lagi menjadi isu di Wall Street, setelah sebelumnya sempat mereda. Investor menilai kebijakan ini (meski ada beberapa negara yang dikecualikan) tetap bisa menyebabkan kenaikan harga bahan baku. Apabila sampai terjadi perang dagang, di mana negara-negara lain menerapkan pembatasan tarif (tarif barrier) terhadap produk AS, maka akan menghambat penjualan ke luar negeri. 

Harga saham perusahaan-perusahaan yang dinilai rentan terhadap kebijakan bea masuk ini mengalami koreksi yang cukup signifikan. Misalnya Boeing dan Caterpillar, yang masing-masing melemah 2,9% dan 2,4%. 

Namun pelemahan Wall Street masih tertahan oleh rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam. Walaupun penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS pada bulan Februari tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan ekspektasi (313.000 vs. 205.000), kenaikan gaji yang lebih lemah dari perkiraan telah membuat pelaku pasar yakin bahwa The Federal Reserve/The Fed belum akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini. 

Pada bulan lalu, gaji per jam bagi karyawan di luar sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 0,1% month to month (MtM), di bawah perkiraan analis yang sebesar 0,2% MtM. Pertumbuhan gaji yang belum terlalu kuat ini mengindikasikan bahwa tekanan terhadap inflasi AS juga belum akan terlalu tinggi, sehingga The Fed mungkin hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun ini, seperti rencana awal. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular