Newsletter

Trump Tabuh Genderang Perang Dagang

Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
02 March 2018 07:07
Wall Street 'Diserang' Trump dan The Fed
Foto: Reuters
Sementara dari Wall Street, tren koreksi belum terputus. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,68%, S&P 500 melemah 1,33%, dan Nasdaq terkoreksi 1,27%. 

Wall Street mendapat serangan bertubi-tubi. Pertama adalah komentar Presiden AS Donald Trump yang akan mengenakan bea masuk bagi impor baja dan alumunium sebesar masing-masing 25% dan 10% demi melindungi industri dalam negeri. Trump menegaskan kebijakan ini akan diumumkan pekan depan. 

Pasar mencemaskan hal ini akan menyebabkan biaya impor bahan baku menjadi mahal sehingga membebani kinerja korporasi. Selain itu, pasar juga khawatir langkah ini akan memicu perang dagang karena bukan tidak mungkin negara-negara lain seperti China, Kanada, dan Uni Eropa menerapkan kebijakan serupa. 

Serangan kedua adalah dari The Federal Reserve/The Fed. Presiden The Fed New York William Dudley dalam pidatonya dalam sebuah seminar di Sao Paolo (Brasil) mengatakan bukan tidak mungkin akan ada kena empat kali kenaikan suku bunga acuan tahun ini, dan itu dilakukan secara bertahap. 

"Jika ada kenaikan suku bunga acuan empat kali, maka saya rasa itu akan bertahap," katanya. Kebijakan moneter ketat akan diimbangi oleh fiskal yang stimuatif, sehingga pada perekonomian AS tetap akan ekspansif. 

"Ada stimulus fiskal yang besar baik dari pengurangan tarif pajak maupun kenaikan belanja negara. Kebijakan fiskal telah bergerak stimulatif sehingga kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS seharusnya berkurang," papar Dudley. 

Pernyataan Dudley lagi-lagi membuat pasar saham menekan tombol panik. Pelemahan yang terjadi selama tiga hari beruntun menyebabkan DJIA sudah menghabiskan "tabungan" penguatan sepanjang 2018. Kini secara year to date (YtD), DJIA sudah minus 0,45%. 

Meski pasar saham terkoreksi cukup dalam, dolar AS juga malah ikut melemah tajam. Penyebabnya adalah pernyataan Trump soal bea masuk untuk baja dan alumunium, yang bisa memicu perang dagang.  

Jika sampai perdagangan AS seret, maka pasti akan berpengaruh terhadap pasokan dolar AS sehingga mata uang ini terancam. Potensi ini yang dibaca oleh pasar sehingga greenback terhempas oleh aksi jual. (aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular