Newsletter

Bekal Positif untuk Awali Pekan

Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 February 2018 06:18
Bekal Positif untuk Awali Pekan
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
  • IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu.
  • Bursa Asia dan Wall Street ditutup hijau.
  • Harga minyak naik signifikan.
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,41% ke 6.619,8 poin pada perdagangan akhir pekan lalu. Delapan sektor saham ditutup naik, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat 2,16%.

Transaksi berlangsung semarak dengan nilai sebesar Rp 9,37 triliun. Sebanyak 198 saham ditutup menguat, 149 saham melemah, sementara 207 lainnya stagnan.

Namun, investor asing masih melakukan jual bersih senilai Rp 193,16 miliar. KPIG (Rp 215,55 miliar), BBRI (Rp 139,67 miliar), MKPI (Rp 77,5 miliar), PGAS (Rp 58,88 miliar), dan SMGR (Rp 21,8 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.

Penguatan bursa saham domestik sejalan dengan bursa saham regional yang juga mengakhiri perdagangan pekan lalu di zona hijau. Indeks Nikkei naik 0,72%, Shanghai naik 0,63%, Hang Seng naik 0,97%, Strait Times naik 1,28%, Kospi naik 1,54%, SETI naik 0,95%, dan KLCI naik 0,35%.
Sementara itu, Wall Street melanjutkan penguatannya pada penutupan perdagangan akhir pekan. Indeks Dow Jones naik 1,39% ke 25.309,99. Lalu S&P 500 ditutup menguat 1,6% menjadi 2.747,30 dan Nasdaq bertambah 1,77% ke 7.337,39. Indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil menyelesaikan pekan ini dengan menorehkan performa mingguan yang positif, dengan masing-masing tercatat menguat 0,4% dan 0,6%.

Meskipun demikian, dalam sepekan lalu Wall Street masih terlihat bergerak dengan volatilitas yang tinggi. Volatilitas Wall Street yang tinggi memang terjadi lantaran investor akhir-akhir ini merasa gelisah tentang pertumbuhan ekonomi yang berjalan terlalu panas dan apakah kondisi tersebut dapat menyebabkan The Fed menaikkan tingkat suku bunga lebih agresif dari yang direncanakan.

Namun pada akhir pekan lalu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun telah menurun ke 2,875% setelah beberapa hari sebelumnya mampu mencatat rekor tertinggi dalam 4 tahun yang sebesar 2,94%. Turunnya imbal hasil obligasi AS mungkin merupakan sebuah pertanda bahwa kenaikan suku bunga acuan secara agresif oleh the Federal Reserve telah usai dimasukkan dalam perhitungan (priced-in) pelaku pasar. Hal ini lantas memberikan kesempatan bagi bursa saham dunia, termasuk bursa regioanal, untuk kembali menguat.

Menurunnya imbal hasil obligasi AS turut dipicu oleh pernyataan Presiden The Fed St Louis James Bullard yang menyebutkan kenaikan suku bunga yang agresif membuat kebijakan The Fed terbatas. Oleh karena itu, Bullard memperkirakan kenaikan suku bunga acuan tahun ini tidak akan mencapai 120 basis poin.

Investor juga masih mencerna pernyataan lainnya dari anggota pemungutan suara di panel kebijakan The Fed. Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester menyampaikan bahwa inflasi akan sebesar 2% dan berkelanjutan hingga beberapa tahun ke depan.

Selain itu, Presiden The Fed New York William Dudley berpendapat bahwa pemangkasan neraca keuangan The Fed berjalan lancar. Seperti diketahui, neraca keuangan The Fed melonjak hingga lebih dari US$ 4 triliun menyusul terjadinya krisis finansial global 2007-2008. Dari pasar komoditas, harga minyak kembali menguat signifikan pada akhir pekan seiring dengan turunnya cadangan minyak AS dan dihentikannya produksi minyak di Libya. Sentimen lainnya yang mendukung kenaikan harga minyak adalah komentar Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih yang menyatakan bahwa persediaan minyak akan terus menurun pada tahun ini.

Dalam sepekan lalu, minyak mentah jenis light sweet mampu menguat hingga 3,03%, sementara brent naik 3,81%. Catatan tersebut membuat harga minyak mentah dunia telah mencatatkan performa mingguan yang positif selama dua minggu berturut-turut.

Secara fundamental, pasar minyak global didukung oleh masih kuatnya komitmen OPEC dan Rusia untuk membatasi produksi minyak hingga 1,8 juta barel per hari hingga akhir 2018, yang berarti memangkas hampir 2% dari pasokan minyak di pasar global. Namun, produksi minyak mentah AS yang masih tetap stabil di angka 10,27 juta barel per hari masih berpotensi menahan penguatan harga minyak.

Pada akhir tahun 2018, AS bahkan menargetkan produksi minyak mentah dapat menembus angka 11 juta barel per hari. Kuatnya produksi minyak diperkuat dengan jumlah kilang minyak AS yang terus meningkat selama lima minggu berturut-turut.

Rilis data terakhir menginformasikan bahwa saat ini jumlah kilang minyak tercatat berjumlah 799, terkuat dalam tiga tahun terakhir. Catatan tersebut mengindikasikan produksi minyak mentah AS masih dapat menguat melebihi output saat ini. Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
  • RUPSLB BACA (10.00 WIB).
  • Analyst meeting ITMG (10.00 WIB).
  • Earnings call BNGA (17.00 WIB).
  • Konferensi pers Presiden European Central Bank Mario Draghi terkait kebijakan moneter dan outlook inflasi (21.00)
  • Rilis data penjualan rumah baru AS periode Januari 2018 (22.00).
Berikut perkembangan sejumlah bursa saham dunia:
Bekal Positif untuk Awali Pekan
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang:
Bekal Positif untuk Awali Pekan
Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
Bekal Positif untuk Awali Pekan
Berikut perkembangan yield Surat Berharga Negara:
Bekal Positif untuk Awali Pekan
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Bekal Positif untuk Awali Pekan
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular