Wawancara eksklusif

Donald Wihardja: MDI Ventures Agresif Garap Digital Economy

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
26 November 2020 19:25
Donald Wihardja, CEO MDI Ventures (ist/ Dok. MDI Ventures)
Foto: Donald Wihardja, CEO MDI Ventures (ist/ Dok. MDI Ventures)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) Donald Wihardja mengungkapkan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi digital. Berbagai riset telah membuktikan hal itu.

Oleh karena itu, MDI Ventures tak ingin ketinggalan dalam memanfaatkan potensi itu. Tidak tanggung-tanggung, sang induk, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menggelontorkan US$ 500 juta kepada MDI Ventures untuk diinvestasikan dalam 3 tahun ke depan.

"Cukup agresif target investasi kami. Tapi kami juga tidak akan menyebarkan ke banyak perusahaan, tapi menseleksi perusahaan yang sudah siap menerima uang ini, dan siap untuk scaling dengan Telkom kami minta mereka buktikan kebisaan itu dan kami akan terus mendanai mereka di masa yang akan datang," ujar Donald.



Simak petikan wawancara CNBC Indonesia dengan Donald berikut ini

Seperti apa pandangan MDI Ventures terhadap perkembangan digital di Indonesia?
Perkembangan digital ekonomi di Indonesia lima tahun terakhir sangat pesat, bisa dilihat dari digital economy report yang dilakukan oleh Temasek, Google, mulai dari US$ 8 miliar dolar pada 2015, berkembang sampai US$ 40 miliar pada 2019 dan masih growing ke US$ 44 miliar di 2020 meski kita banyak Covid-19. Targetnya bisa sampai US$ 124 miliar di 2025, pada Covid-19 sektor digital bisnis terus terdorong pandemi krisis ini. Kami positif melihat waktunya digital economy indoensia udah sangat tepat.

Arahan MDI Ventures pada setiap perusahaan yang mendapatkan pendanaan?
Kami agak beda dengan venture yang lain, karena kami adalah ventures corporate capital. Jadi ada unsur corporate dari investasi yang kami lakukan, terutama karena kami berinvestasi uang pemerintah, uang Telkom, dengan ukuran investasi yang kami terima lebih besar tahun ini.

Kami lebih tajam untuk meminta perusahaan yang kami investasi sudah proof bisnis mereka, melihat bagaimana mereka memiliki bisnis yang sudah dites digital capability, revenue-nya bagus, growth rate-nya bagus, dan sebagai corporate ventures capital kami mengutamakan sinergi.

Jadi kami meminta mereka bisa membuktikan mereka cocok bekerja sama dengan Telkom, dan juga stakeholder enterprise supaya bisa menggunakan network yang kami provide.

Jadi lebih selektif menyuntikan dananya ke perusahaan rintisan?
Iya, perusahaan yang lebih matang dan lebih siap kerjasama.

Target MDI Venture berinvestasi ke perusahaan yang berbasis digital?
Jadi kami mengutamakan perusahaan siap menggunakan network kami untuk bertumbuh, kami sudah diberikan US$ 500 juta dari Telkom untuk kami investasikan 3 tahun ke depan, cukup agresif target investasi kami.

Tapi kami juga tidak akan menyebarkan ke banyak perusahaan, tapi menseleksi perusahaan yang sudah siap menerima uang ini, dan siap untuk scaling dengan Telkom kami minta mereka buktikan kebisaan itu dan kami akan terus mendanai mereka di masa yang akan datang.

Kami juga sektor focus, kami memilih sektor tertentu di mana syarat ini akan kami fokuskan. Misalnya di sektor healthcare, agri, logistik, fintech, adalah sektor yang kami sangat targetkan di masa-masa ke depan.

Selama 3 tahun ke depan sektor ini yang difokuskan untuk menerima pendanaan?
Kaya begini kita gak boleh terlalu antisipasi market terlalu ke depan, jadi ini target untuk 2021.

Ada kemungkinan shifting melihat dinamikanya?
Betul, itulah bisnis kami.

Sebagai perusahaan terafiliasi BUMN, bagaimana sinergi anak-anak perusahaan dengan perusahaan yang mendapatkan suntikan investasi dari MDI Ventures, dan kolaborasi dengan BUMN lain?
Itu yang sangat menarik bahwa sebagai ventures capital, kami dan terutama untuk MDI Ventures kami memiliki fokus kuat melalui sinergi, win to win, revenue building antara startup dengan menggunakan Telkom punya network.

Telkom adalah BUMN yang diminta membantu menyiapkan teknologi masa depan untuk seluruh start tup enterprise. Telkom juga dengan sangat senang hati untuk menyalurkan teknologi yang kami kumpulkan yang kami lihat di startup ini dan menyalurkan ke perusahaan negara yang lain.

Itulah yang kami lakukan selama empat tahun pertama, dan terus kami lakukan dalam project-project di mana kami mensinergikan startup dengan BUMN, dengan Telkom.

Tetapi yang berbeda tahun ini dengan mandat yang lebih besar, adalah drive sinergi dengan membangun ekosistem. Jadi kami di sektor yang tadi ada inisiatif untuk melakukan membangun ekosistem berpusat di kekuatan dan bisnis yang ada di BUMN tetapi menggunkann digital capability yang ada di startup.

Jadi terutama di health care dan agri, kami bisa melihat banyak ekosistem yang kami bisa bangun dengan proof of concept dan menggunakan bisnis yang telah dirintis startup ini tetapi menggunakan network bisnis dan established bisnis dengan BUMN, ini membuat kami sangat excited. Jadi membangun ekosistem menggunakan startup yang akan kami lakukan tahun-tahun ke depan

Jadi diharapkan startup yang dapat pendanaan dari MDI Ventures bisa berkontribusi untuk anak perusahaan telkom ataupun BUMN lainnya, tapi di sisi lainnya mereka bisa mendapatkan peluang bisnis dari aktivitas ini?
Tentu, dan ini sangat win-win. Dari sisi Telkom bisnis mereka streamline lebih digital, dan ada revenue baru yang mereka bisa tambahkan dan mereka jadi lebih kompetitif. Tapi dari sisi startup ini adalah kesempatan besar untuk meningkatkan kinerja revenue mereka. Kalau dari sisi kami, revenue mereka naik, valuasi mereka naik kami dapat capital gain.



Untuk MDI Ventures masuk ke perusahaan yang teruji aspek bisnis, apakah ekspektasinya akan ada exit tidak lama setelah MDI Ventures masuk?
Exit tentu, itu target kami. Exitnya bisa ke Telkom atau ke perusahaan negara lain (BUMN) juga ke market dengan menggunakan IPO, itu kami sama dengan any major capital yang lain. Kami sudah melakukan 8 exit sampai sekarang, MDI Ventures adalah perusahaan yang sangat agresif. Dengan 8 exit dalam 4 tahun itu cukup besar, dan kami akan terus melakukan yang sama ke depan, tetapi target kami ke arah growth. Kalau ke arahnya kesana, kami bisa menunggu dengan waktu yang lama dan tepat untuk exit.

Sinergi dengan unit usaha atau BUMN lainnya, mungkin bisa digambarkan bentuk pengembangan dari ekosistem building?
Yang saya fokuskan dalam beberapa bulan terakhir di healthcare, banyak sekali kebutuhan kesehatan selama masa pandmei dan ini kesempatan yang besar. Dari sisi kesehatan dan telemedicine dan farmasi, adopsinya di konsumen itu sangat besar dan yang kami mengerti dari membangun startup adalah jangan melawan arus. Dari sisi itu kami menggunakan kesempatan itu, di kesehatan banyak yang centricnya ke state of enterprise, terutama di asuransi.

Di portofolio Telkom ada perusahaan namanya Ad Medika. Itu sangat membantu memfasilitasi klaim di asuransi Indonesia. Jadi yang kami harapkan dengan menggunakan ini, kita bisa menggunakan akses yang sudah di tangan Telkom, dan memberikan akses itu kepada pemain startup supaya mereka bisa tumbuh lebih cepat dan healthcare bisa tumbuh lebih efisien. Bisa membantu rumah sakit dna klinik ke lebih digital, dan akses ke dokter booking dan apotek yang di masa depan yang akan lebih digital dari sekarang.

Perusahaan rintisan yang disuntik MDI Ventures, mereka menghasilkan produk digital dan layanan digital seperti apa demand dari perusahaan BUMN dari produk dan layanan yang dihasilkan oleh perusahaan yang dihasilkan oleh MDI Ventures?
Ada dua, salah satu perusahaan yang kami investasikan cukup awal kalau tidak salah masuk inkubator kami, yakni Privy membantu tandan tangan digital. Tapi tidak hanya tanda tangan digital, tetapi juga memastikan kalau ini orang memang KTP nomor sekian jadi bukan orang yang cuma pemegang email sekian.

Di level itu, Privy sebenarnya financial grade, OJK grade di mana kami buka peluang dengan IndiHome. Mereka bisa membuktikan bisa on board, bisa cukup legal on board IndiHome dengan pelanggannya. Mereka cukup dipercaya untuk melakukan yang sama untuk bank, seperti Mandiri, BRI, CIMB Niaga, sudah menggunakan sistem mereka.

Dari sisi itu bisa kita lihat ada win untuk mempermurah transaksi di Telkom dan juga mempercepat growth di startup. Kami juga melihat hal yang sama di startup kami, dari sisi lending seperti Kredivo, yang banyak digunakan Telkomsel.

Seperti apa tren sinergi ke depannya, pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas untuk meningkatkan efisiensi pada perusahaan konvensional?
Kami melihat digital sangat membantu membuat efisiensi pada perusahaan, tapi kan ada banyak solusi digital. Nah, solusi digital ini harus yang tepat dan itulah kehebatan menggunakan startup, bukankarena dia canggih tetapi telah melalui proses trial dan error dan dari berapa puluh startup dan menjadi satu startup yang memiliki produk yang fit untuk market.

Contohnya banyak solusi yang dibawa ke market untuk digital signature, di beberapa tahun terakhir, dan banyak perushaana yang menggunakan e-commerce beberapa tahun terakhir. Tetapi akhirnya yang menang setelah beberapa tahun kan kelihatan yang mana, yang masih hidup dan memiliki transaksi besar.

Contohnya kalau di digital signature kami dorong Privy karena dia membuktikan setelah banyak percobaan mereka bisa survive dan memiliki produk yang fit di pasar. Kebetulan ketika kita menemukan kebutuhan di Telkom, karena produknya sudah cocok dengan pasar maka produknya mau dipakai oleh pelanggan Telkom dan akhirnya Telkom tidak harus mengirimkan kertas ke konsumen.

Di sisi e-commerce juga sama, dengan e-commerce yang ada di market tentunya kami bisa mengharapkan kebutuhan jual beli yang dilakukan oleh badan pemerintah bisa diarahkan mengginakan e-commerce, misalnya ada project namanya Padi ditempat kami yang akan mengefisiensikan transaksi tersebut dibandingkan sekarang dikerjakan menggunakan telepon.

Kesempatan bisa datang dari mana saja. Seperti apa MDI Ventures berusaha menemukan kesempatan yang ada di market Indonesia?
Perjalanan MDI Ventures cukup panjang, kalau di sisi untuk melihat membantu startup kami cukup end to end. Kami membantu menjalankan Indigo di Telkom, tapi dari inkubator kami kerjasama dengan lain.

Kami memiliki fund seri B dan Seri B, kami menjalankan corporate ventures fund Telkomsel dan kami memiliki corporate ventures fund Telkom, sebenarnya kami memiliki 4 fund di seluruh state. Itu tergantung kesiapan perusahaan-perusahan ini, di awal ketika mereka baru ide belum memiliki market feed kami partner dengan investor lain.

Tujuannya supaya kami bisa berinvestasi tetapi juga tidak terlalu mengambil risiko dari dana pemerintah dana Telkom, berbagi risiko dengan perusahan lain. Setelah perusahaan itu lebih mature lagi kesempatan ini di tempat yang dibuktikan bahwa mereka sanggup menghasilkan dari investasi tersebut kami membawa investasi dari Telkom lebih besar.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kartika Wirjoatmodjo Blak-blakan Arah Digitalisasi BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular