Wawancara Eksklusif

Cerita Fajrin Rasyid Soal Digitalisasi Telkom Hingga Vaksin

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 November 2020 17:28
Fajrin Rasyid (Dok. Bukalapak)
Foto: Fajrin Rasyid (Dokumentasi Bukalapak)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Muhammad Fajrin Rasyid mengungkapkan sederet digitalisasi yang dilakukan oleh perseroan. Hal itu diungkapkan Fajrin dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (26/11/2020).

Menurut dia, ada dua digitalisasi yang dilakukan Telkom. Yang pertama, bagaimana mengembangkan digitalisasi sebagai new business.

"Jadi bagaimana kita dapat membuat produk-produk baru di bidang digital yang kemudian menjadi revenue source baru bagi Telkom Group," kata Fajrin.

Kedua, lanjut dia, adalah bagaimana digitalisasi atau kami menyebutkan digitisasi dapat meningkatkan atau diistilahkan memberikan efisiensi bagi eksisting business process di Telkom Group.

Selain itu, Fajrin juga bicara soal kolaborasi Telkom dan Bio Farma dalam penyediaan vaksin mandiri hingga langkah Telkomsel berinvestasi di Gojek.



Berikut adalah petikan wawancaranya:

Seperti apa progres digitalisasi dan manajemen efisien di Telkom?

Jadi kalau kita bicara digitalisasi itu ada dua. Yang pertama bagaimana kita mengembangkan digitalisasi sebagai new business. Jadi bagaimana kita dapat membuat produk-produk baru di bidang digital yang kemudian menjadi revenue source baru bagi Telkom Group.

Kedua, adalah bagaimana digitalisasi atau kami menyebutkan digitisasi dapat meningkatkan atau diistilahkan memberikan efisiensi bagi eksisting business process di Telkom Group. Nah, yang kedua ini mungkin saya bisa jelaskan lebih lanjut dulu.

Contohnya katakanlah kami memiliki existing business Indihome atau bisnis ex wireless di rumah-rumah yang kami miliki sejak beberapa tahun lalu. Nah, kami menggunakan big data analytics atau digital platform agar dapat meningkatkan efisiensi dari sisi salah satunya adalah capex [capital expenditure/belanja modal] revenue. Melalui big data kami dapat menentukan bagaimana ke depan kami harus menambah jaringan yang terkait untuk meningkatkan pelanggan Indihome. Itu adalah salah satu contoh.

Contoh lainnya adalah bagaimana melalui big data dapat mendeteksi turn prevention system atau mendeteksi pelanggan yang kami pikir dapat kami berikan penanganan yang lebih lanjut, begitu ya, sehingga tetap menjadi pelanggan di Indihome. Itu salah satu contoh bagaimana digitalisasi dapat memberikan efisiensi di existing business process.

Ke depan akan semakin banyak diimplementasikan?
Betul sekali. Jadi ini adalah menurut saya hal yang dapat dilakukan tidak hanya di Telkom Group tapi di seluruh perusahaan lainnya juga, begitu. Bagaimana melihat digital itu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi di business process yang ada sekarang.

Nah, inilah juga yang kami berikan atau tawarkan kepada perusahaan-perusahaan lain itu baik itu BUMN maupun swasta, begitu ya, bagaimana kami dapat mengembangkan layanan digital untuk memberikan efisiensi bagi business process mereka.

Jadi ini bukan sinergi dengan anak usaha, tapi bisa ke perusahaan lain. Boleh dielaborasi lagi?
Ya mungkin saya sampaikan contoh, begitu ya, tapi contoh ini mungkin yang BUMN begitu, tapi sebenarnya berlaku juga untuk yang lain.

Kebetulan kami sekarang sedang berdiskusi dan juga menyiapkan program vaksin mandiri antara Telkom dan Bio Farma Group, begitu ya. Jadi Bio Farma Group mengembangkan aplikasi end-to-end untuk menyiapkan proses vaksinasi di mana di belakangnya, begitu ya, atau di dalamnya Telkom berperan khususnya terkait dengan digitalisasi sistem tersebut.

Sehingga existing business process Bio Farma Group dalam mendistribusikan vaksin, begitu ya, hingga ke konsumen nantinya itu dapat di-improve lebih baik lagi melalui digital, melalui big data, melalui IoT, mobile apps, dan lain-lain.

Apakah vaksin mandiri ini terkait Covid-19 atau vaksin secara umum?
Ya, berhubung ini sudah disampaikan oleh Pak Menteri BUMN (Erick Thohir) kemarin, begitu ya, ya salah satu yang akan menjadi contoh atau use case pertama adalah vaksin Covid-19 ini.

Untuk vaksin program mandiri, begitu ya, karena kalau untuk vaksin program pemerintah tentu di-lead oleh Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk vaksin mandiri ini di-lead oleh Kementerian BUMN melalui Bio Farma yang memang ditunjuk oleh perpres dalam hal ini untuk vaksin mandiri, begitu kan. Nah, dalam hal ini Bio Farma bekerja sama dengan Telkom salah satunya, begitu ya, untuk digitalisasi atau sistem digital yang dibutuhkan terkait dengan hal itu.

Dalam sinergi digitizing BUMN bagaimana evaluasinya?
Jadi peluang itu sangat besar, tadi Mas Donald (CEO MDI Ventures Donald Wiharja) sudah menyampaikan beberapa industri atau vertikal yang mungkin menjadi prioritas Telkom dalam waktu dekat, seperti healthcare, logistic dan agricultur. Ini adalah industri-industri yang memang kita lihat, yang pertama potensi besar, dan yang kedua memang existing business process maupun new business opportunity di dalam industri tersebut besar.

Nah, tantangannya tentu saja adalah bagaimana Telkom Group berkolaborasi dengan BUMN ataupun perusahaan yang ada di industri masing-masing tadi karena memang kerja sama ini hanya akan terjalin, begitu ya, atau potensi tadi hanya akan terjalin apabila tercapai kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.

Karena kami di sini, Telkom Group terutama, adalah pihak yang barangkali mengerti dari sisi ekspertis dunia digital. Tapi tentu saja kalau berbicara soal, katakanlah bagaimana mendigitalisasi industri logistik dan itu membutuhkan, tentu saja, ekspertis di bidang logistik itu sendiri yang dimiliki oleh temen-temen di bidang logistik itu.

Nah, bagaimana kita mengawinkan antara ekspertis di bidang digital dengan ekspertis di bidang industri masing-masing, itu yang menjadi challenge yang tentu saja harus dilakukan riset yang tidak sederhana, begitu ya. Tapi kami optimis karena memang sinergi BUMN ini menjadi tema yang juga didorong oleh pemerintah, begitu ya, agar dapat tercapai sinergi yang menguntungkan atau win-win bagi kedua belah pihak.

Strategi Telkom dalam investasi digital?
Jadi Telkom menyadari bahwa opportunity itu memang bisa datang dari mana saja, tidak hanya dari dalam Telkom Group itu sendiri. Sehingga memang kami menyiapkan strategi yang end-to-end untuk bagaimana mengeksplor kesempatan yang datang dari luar Telkom.

Tadi mungkin Mas Donald sudah banyak menjelaskan MDI adalah salah satu arms Telkom untuk menyasar growth stage startup, begitu ya, startup yang membutuhkan pendanaan tahap menengah lanjut lah, seperti itu.

Nah, kami juga memiliki inkubator yang kami sebut sebagai Indigo, begitu ya, yang ini menyasari pre-seed startup, jadi startup yang memangu masing sangat early stages, masih ide, prototipe atau baru mulailah, seperti itu. Kami memberikan semacam inkubasi, kami memberikan pelatihan, kami memberikan mentorship dan juga kami memberikan sedikit pendanaan di situ.

Nah, kami juga terbuka juga terhadap investasi di later stage, begitu kan. Yang baru-baru ini umumkan contohnya adalah investasi dari kami ke Gojek, begitu ya. Baru kita umumkan 1-2 atau dua hari yang lalu kalau saya tidak salah begitu ya. Ini juga adalah opportunity yang juga kami tangkap bahwa kami juga terbuka untuk berinvestasi di tahap lanjut, begitu ya.

Apa yang ingin dicapai dengan investasi di Gojek?
Pada intinya yang saya sampaikan sebelumnya tadi, bahwa kami melihat bahwa startup ini adalah atau industri digital secara umum adalah next growth bagi Telkom Group. Telkom bertransformasi dari yang tadinya hanya perusahaan telko, begitu ya, menjadi perusahaan digital telko ke depan. Dan untuk itu kami butuh sinergi dengan banyak pihak.

Nah, investasi kami di Gojek atau di startup manapun itu, itu salah satunya adala kami melihat nilai sinergi tadi, begitu. Jadi apa potensi sinergi yang dapat dicapai dari kerja sama ini, begitu ya, dari sisi Telkom Group maupun startup yang kami bekerja sama, itu adalah salah satu kriteria dalam kami melakukan investasi atau partnership.

Bagaimana digitalisasi menjadi sumber pertumbuhan lain buat Telkom?
Ya memang ke depan, seperti tadi saya bilang, Telkom melihat dunia digital atau kami menyebutnya digital business, begitu ya, digital service, digital platform dan sebagainya adalah salah satu source growth Telkom ke depan.

Dan oleh karena itu kami juga menyiapkan berbagai transformasi yang dibutuhkan untuk mendukung ke arah sana juga. Sebagai contoh yang kami siapkan adalah bagaimana pengembangan talenta digital menuju ke arah sana juga.

Jadi kalau sebelumnya mungkin Telkom belum terlalu banyak, begitu ya, memiliki talenta di bidang ini maka sekarang dan ke depan kami memiliki visi untuk merekrut atau membangun ribuan talenta digital untuk mendukung visi kami ini.

Karena, tadi mungkin saya sudah menyampaikan soal opportunity dari luar Telkom. Kami juga tidak menutup kemungkinan bahwa opportunity bisa datang dari Telkom, begitu kan. Sehingga kami juga membangun capability internal juga, termasuk di dalamnya adalah merekrut talenta-talenta digital dan juga membangun capability talenta eksisting di dalam Telkom Group untuk menuju ke arah digital.

Sehingga ke depannya Telkom Group akan memiliki kapabilitas dari sisi kompetensi terkait dengan artificial intelligence (AI). Sebagai contoh big data analytics, UI/UX, back-end front-end engineering dan lain sebagainya, itu dapat kita perkuat. Sehingga ke depan kami juga berharap Telkom juga menjadi tujuan bagi expert-expert di bidang digital ini untuk bergabung dengan kami juga.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kartika Wirjoatmodjo Blak-blakan Arah Digitalisasi BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular