Special Interview

Industri Asuransi Terkena Dampak Pelemahan Rupiah

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
21 June 2018 11:38
Perkembangan industri asuransi umum tidak luput dari indikator makro ekonomi dan perkembangan di sektor riil.
Foto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan industri asuransi umum tidak luput dari indikator makro ekonomi dan perkembangan di sektor riil. Adanya pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini juga turut mempengaruhi industri yang satu ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S Dalimunthe berbagi kepada CNBC Indonesia mengenai dampak dari pelemahan rupiah tersebut terhadap industri asuransi umum. Selain itu, Dody juga ingin berbagi bagaimana pertumbuhan industri asuransi umum sampai akhir 2018.

Di dalam wawancara ini pula, terselip harapan Dody mengenai pembentukan lembaga penjamin polis yang sampai saat ini terus dibahas oleh kementerian keuangan. Berikut petikan wawancara Reporter CNBC Indonesia Gita Rossiana saat berkunjung ke kantor AAUI di Gedung Permata Kuningan beberapa waktu lalu. Berikut petikannya.

Boleh diceritakan bagaimana perkembangan industri asuransi umum sampai kuartal I-2018?

Sampai kuartal I-2018, industri asuransi umum mencatat pertumbuhan premi 10,4% ke angka Rp 16,66 triliun. Sedangkan klaim tercatat turun 10,5% ke angka Rp 6,11 triliun.

Kalau dilihat dari lini bisnisnya, asuransi harta benda tercatat mengalami penurunan pendapatan premi 10,1%, penyebabnya karena apa Pak?

Kami melihatnya, underwriter mencoba untuk menerbitkan bisins properti yang sehat sehingga selektif dalam membentuk portofolionya. Akibatnya, apabila ada akun yang tidak bagus, tidak diambil lagi. Penyebab lainnya, adalah dari tertanggung mengambil sendiri risikonya sehingga cover-nya berkurang (retensi sendiri).
Industri Asuransi Terkena Dampak Pelemahan RupiahFoto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana


Apakah ada hubungannya dengan perkembangan KPR perbankan?

Di dalam KPR ada portofolio yang komersial dan residensial. Untuk residensial, risikonya lebih bagus, misalnya untuk housing dan apartemen. Kami menduga, karena okupasi risiko di komersial tinggi, sehingga cover di residensial menjadi bertambah sehingga seharusnya premi di residensial naik. Namun, walaupun penjualan rumah swasta naik, namun tetap saja lebih kecil dari perkembangan properti komersial sehingga premi berkurang dan masih menyisakan minus besar.

Lalu, bagaimana dengan perkembangan di lini asuransi lain?

Premi asuransi rangka kapal juga menurun 8,5%. Penyebabnya karena underwriter memilih bisnis yang risikonya bagus. Sedangkan kapal-kapal yang diasuransikan sudah tua sehingga risikonya cukup tinggi.

Untuk perkembangan klaim, asuransi kredit perkembangannya cukup tinggi, apa yang menyebabkan hal tersebut?

Klaim asuransi kredit naik karena portofolio KUR di perbankan juga naik. Penyebab lainnya adalah karena peningkatan kredit konstruksi.

Kemudian, sampai akhir 2018, bagaimana dengan perkembangan industri asuransi umum?

Kondisi ke depan belum stabil, namun kalau perkembangan sesuai dengan yang direncanakan, maka akan meningkat cukup signifkan. Kami menargetkan, sampai akhir tahun, premi bisa bertumbuh 10%. Adapun faktor penyebabnya, karena kredit bank mulai ekspansif, walaupun selektif risiko tetap dilakukan. Pertumbuhan ekonomi juga bagus sehingga asuransi bisa naik.

Namun, ada pelemahan rupiah, kira-kira bagaimana dampaknya ke industri asuransi umum?

Asuransi energy akan terpengaruh karena adanya pelemahan rupiah. Karena terkait harga minyak yang sempat berada di bawah 70 brent, walaupun sempat naik. Pelaku sampai saat ini masih wait and see, siapa tahu turun lagi. Nanti, kalau sudah stabil, asuransi migas akan stabil.

Kami mengharapkan menunggu tidak terlalu lama, pertengahan tahun kami harapkan sudah ada keputusan untuk pengeboran minyak.

Selain asuransi energi, lini asuransi apa lagi yang terpengaruh pelemahan rupiah?

Asuransi kesehatan juga bisa terpengaruh. Karena kalau berbicara pelemahan rupiah mau tidak mau berkaitan dengan barang impor. Di asuransi kesehatan ada komponen barang impor seperti obat dan treatment yang berpotensi meningkatkan klaim.

Namun untuk perkembangan premi, peningkatan daya beli dan BPJS Kesehatan sangat membantu. Pemahaman penetrasi asuransi mulai bagus, karena ditambah ada beberapa yang tidak puas sehingga mereka top-up ke asuransi komersial sehingga menambah kenaikan di bisnis asuransi kesehatan.

Sementara untuk klaim, klaim besar bisa saja terkait karena biaya terkait klaim masih terkait dengan luar negeri. Namun untuk potensinya belum tahu. Karena underwriter asuransi kesehatan juga mengkhawatirkan fraud. Sehingga kalau bisa antisipasi fraud, maka klaim bisa ditekan.

Kalau bicara berapa rasio loss ratio-nya, harapakan kami tidak terlalu besar. Sekarang, sudah 56,1% dan itu tidak terlalu tinggi untuk asuransi kesehatan.

Untuk membuat asuransi umum bertumbuh kan memerlukan dukungan aturan, sejauh ini aturan apa yang sangat diperlukan industri asuransi umum?

Lembaga penjamin polis, merupakan salah satu hal yang diatur dalam UU No.40 Tahun 2014. Saat ini sedang didiskusikan dengan lembaga jasa keuangan untuk dimintai pendapat dan dilihat pula benchmark di luar negeri. Setelah dikomunikasikan dengan pelaku industri, OJK tinggal merumuskan dan baru dibuatkan peraturannya.

Ada beberapa opsi dalam pembentukan lembaga penjamin polis itu. Ceritanya lembaga penjamin polis itu berbeda dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang kalau ada uang hilang diganti.

Di asuransi, ada premi dan klaim yang harus dijamin. Tetapi di asuransi umum, untuk premi sebetulnya dengan cadangan premi tidak perlu lagi. klaim besar asuransi bermasalah pun bisa ditangani karena kan ada reasuransi. Hal ini yang kami komunikasikan dengan OJK, kamarnya harus beda dengan LPS.

Mekanisme di industri asuransi juga sudah ada simpanan wajib. Regulator mewajibkan hal itu karena kalau ada asuransi bermasalah, instrumen simpanan wajib sudah ada. Namun perlu membentuk lembaga penjamin polis supaya masyarakat yakin. Mungkin akak membebani perusahaan asuransi karena harus membayar iuran. Sehingga kami menginginkan feedback yang worth it.


(dru) Next Article 90% Polis Asuransi Tidak Pernah Diklaim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular