4 Pilar Kedaulatan Digital RI: Semikonduktor, AI, Siber, dan Cloud

Kuntjoro Pinardi, CNBC Indonesia
23 August 2025 07:12
Kuntjoro Pinardi
Kuntjoro Pinardi
Kuntjoro Pinardi merupakan pengajar di Institut Sains Teknologi Nasional. Ia adalah Ahli Manajerial dan Tata Kelola Sistem Kebijakan Energi dan Sumber Daya Mineral serta Kebijakan Pembelajaran Individu untuk Generasi Emas Indonesia. Alumni Program Habibi.. Selengkapnya
Ilustrasi Chip Komputer (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels)
Foto: Ilustrasi chip. (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels)

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Indonesia kini berada di ambang momentum baru: membangun kedaulatan digital yang sesungguhnya.



Empat pilar strategis, yaitu semikonduktor, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), keamanan siber, dan cloud, adalah fondasi ekonomi sekaligus pertahanan digital negara.

Semikonduktor selama ini hanya kita konsumsi. Padahal, jika Indonesia berani membangun lini produksi 65 nm untuk chip energi, kesehatan, dan komunikasi militer, nilai tambahnya dapat mengangkat 0,5%-1% produk domestik bruto (PDB).

Chip bukan sekadar komponen, tetapi syarat agar kendaraan listrik, drone, hingga smart grid kita tidak tergantung pada negara lain.

Kecerdasan buatan memberi peluang lebih besar. Dengan encoder lokal dan large language model (LLM) yang dibangun dari nol, bahasa dan data Indonesia bisa menjadi pusat dari setiap sistem digital kita.

Potensinya 1%-2% PDB, melahirkan asisten cerdas PLN, sistem triase kesehatan di Puskesmas, dan analisis intelijen yang sepenuhnya berdiri di atas fondasi kita sendiri.

Keamanan siber adalah benteng. Tanpa sistem EDR/XDR lokal, tanpa threat intelligence yang kita kuasai sendiri, Indonesia hanya jadi sasaran.

Membangun SOC nasional dan AI Cyber Defense Assistant bukan sekadar teknis, ini kebutuhan strategis. Kontribusinya bisa mencapai 0,5% PDB sekaligus menyelamatkan aset nasional bernilai miliaran dolar dari serangan setiap tahun.

Cloud sovereign memastikan seluruh data nasional, dari kesehatan, energi, transportasi, hingga militer, berada di bawah yurisdiksi kita, bukan asing. Dengan model sovereign cloud, kontribusinya bisa 1%-1,5% PDB dan menjadi mesin layanan digital untuk industri sekaligus negara.

Jika keempat pilar ini dijalankan bersama, dampaknya adalah tambahan 3%-5% PDB atau sekitar US$ 42 miliar hingga US$ 70 miliar per tahun. Angka ini bukan sekadar potensi ekonomi, tetapi jaminan posisi Indonesia sebagai produsen, bukan konsumen, dalam ekonomi digital global.

Lebih dari itu, kedaulatan digital menyiapkan Indonesia menghadapi dunia multipolar yang penuh ketidakpastian. Dengan chip sendiri, AI sendiri, sistem siber sendiri, dan cloud sendiri, kita tidak hanya kuat secara ekonomi tetapi juga aman secara strategis.

Ini saatnya Indonesia tidak lagi berjalan di belakang. Empat pilar kedaulatan digital adalah tiket untuk melompat ke depan, menjadikan abad ke-21 sebagai abad Indonesia.


(miq/miq)

Tags

Related Opinion
Recommendation