Transformasi Sistem Pangan-Gizi Indonesia dan Arah Badan Gizi Nasional

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Ancaman Generasi Emas 2045 nyata akan dihadapi Indonesia. Ada fakta kemiskinan dan minim gizi bagi sekitar 168 juta orang Indonesia yang tidak mampu mengakses pangan bergizi, 4 sehat 5 sempurna. Akibatnya banyak terjadi kematian ibu hamil serta lahirnya bayi yang tidak normal, stunting salah satunya.
Wilayah pesisir sebagai penghasil protein nasional berupa ikan tak lepas dari kasus stunting. Kemiskinan menjadi sebab utama lahirnya kasus stunting. Dari target penurunan kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten/kota pada 2022, sebanyak 69,3 persen atau 147 kabupaten/kota merupakan wilayah pesisir.
Total jumlah penduduk miskin ekstrem di pesisir adalah sebanyak 1,3 juta penduduk atau 12,5 persen dari total penduduk miskin ekstrem di Indonesia yang berjumlah 10,86 juta jiwa. Persentase kemiskinan ekstrem tertinggi berlokasi di kabupaten/kota yang memiliki wilayah pesisir.
Dari 1,3 juta orang di pesisir, bisa jadi mereka para ibu nelayan yang sangat potensial melahirkan generasi stunting. Saat ini, Indonesia dihadapkan kasus stunting cukup tinggi, ada 22 balita yang stunting di antara 100 bayi. Angka yang cukup memprihatinkan. Perlu langkah "ekstrem" untuk menuntaskan stunting dengan kebijakan yang konsisten serta sistemik.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Target angka stunting 14% di tahun 2024 nampaknya berat tercapai, sementara pada tahun 2023 masih ada 21,6% angka bayi stunting. Artinya dalam setahun perlu dipotong sampai 7%, sulit tercapai karena akibat pandemi Covid-19 serta tekanan ekonomi membuat daya beli rakyat menurun.
Saya melihat potensi ikan sebagai sumber protein yang mampu memberikan daya kejut bagi pengentasan bayi stunting. Gemari atau gerakan makan ikan dengan program One Day One Fish (1 hari 1 ikan) penting untuk dilaksanakan oleh keluarga kader dan rakyat Indonesia.
Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan asam lemak, Omega 3, Omega 6 dan Omega 9, sangat relevan sebagai salah satu sumber gizi untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting.
Angka konsumsi ikan nasional per tahun 2021 mencapai 55 kilogram per kapita setara ikan utuh segar. Target angka konsumsi ikan tahun 2024 sekitar 62,5 kilogram per kapita setara ikan utuh segar.
Percepatan konsumsi ikan bagi ibu hamil dan rakyat harus terus dipacu, nelayan sebagai pelaku dan penghasil ikan harus diberikan perhatian khusus agar lebih cepat bangkit dari kemiskinan.
Gerakan One Day One Fish atau 1 hari 1 ikan bagi keluarga Indonesia yang digagas Partai Keadilan Sejahtera setidaknya memberikan kontribusi penting untuk mencegah stunting sekaligus memberantas kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir.
Pertama, penurunan angka stunting 7% dalam satu tahun harus didorong dengan peningkatan konsumsi ikan bisa mencapai minimal 5 kg/bulan - 8 kg/bulan atau minimal 60 kg/tahun. Bahkan bisa kita dorong 100 kg/tahun - 120 kg/tahun seperti Jepang, atau minimal 80 kg/tahun seperti Malaysia.
Jika ini bisa dilakukan maka stunting bisa cepat turun. Ikan yang baik untuk dikonsumsi anak seperti ikan kembung, salmon, nila, tuna, cakalang, gabus, lele.
Kedua, One Day One Fish akan memberikan potensi ekonomi kurang lebih hampir 13 juta ton - 20 juta ton ikan akan terbeli. Masyarakat Indonesia jumlahnya 260 juta.
Kalau dikalikan dengan tingkat konsumsi ikan per tahun yang sekitar 53 kg per orang maka kita membutuhkan sekitar 13 juta ton. Ada potensi ekonomi 13 juta x 5000 = 780 miliar/tahun. Itu baru satu jenis ikan. Jelas program ini akan memberikan dampak ekonomi yang baik untuk wilayah pesisir.
Dua alasan di atas sudah cukup untuk mendorong nelayan dan bangsa Indonesia melahirkan generasi cerdas, mencegah stunting. Ayo kita dorong One Day One Fish menuju Indonesia Emas 2045.