Tak Suka Pemerintah Berutang? Jangan Mengaku Fans MU

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 March 2018 18:35
Hidayat Setiaji
Hidayat Setiaji
Lulusan Kriminologi FISIP UI yang berangan-angan melanjutkan kuliah, meski belum terwujud. Menjadi jurnalis sejak 2007, dari media lokal sampai internasional. Menggeluti jurnalisme ekonomi secara terpaksa, tapi akhirnya malah menjadi profesi tetap hingga k.. Selengkapnya
Utang pemerintah jadi isu yang mengemuka beberapa terakhir. Ternyata, sepakbola pun tak lepas dari utang.
Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Beberapa waktu terakhir, entah kenapa soal utang kembali marak dibicarakan. Sampai-sampai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan pernyataan untuk menanggapi isu yang sensitif ini. 

"Perhatian elit politik, ekonom, dan masyarakat terhadap utang tentu sangat berguna bagi Menteri Keuangan selaku Pengelola Keuangan Negara untuk terus menjaga kewaspadaan, agar apa yang dikhawatirkan, yaitu terjadinya krisis utang tidak menjadi kenyataan. Namun, kita perlu mendudukkan masalah agar masyarakat dan elit politik tidak terjangkit histeria dan kekhawatiran berlebihan yang menyebabkan kondisi masyarakat menjadi tidak produktif. Kecuali kalau memang tujuan mereka yang selalu menyoroti masalah utang adalah untuk membuat masyarakat resah, ketakutan dan menjadi panik, serta untuk kepentingan politik tertentu," tegas Sri Mulyani. 

Menurut Sri Mulyani, utang merupakan salah satu instrumen untuk pembiayaan pembangunan. Sebab, penerimaan pajak maupun nonpajak belum mencukupi sebagai modal, apalagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya program pembangunan infrastruktur yang masif dari Sabang sampai Merauke. 

Selain itu, pemerintah juga meyakini punya kemampuan yang lebih dari cukup untuk membayar utang negara. Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 29%, masih jauh dari batas aman dalam UU Keuangan Negara yaitu 60%. Artinya, kapasitas perekonomian Indonesia mampu untuk melunasi utang tanpa perlu khawatir gagal bayar (default). 

"Hanya menyoroti instrumen utang tanpa melihat konteks besar dan upaya arah kebijakan pemerintahan jelas memberikan kualitas analisis dan masukan yang tidak lengkap dan bahkan dapat menyesatkan. Kita juga tidak akan mampu melihat permasalahan dan potensi ekonomi Indonesia. Lebih buruk, kita dapat mengerdilkan pemikiran dan menakut-nakuti masyarakat untuk tujuan negatif bagi bangsa kita sendiri. Itu bukan niat terpuji tentunya," papar Sri Mulyani. 

Kita tidak akan bicara soal utang negara apalagi politik. Seperti biasa, let's talk about football. Namun melihat maraknya isu utang, saya tertarik untuk mengaitkannya ke sepakbola.

Seperti pengelolaan negara atau perusahaan,klub sepakbola pun tidak lepas dari utang. Menurut laporan Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA), keuangan klub-klub di Benua Biru semakin sehat.

Pada 2011, rasio antara utang dengan pendapatan klub semakin turun. Ini merupakan dampak pemberlakuan aturan Financial Fair Play, di mana klub tidak boleh membelanjakan dana lebih besar dari pemasukannya.

TahunRasio Utang/Pendapatan (%)
201060
201151
201252
201346
201442
201540
201635
UEFA

Klub-klub Inggris jadi yang paling agresif berutang. Total utang klub Inggris pada akhir 2016 mencapai 1,52 miliar euro (Rp 25,92 triliun). Rata-rata utang klub Inggris adalah 76,3 juta euro (Rp 1,29 triliun). 

MU Si Raja Utang

Sementara dari sisi klub, Manchester United (MU) jadi pemilik utang terbanyak. Utang Setan Merah pada akhir 2016 mencapai 561 juta euro (Rp 9,54 triliun), naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan jarak dengan Benfica di posisi kedua terpaut lumayan jauh.UEFA

Tak Suka Pemerintah Berutang? Jangan Mengaku Fans MUUEFA

Kalau pemerintah bisa mengklaim kapasitas ekonomi mampu membayar utang, bagaimana dengan MU sebagai klub dengan utang terbanyak di dunia? Well, kinerja keuangan MU sepertinya mereka tidak perlu khawatir soal utang. 

Berdasarkan laporan UEFA, utang MU juga masih tumbuh cukup sehat. Selain itu, utang pun mampu berdampak positif terhadap pendapatan dan aset jangka panjang. Artinya, utang mampu mendongrak pendapatan sehingga tidak perlu khawatir terhadap pembayarannya.

KlubPertumbuhan Utang (% YoY)Pengali Terhadap Pendapatan (Kali)Pengali Terhadap Aset Jangka Panjang (Kali)
MU5%0,80,9
Benfica-82,51,1
Inter Milan-11,51,7
Juventus350,80,8
Liverpool660,70,6
Atletico Madrid651,20,9
AS Roma231,20,9
Olympique Lyon591,60,6
Valencia-1520,6
AC Milan-160,91,7
UEFA

Pada laporan keuangan tahun fiskal 2017, MU membukukan pendapatan 581,2 juta poundsterling (Rp 11,33 triliun). Tumbuh 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih klub yang bermarkas di Old Trafford ini pun naik 7,7% menjadi 39,2 juta poundsterling (Rp 686 miliar).

Pos2017 (Juta Poundsterling)2016 (Juta Poundsterling)Perubahan (%)
Pendapatan komersial275,5268,32,7
Pendapatan hak siar194,1140,438,2
Pendapatan pertandingan stadion111,6106,64,7
Pendapatan581,2515,312,8
Pendapatan operasional80,868,917,3
Laba bersih39,236,47,7
Laporan Keuangan MU

Pendapatan MU juga tumbuh cukup stabil. MU bisa dibilang sebagai klub yang subsisten, alias bisa menghidupi dirinya sendiri. Pendapatan terbesar MU adalah dari sisi komersial, karena 'menjual' brand mereka. MU tidak terlalu tergantung pada pendapatan eksternal seperti hak siar, seperti halnya klub-klub lain. 

Tak Suka Pemerintah Berutang? Jangan Mengaku Fans MU

Arus kas MU pun masih aman, di mana pada akhir tahun fiskal 2017 tercatat positif 290,27 juta poundsterling (Rp 5,66 triliun). Naik 26,65% dibandingkan setahun sebelumnya.

Pos2017 (Juta Poundsterling)2016 (Juta Poundsterling)
Kas operasional251,76200,86
Pembayaran bunga(19,52)(13,22)
Pendapatan bunga736487
Pembayaran pajak(5,31)(2,04)
Pembayaran properti, lahan, dan peralatan(8,37)(5,10)
Penjualan properti, lahan, dan peralatan-0,19
Pembayaran aset tak berwujud (intagible)(193,82)(138,09)
Penjualan aset tak berwujud (intagible)51,8738,36
Pembayaran pinjaman(395)(371)
Pembayaran dividen(23,29)(20,45)
Tambahan  kas dan setara kas5360,82
Kas dan setara kas akhir periode290,27229,19
Laporan Keuangan MU

Mengutip Reuters, MU diperkirakan masih melanjutkan performa keuangan yang kinclong pada tahun-tahun ke depan. Untuk tahun fiskal 2018, laba bersih MU akan naik lagi menjadi 590,88 juta poundsterling (Rp 11,52 triliun). Lalu pada 2019 tumbuh lagi ke 625,72 juta poundsterling (Rp 12,2 triliun), dan pada 2020 menjadi 675,33 juta poundsterling (Rp 13,17 triliun).

Pos FY Jun-18FY Jun-19FY Jun-20
REVENUE590,88625,72675,33
TOTAL COMPENSATION EXPENSE293,57317,82343,25
OPERATING EXPENSE484,03505,62520,53
EBITDA188,33191,89208,33
EBITDA REPORTED195,00191,00218,00
EBITDA PER SHARE118,73116,22132,88
DEPRECIATION---
AMORTIZATION---
DEPRECIATION & AMORTIZATION150,20143,20136,60
EBIT45,5447,4973,45
OPERATING PROFIT---
INTEREST EXPENSE18,6020,0020,00
PRE-TAX PROFIT28,4426,2658,55
PRE-TAX PROFIT REPORTED24,9025,7857,20
TAX PROVISION57,307,409,50
TAX RATE---
NET INCOME15,3018,6845,70
NET INCOME REPORTED-29,9519,4445,30
NUMBER OF SHARES OUTSTANDING164,05164,05164,05
EARNINGS PER SHARE10,0011,1626,79
EARNINGS PER SHARE REPORTED-8,9910,8326,29
DIVIDEND PER SHARE15,5015,5018,00
Reuters

Melihat kinerja keuangan MU, sepertinya tidak perlu khawatir mengenai utang yang menggunung. Bila tidak ada aral melintang, sepertinya MU bisa membayar segala kewajibannya. 

Utang menjadi salah satu instrumen penting untuk membangun MU. Seperti yang dikatakan Edward Woodward, Vice Chairman MU, utang yang diinvestasikan dengan cara benar mampu berkontribusi positif terhadap kinerja MU baik sebagai entitas bisnis maupun entitas olahraga. 

"Kami berhasil membukukan pendapatan 581 juta poundsterling, rekor tertinggi. Kami puas dengan investasi yang kami lakukan," sebutnya. 

Bila pemerintah berutang untuk membangun jalan, jembatan, sampai sekolah, maka MU berutang untuk membeli pemain, perbaikan fasilitas, sampai promosi ke seantero bumi. Utang, bila dipakai secara produktif dan menghasilkan pemasukan di kemudian hari, bukan sesuatu yang dilarang. 

Oleh karena itu, jika Anda fans MU tapi tidak suka melihat pemerintah berutang, lebih baik Anda melihat lagi kadar ke-fans-an Anda. Sebab seperti halnya pemerintah yang berutang untuk pembangunan, MU pun dibangun salah satunya dari utang. Dengan utang itu, MU bisa membangun kejayaan dan mem-bully Liverpudlian seperti saya...
(aji/aji)

Tags

Related Opinion
Recommendation