MARKET DATA
Economic Outlook 2026

Konsumsi Rumah Tangga 2026 Diperkirakan Membaik, Namun Tidak Merata

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
31 December 2025 12:00
Suasana pengunjung di Pusat Perbelajan Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Suasana pengunjung di Pusat Perbelajan Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tumbuh pada 2026, namun tidak merata. Ekonom mengatakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan lebih terlihat di masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.

Konsumsi rumah tangga patut dicermati karena menjadi indikator penting dalam ekonomi suatu negara, utamanya Indonesia di mana Produk Domestik Bruto (PDB) 50% lebih digerakkan oleh konsumsi rumah tangga.

Ekonom UOB Kay Hian Surya Wijaksana mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga RI akan pulih sebagian pada 2026.

"Konsumsi rumah tangga pulih sebagian, kelas menangah dan kelas atas yang masih ada daya beli," ucapnya saat dihubungi oleh CNBC Indonesia dikutip pada Rabu (31/12/2025).

Surya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke atas masih kencang karena ada tabungan, pendapatan yang semakin meningkat, dan ditopang oleh artificial intelligence.

Sementara di kalangan menengah ke bawah pertumbuhan konsumsi akan terbatas dipengaruhi oleh tabungan yang menipis, pendapatan terbatas, serta kesempatan kerja yang semakin sedikit.

"Jadi kita liat pemulihan konsumsi rumah tangga lebih dari menengah ke atas ya, dengan confidence yang semakin menguat dan masih adanya tabungan. Jadi belum fully recover, karena kelas bawahnya masih struggle."

Analis Senior di Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny Sasmita memperkirakan konsumsi rumah tangga tetap tunggu namun melambat serta tidak merata. Tekanan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ada di kelas menengah.

"Konsumsi rumah tangga, saya meyakini akan tetap tumbuh, tetapi agak melambat secara struktural, seiring tekanan biaya hidup dan perubahan pola belanja kelas menengah," ucapnya kepada CNBC Indonesia dikutip pada Rabu (31/12/2025).

"Pertumbuhan konsumsi tidak lagi merata, melainkan terkonsentrasi pada kelompok pendapatan tertentu," sambungnya.

Sementara itu, dari lembaga think tank, seperti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih melambat pada 2026.

Strategic Research Manager CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menitikberatkan tekanan pada upah riil serta transmisi stimulus yang kurang cepat berimplikasi terhadap daya beli masyarakat.

"Konsumsi diperkirakan belum pulih secara signifikan, tercermin dari tekanan pada upah riil di sejumlah sektor utama dan lambatnya transmisi stimulus ke daya beli masyarakat."

Di sisi lain, Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede membaca pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan tumbuh positif karena didorong oleh program prioritas pemerintah.

"Konsumsi membaik seiring dukungan kebijakan pemerintah dan biaya pinjaman yang lebih ringan," katanya kepada CNBC Indonesia dikutip Rabu (31/12/2025).

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengungkapkan tanda-tanda akan baiknya ekonomi pada 2026. Pertama ialah konsumsi masyarakat yang akan terjaga, tercermin dari level Mandiri Spending Index atau MSI November 2025 di level 312,8, naik dibanding catatan per Oktober 2025 sebesar 297,4.

Lalu, investasi kata dia terus tumbuh. Sepanjang tahun ini hingga September 2025 realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sudah mencapai Rp 1.434 triliun, dan masih akan terdorong dari investasi yang akan didorong oleh BPI Danantara.

Ia pun mengungkapkan, pemerintah Indonesia hingga akhir November 2025 juga telah menggelontorkan belanja negara senilai Rp 1.109 triliun untuk menjaga daya beli dan geliat ekonomi masyarakat.

"Jadi indikator-indikator risiko pertumbuhan 2026 sudah terserap tahun ini," kata Airlangga.

(ras/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bansos & Segudang Diskon dari Prabowo Genjot Ekonomi RI Lompat 5,12%


Most Popular
Features