MARKET DATA
INTERNASIONAL

Pesawat Bawa 239 Orang Hilang Misterius, Operasi Pencarian Digelar

Tommy Patrio Sorongan,  CNBC Indonesia
30 December 2025 06:05
FILE - In this March 31, 2014 file photo, the shadow of a Royal New Zealand Air Force P3 Orion is seen on low level cloud while the aircraft searches for missing Malaysia Airlines Flight MH370 in the southern Indian Ocean, near the coast of Western Australia. An independent investigation report released Monday, July 30, 2018,  more than four years after Malaysia Airlines Flight 370 disappeared highlighted shortcomings in the government response that exacerbated the mystery.(AP Photo/Rob Griffith, File)
Foto: AP/Rob Griffith

Jakarta, CNBC Indonesia - Titik terang dalam salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia kembali dicari. Operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 dijadwalkan akan dilanjutkan pada Selasa (30/12/2025), lebih dari satu dekade setelah pesawat tersebut hilang bersama 239 orang di dalamnya. Pihak berwenang berharap upaya terbaru ini dapat mengakhiri spekulasi panjang mengenai keberadaan burung besi tersebut.

Kementerian Transportasi Malaysia bulan ini mengumumkan bahwa pencarian dasar laut akan dilakukan secara bertahap selama 55 hari. Dalam kesepakatan yang tergolong unik, Ocean Infinity menyetujui kontrak berbasis keberhasilan atau "no find, no fee".

Berdasarkan kontrak tersebut, Ocean Infinity akan menyisir area baru seluas 15.000 kilometer persegi di dasar samudra. Pemerintah Malaysia hanya akan membayar sebesar US$ 70 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun jika puing-puing pesawat berhasil ditemukan. Namun, hingga saat ini, pihak Ocean Infinity menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait rincian teknis pencarian terbaru mereka.


Pesawat Malaysia Airlines MH370 keluar dari jalurnya dan menghilang dari radar lalu lintas udara saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014. Pesawat tersebut membawa 12 awak kabin asal Malaysia dan 227 penumpang, yang mayoritas merupakan warga negara China. Selain warga China dan Malaysia (38 penumpang), terdapat juga penumpang dari berbagai negara lain termasuk Indonesia, Australia, India, Prancis, Amerika Serikat, Iran, Ukraina, Kanada, Selandia Baru, Belanda, Rusia, dan Taiwan.

Operasi pencarian bawah laut ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Australia, Malaysia, dan China sebelumnya telah menyisir lebih dari 120.000 kilometer persegi dasar laut di Samudra Hindia Selatan sebelum menghentikan operasi pada Januari 2017. Meskipun Ocean Infinity sempat melakukan pencarian selama tiga bulan pada 2018, upaya tersebut juga berakhir tanpa hasil.

Selama bertahun-tahun, sejumlah puing yang dikonfirmasi berasal dari MH370 telah terdampar di sepanjang pantai Afrika dan pulau-pulau di Samudra Hindia. Data ini digunakan dalam analisis pola hanyut (drift-pattern) guna membantu mempersempit lokasi jatuhnya pesawat. Hingga kini, lokasi spesifik pencarian baru ini dirahasiakan, di mana pemerintah Malaysia hanya menyatakan bahwa operasi akan difokuskan pada area target yang dinilai memiliki probabilitas tertinggi.

Pada tahun 2018, investigasi resmi Malaysia menyimpulkan bahwa pesawat tersebut diputar balik secara manual, bukan di bawah kendali autopilot. Laporan tersebut menyatakan "campur tangan tidak sah oleh pihak ketiga" tidak dapat dikesampingkan, namun membantah teori misi bunuh diri oleh pilot maupun kegagalan teknis sebagai penyebab utama.

Keluarga penumpang menyambut baik upaya baru ini dengan harapan besar. Danica Weeks, istri dari Paul Weeks, seorang penumpang asal Australia, menyatakan bahwa keluarganya tidak pernah berhenti berharap akan jawaban.

"Saya sangat berharap fase berikutnya ini memberikan kejelasan dan kedamaian yang sangat kami rindukan bagi kami dan orang-orang terkasih sejak 8 Maret 2014," ungkapnya kepada Guardian.

(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Bibit Siklon Tropis Dekati RI! BMKG Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem


Most Popular
Features