MARKET DATA

Ada 22 Desa Hilang Dampak Banjir Bandang Sumatra, Aceh Paling Banyak

Emir Yanwardhana,  CNBC Indonesia
29 December 2025 15:30
Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)
Foto: Warga desa menebang kayu-kayu yang hanyut oleh banjir bandang, berniat menggunakannya sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di Garoga, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). (YT HARIONO / AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan ada 22 desa yang hilang pasca bencana yang terjadi di tiga Provinsi di Sumatra. Salah satu wilayah yang paling banyak kehilangan desa adalah Provinsi Aceh.

Hal ini diungkapkan Tito saat Konferensi Pers Pemulihan dan Rencana Strategis Pascabencana Jelang Akhir Tahun, oleh beberapa menteri di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Senin (29/12/2025).

Tito awalnya menjelaskan akan mengirimkan pelajar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebanyak 1.054 personel mulai 3 Januari 2026. Mereka akan bekerja di daerah paling terdampak yakni di Aceh Tamiang dan Aceh Utara untuk bekerja menangani persoalan dokumen kependudukan.

"Kenapa kami mengatakan berat? karena memang data kami menunjukkan bahwa ada desa yang hilang itu totalnya 22. Di Aceh ada 13 hilang, rusak, di Sumatra Utara ada 8. Di Sumatra Barat ada 1," kata Tito.

Tito juga menjelaskan bahwa ada 1.580 di tiga provinsi kantor desa yang terdampak. 1.455 di Aceh, 93 berada di Sumatra Utara, dan 32 di Sumatra Barat.

"Paling banyak kantor desa yang rusak itu adalah di Aceh Utara 800-an, dan Aceh Tamiang," katanya.

Untuk itu Kementerian Dalam Negeri akan berupaya menghidupkan kembali kantor pemerintahan di daerah termasuk di desa. Sehingga personil IPDN dan pengasuhnya yang dikirim akan membantu tugas administrasi pemerintahan yang akan dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran.

"Semacam kuliah kerja nyata riil, jadi ini mereka berhadapan langsung dengan permasalahan sambil membantu masyarakat," kata Tito.

Dalam kesempatan itu, Tito juga mengatakan bahwa situasi bencana ini merubah kondisi pemerintahan, karena ada desa yang hilang juga infrastruktur pendukungnnya. Untuk itu dia mengeluarkan surat edaran baru untuk penyusunan kembali APBD yang sudah sempat disahkan pada masa sebelum terjadi bencana.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Bencana Banjir Hantam Dunia, Sumatra Berduka


Most Popular
Features