Internasional

Thailand Menggila Bombardir Kamboja, Sekolah Chaos-3 Juta Jadi Korban

Redaksi, CNBC Indonesia
Sabtu, 27/12/2025 07:00 WIB
Foto: Militer Thailand mengonfirmasi telah melakukan operasi tembakan tank untuk menghancurkan sebuah kompleks di sisi perbatasan Kamboja pada Selasa. (Tangkapan Layar Video Reuters/Royal Thai Army Region 1)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Thailand dan Kamboja kian memanas. Pada momen perayaan Natal, dilaporkan serangan bom dari jet tempur Thailand menghantam distrik Banan, Battambang, Kamboja.

Kamboja mengatakan agresi Thailand telah meningkat seiring perang yang sudah berlangsung lebih dari 20 hari, dikutip dari KiriPost, Sabtu (27/12/2025), berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Kamboja.


Pada Kamis (25/12), kementerian melaporkan pasukan Thailand mengerahkan jet tempur T-50TH untuk menjatuhkan satu bom di distrik Banan pada pukul 14.02 waktu setempat.

Sebelumnya, pada Rabu (24/12) pukul 10.00 waktu setempat, militer Thailand menggunakan jet tempur T-50 untuk menjatuhkan empat bom di daerah Phnom Sampov, Battambang.

Insiden ini memaksa para siswa yang sedang belajar di luar kelas dan warga sipil di sepanjang Phnom Sampov untuk mengungsi ke tempat aman.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (MoEYS) mengeluarkan pernyataan yang menutup sementara sekolah-sekolah di Banan dan Phnom Sampov karena alasan keamanan.

3 Juta Murid Sekolah Jadi Korban

MoEYS melaporkan bahwa hingga Kamis (25/12), total 1.311 sekolah di provinsi Oddar Meanchey, Banteay Meanchey, Preah Vihear, Battambang, Koh Kong, Pursat, dan Siem Reap telah ditutup, yang berdampak pada 15.034 guru dan 3.221.033 siswa.

Kementerian Dalam Negeri melaporkan sejak 7 Desember 2025, Kamboja telah menjadi sasaran agresi militer terbuka dan disengaja oleh angkatan bersenjata Thailand di sepanjang perbatasan baratnya.

"Ini bukan insiden terisolasi, bukan pula bentrokan yang tidak disengaja, atau eskalasi yang tidak terkendali," lembaga tersebut menuturkan, dikutip dari Kiripost..

Kementerian menambahkan bahwa perang tersebut telah direncanakan, diakui, dan dilakukan oleh Negara Thailand. Pasukan darat, udara, dan laut telah dikerahkan secara bersamaan.

"Serangan tersebut tidak hanya mengenai posisi militer tetapi juga warga sipil, infrastruktur penting, kuil, dan monumen bersejarah Khmer. Dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini, lima kebenaran mendasar harus dinyatakan," kementerian menuturkan.

Hingga kini, Kementerian Pertahanan Nasional melaporkan pasukan militer Thailand terus melakukan pelanggaran di daerah pemukiman sipil, di Wilayah Militer ke-5, menembakkan artileri berat ke desa Tuek Thla, komune Angkor Ban, distrik Sampov Lun di provinsi Battambang, mengakibatkan satu rumah rusak.

Kementerian melaporkan bahwa lebih dari setengah juta warga telah dievakuasi menyusul bentrokan perbatasan pada 7 Desember. Selain itu, 30 warga sipil Kamboja tewas, termasuk seorang bayi, dan 87 luka-luka.

Kementerian Pertahanan melaporkan selama invasi, pasukan Thailand telah menggunakan berbagai jenis senjata dan peralatan berat dan destruktif, termasuk jet tempur F-16, DTI-2, drone canggih, bom cluster, gas beracun, dan T-50.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas, Warga Dievakuasi