BPH Migas Pakai Cara Ini Cegah BBM Subsidi Langka Saat Libur Nataru
Surabaya, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memberikan fleksibilitas berupa pengalihan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi antar-wilayah selama masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Hal itu tidak lain untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di berbagai daerah tujuan mudik maupun wisata.
Kepala BPH Migas Wahyudi Anas mengatakan mekanisme oper kuota tersebut berlaku antar-kabupaten/kota hingga lintas provinsi sesuai dengan titik-titik kepadatan konsumsi BBM di lapangan. Menurutnya, dengan skema tersebut maka kelangkaan BBM bisa dihindari.
"BPH Migas memberikan kesempatan kepada Pertamina Patra untuk melakukan alih kuota antar kabupaten kota sesuai dengan kebutuhan. Kenapa demikian? Gerakan masyarakat yang saat ini melaksanakan libur Natal Tahun Baru itu sangat dinamis," ujar Wahyudi saat meninjau SPBU di Wonocolo, Surabaya, Kamis (25/12/2025).
Tidak lain, tujuannya agar pihaknya bisa memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat sekaligus mencegah terjadinya antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Nantinya, suplai BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi dapat segera digeser ke wilayah yang mengalami lonjakan permintaan mendadak.
Foto: CNBC IndonesiaMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut masih menyusun regulasi untuk memastikan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar maupun Pertalite agar lebih tepat sasaran. |
"Dan ini sebagai upaya agar supaya masyarakat lebih tenang ya untuk mendapatkan BBM. Kemudian jangan sampai panik juga, ke media, agar supaya masyarakat juga jangan panic buying pada saat mendekati Nataru ini," imbuhnya.
Terkait ketersediaan kuota subsidi menjelang tutup tahun, Wahyudi memastikan sisa alokasi yang ada masih sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir Desember.
"Kalau masa normal kan mohon maaf, ini kan sebetulnya akhir tahun. Kuota itu sampai akhir tahun. Kalau masa normal mulai Januari-Februari ini artinya tidak perlu fleksibilitas masih bisa dicukupi dengan kondisi-kondisi kuota yang telah ditetapkan," jelas Wahyudi.
(wur)[Gambas:Video CNBC]
Foto: CNBC Indonesia