MARKET DATA
Big Stories 2025

Kashmir Membara, dari Surga Dunia ke Ambang Perang Nuklir Dua Negara

luc,  CNBC Indonesia
25 December 2025 06:00
Umat ​​Muslim Kashmir melaksanakan salat Jumat di jalan sementara petugas keamanan berjaga di Srinagar, 2 Mei 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)
Foto: Umat ​​Muslim Kashmir melaksanakan salat Jumat di jalan sementara petugas keamanan berjaga di Srinagar, 2 Mei 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)
Daftar Isi

Pagi itu, Kashmir yang selama dijuluki surga dunia berubah menjadi ladang duka. Suara tembakan memecah ketenangan kawasan wisata di wilayah India-administered Kashmir, menewaskan 26 wisatawan yang tengah menikmati musim semi di pegunungan Himalaya.

Serangan inilah yang kemudian menjadi titik balik paling berbahaya dalam hubungan India dan Pakistan sepanjang 2025. Perkembangan ini menjadi sorotan luas dunia, termasuk para pembaca CNBC Indonesia.

Tragedi yang terjadi pada 22 April 2025 tersebut bukan sekadar serangan teror biasa. Ia menjadi pemantik eskalasi militer terbesar antara dua negara berkekuatan nuklir di Asia Selatan dalam beberapa dekade terakhir, sekaligus membuka kembali luka lama bernama Kashmir, wilayah sengketa yang tak pernah benar-benar damai sejak pemisahan India dan Pakistan oleh Inggris hampir delapan dekade lalu.

Kashmir sejak lama dikenal sebagai wilayah dengan keindahan alam luar biasa: danau, lembah hijau, serta pegunungan bersalju. Namun di balik pesona itu, Kashmir adalah salah satu wilayah paling termiliterisasi di dunia.

India dan Pakistan sama-sama mengeklaim wilayah ini secara penuh. Sejak 1947, Kashmir telah menjadi pemicu empat perang besar, puluhan bentrokan bersenjata, dan ribuan korban jiwa. Akar konfliknya berawal dari warisan kolonial Inggris yang meninggalkan persoalan perbatasan tanpa penyelesaian tuntas, sebuah pola yang juga terlihat dalam konflik Palestina.

Bunga di Kashmir. (AP/Dar Yasin)Bunga di Kashmir. (AP/Dar Yasin)

Serangan Maut dan Tuduhan Terorisme

Setelah serangan yang menewaskan 26 wisatawan, New Delhi bergerak cepat. Pemerintah India menuding serangan tersebut memiliki kaitan dengan kelompok militan berbasis di Pakistan, khususnya organisasi seperti Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammad, dua kelompok yang telah lama masuk daftar organisasi teroris internasional.

Pakistan membantah keras tuduhan tersebut. Islamabad menyatakan tidak terlibat dan menuding India memanfaatkan tragedi itu sebagai alasan untuk meningkatkan tekanan militer dan politik di Kashmir.

Namun, situasi sudah telanjur bergerak ke arah yang lebih berbahaya.

Dari Retorika ke Mobilisasi Militer

Tak lama setelah serangan itu, India meningkatkan status kesiagaan militernya. Pasukan tambahan digeser ke Kashmir, latihan militer diperluas, dan retorika politik mengeras. Pakistan merespons dengan langkah serupa.

Seorang menteri Pakistan bahkan secara terbuka mengeluarkan pernyataan yang mengguncang dunia internasional: jarak menuju perang nuklir dengan India hanya "sejengkal." Pernyataan ini memicu kekhawatiran global, mengingat kedua negara sama-sama memiliki hulu ledak nuklir aktif dan sistem peluncuran siap pakai.

Eskalasi berlanjut ketika Pakistan mengeluarkan peringatan bahwa mereka siap menyerang balik, termasuk dengan rudal berkemampuan nuklir, jika India melancarkan agresi lebih lanjut. India, di sisi lain, menegaskan doktrin pertahanan nasionalnya dan memperlihatkan kesiapan kekuatan strategis.

India dan Pakistan sama-sama memiliki puluhan hingga ratusan hulu ledak nuklir. Keduanya juga memiliki rudal balistik jarak menengah dan jauh

Adapun waktu peringatan dini sangat singkat, meningkatkan risiko salah perhitungan

Inilah yang membuat konflik Kashmir tidak pernah menjadi konflik regional biasa. Setiap eskalasi membawa risiko kehancuran lintas negara.

India Menyerang, Dunia Menahan Napas

Puncak eskalasi terjadi ketika India melancarkan serangan militer ke wilayah Pakistan, dengan alasan memburu kelompok yang dituding bertanggung jawab atas pembantaian wisatawan. Serangan ini menandai perubahan besar: dari perang kata-kata menjadi aksi militer langsung.

Pakistan menyebut serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan dan bersiap membalas. Di titik ini, dunia internasional mulai bergerak cepat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan keras, menyebut konflik India-Pakistan sebagai salah satu ancaman perdamaian global paling serius tahun ini. Amerika Serikat dan China, dua kekuatan besar dengan kepentingan di Asia Selatan, juga ikut memantau situasi.

China, yang memiliki sengketa wilayah sendiri dengan India, menyerukan deeskalasi, sementara Amerika Serikat berupaya mencegah konflik berubah menjadi perang terbuka yang dapat mengguncang stabilitas global.

Petugas keamanan India berpatroli dengan kendaraan lapis baja di dekat Pahalgam di Kashmir selatan setelah penyerang tanpa pandang bulu menembaki wisatawan di Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India, Selasa, 22 April 2025. (AP Photo/Dar Yasin)Petugas keamanan India berpatroli dengan kendaraan lapis baja di dekat Pahalgam di Kashmir selatan setelah penyerang tanpa pandang bulu menembaki wisatawan di Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India, Selasa, 22 April 2025. (AP Photo/Dar Yasin)

Kashmir dan Bayang-Bayang Kiamat Nuklir

Bagi warga Kashmir, konflik ini bukan soal geopolitik atau nuklir. Ini tentang kehidupan sehari-hari yang kembali dihantui pos militer, jam malam, dan ketakutan.

Bagi dunia, Kashmir 2025 adalah pengingat bahwa konflik lama yang tak pernah diselesaikan bisa meledak kapan saja, bahkan di era modern. Serangan terhadap 26 wisatawan telah membuka kembali pintu menuju krisis yang nyaris tak terbayangkan: perang nuklir antara dua negara besar.

Dan selama akar persoalan Kashmir tak pernah benar-benar diselesaikan, surga di kaki Himalaya itu akan terus hidup di bawah bayang-bayang senjata pemusnah massal.

 

Disclaimer:

Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article India Tembak Mati 3 Teroris Pembunuh Turis di Kashmir


Most Popular
Features