Internasional

India Respons Ancaman Perang Nuklir Pakistan, Beri Jawaban Menohok

luc, CNBC Indonesia
12 August 2025 08:05
India's supersonic Brahmos cruise missiles pass during a full dress rehearsal of a Republic Day parade in New Delhi, India, Thursday, Jan. 23, 2003. The Brahmos missile will be displayed for the first time on the 55th Indian Republic Day on Jan. 26. The missile is being developed jointly by Russian and Indian scientists. Brahmos missile can hit underwater and overland targets located between 100 to 300 kilometers (60 to 180 miles) away and is expected to be inducted into the Indian Navy by 2004. (AP Photo/Ajit Kumar)
Foto: Misil BrahMos (AP Photo/Ajit Kumar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernyataan provokatif Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Field Marshal Asim Munir, yang mengancam akan "menjatuhkan setengah dunia" jika negaranya terancam, menuai kecaman keras dari India dan memicu kekhawatiran baru di tengah hubungan yang sudah tegang antara kedua negara bertetangga bersenjata nuklir itu.

Mantan Wakil Penasihat Keamanan Nasional India, Pankaj Saran, menyebut ancaman tersebut "nekat dan berbahaya". Dalam wawancaranya dengan Newsweek, Saran menilai pernyataan Munir bukanlah sikap seorang pemimpin militer yang percaya diri.

"Saya pikir ini adalah keputusan sepihak untuk memamerkan kekuatan militer. Terus terang, dia tidak terdengar seperti seorang jenderal yang menang - dia lebih terdengar seperti seseorang yang bermain api dan memiliki dendam pribadi atau masalah mendalam dengan India," ujarnya, dikutip Selasa (12/8/2025).

Pernyataan Munir disampaikan pada Minggu lalu dalam acara pertemuan komunitas Pakistan di Tampa, Florida, sebagaimana dilaporkan portal berita Pakistan ARY News.

"Kami adalah bangsa nuklir; jika kami merasa akan tumbang, kami akan menjatuhkan setengah dunia bersama kami," katanya.

Selain ancaman nuklir, Munir juga memperingatkan bahwa pihaknya akan menghancurkan setiap bendungan yang dibangun India di Sungai Indus. Ancaman ini muncul setelah India pada 22 April menangguhkan perjanjian pembagian air sungai tersebut, menyusul serangan mematikan di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan sejumlah turis.

India menuding Pakistan berada di balik serangan itu, meski Islamabad membantah.

Saran menilai bahwa Munir sengaja melontarkan pernyataan itu di Amerika Serikat untuk memberi kesan dukungan dari Washington.

"Jelas dia merasa cukup percaya diri untuk membuat pernyataan seperti itu saat berada di Amerika Serikat... di negara sahabat seperti AS. Jadi, seberapa besar kebebasan yang dia rasa bisa didapatkan, atau memang sedang diberikan oleh Amerika, dan seberapa besar dukungan diam-diam yang ada, menjadi tanda tanya di India," katanya.

"Ini tidak perlu, tidak diprovokasi, dan tidak pantas. Tidak ada alasan logis untuk semua ini terjadi. Penting bagi pihak Amerika untuk memahami apa yang dia lakukan, karena jika kita terus di jalur ini, itu tidak akan membantu kepentingan AS di kawasan atau kepentingan India," tambahnya.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asia Siaga Perang Nuklir, 2 Negara Tetangga Ini Memanas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular