MARKET DATA

Simak! Ini 5 Poin Penting Hasil Negosiasi Tarif Lanjutan RI-AS

Arrijal Rachman ,  CNBC Indonesia
23 December 2025 11:00
Pertemuan resmi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Jamieson Greer pada Senin (22/12) di Washington D.C. (Dok. ekon.go.id)
Foto: Pertemuan resmi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Jamieson Greer pada Senin (22/12) di Washington D.C. (Dok. ekon.go.id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah menyelesaikan negosiasi lanjutan terkait tarif dagang resiprokal pada awal pekan ini.

Negosiasi lanjutan yang diarahkan untuk memfinalisasi kesepakatan tarif dagang resiprokal ini dilakukan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Jamieson Greer pada Senin (22/12) di Washington D.C.

Seusai negosiasi, Airlangga mengatakan perundingan yang cukup panjang sejak April 2025 itu akhirnya telah menghasilkan kesepakatan substansi yang diatur dalam dokumen perundingan perdagangan resiprokal (Agreements on Reciprocal Trade/ ART).

"Kami telah melaksanakan pertemuan dengan Ambassador Jamieson Greer (USTR), dan Alhamdulillah pembahasan berjalan sangat baik, sehingga dapat menyepakati secara substansi, isu-isu yang termuat dalam dokumen ART," kata Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (23/12/2025).

Berikut ini 5 poin penting dari hasil negosiasi lanjutan yang telah digelar pada pekan ini di Washington DC:

1. Prabowo-Trump Tandatangani Dokumen Kesepakatan

Airlangga mengatakan, dari hasil negosiasi kali ini, AS dan Indonesia sepakat untuk menuntaskan seluruh dokumen kesepakatan pada 12-19 Januari 2026.

Setelahnya, pada akhir Januari 2026, kedua belah pihak sepakat dokumen kesepakatan tarif resiprokal akan ditandatangani langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Akan ditandatangani secara resmi oleh Bapak Presiden Prabowo dan Presiden AS Donald Trump. Saat ini pihak AS yang sedang mengatur waktu yang tepat pertemua kedua pemimpin," paparnya.

2. AS Minta Akses Mineral Kritis RI

Dalam negosiasi itu, Airlangga juga mengatakan, pemerintah AS meminta Indonesia supaya membuka akses mineral kritis.

"AS mengharapkan dapat akses ke critical mineral," tegas Airlangga.

Menurut Airlangga, pemerintah AS juga terus mendorong komitmen Indonesia dalam melakukan deregulasi kebijakan yang bisa menghambat aktivitas perdagangan kedua negara.

"Pada joint statement yang lalu Indonesia memberikan komitmen untuk membuka akses pasar bagi Amerika Serikat, mengatasi isu-isu hambatan non-tarif yang menghambat kerja sama antar kedua negara," tegasnya.

3. Sawit, Kopi, Kakao, dan Teh RI Dikecualikan dari Tarif 19%

Dalam negosiasi lanjutan ini, AS juga memberikan komitmen untuk memberikan pengecualian tarif bagi produk-produk ekspor unggulan Indonesia yang tidak bisa diproduksi oleh AS seperti minyak kelapa sawit, kokoa, kopi, hingga teh.

"Indonesia juga mendapatkan pengecualian minyak kelapa sawit, kakao, dan lain-lain," ucap Airlangga saat konferensi pers secara langsung dari Washington, Selasa (23/12/2025).

Sebagaimana diketahui, sejak pengumuman Liberation Day pengenaan tarif resiprokal oleh AS pada 2 April 2025 lalu, Pemerintah Indonesia telah melakukan perundingan dan engagement yang intensif dengan Pemerintah AS, untuk mengatasi berbagai permasalahan perdagangan antar kedua negara.

Hasilnya pada 22 Juli 2025 yang lalu telah diterbitkan Joint Statement yang mengumumkan penurunan tarif resiprokal bagi Indonesia dari 32% menjadi 19%. Selepas terbitnya Joint Statement, Indonesia dan AS melaksanakan perundingan yang intensif untuk menyelesaikan perjanjian dagang.

Dengan demikian, komoditas andalan ekspor Indonesia itu dikecualikan dari besaran tarif resiprokal yang akan disepakati secara resmi pada akhir Januari 2026.

"Kuncinya adalah balance. Kita sampaikan mana isu-isu yang menjadi concern utama kepentingan Indonesia. Begitu juga sebaliknya, kita dengarkan pandangan dari AS. Kita cari jalan tengahnya," ungkap Menko Airlangga.

4. Untungkan 5 Juta Pekerja Industri Manufaktur RI

Pemerintah Indonesia mengklaim hasil kesepakatan tarif resiprokal dagang dengan Amerika Serikat akan menguntungkan industri manufaktur tanah air, termasuk para pekerjanya.

Setelah negosiasi dilakukan, Airlangga mengatakan, salah satu kesepakatan krusial ialah pemerintah AS setuju untuk mengecualikan sejumlah komoditas ekspor andalan Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kopi, kakao, hingga teh dari pengenaan tarif resiprokal yang per 22 Juli 2025 telah disepakati di level 19%, dari sebelumnya 32%.

"Tentu ini menjadi kabar yang baik terutama bagi industri Indonesia yang tertampak langsung kebijakan tarif," kata Airlangga.

"Di mana sektor-sektor yang terkena tarif tersebut terutama padat karya yang memperkerjakan 5 juta pekerja dan tentunya ini sangat strategis bagi Indonesia," tegasnya.

5. Kado Natal dari AS Buat RI

Ambassador Greer dalam negosiasi itu juga menyambut baik hasil pertemuan yang dilakukan di saat mulainya liburan Natal di AS, dan mengapresiasi semangat kedua pihak yang terus mendorong percepatan selesainya kesepakatan tarif.

"Hasil pertemuan ini menjadi hadiah Natal terindah, yang akan membawa kemanfaatan untuk kedua negara," ungkap Ambassador Greer memberikan apresiasi atas kesepakatan yang berhasil dicapai.

Setelah tercapainya kesepakatan tersebut, pada minggu ke-2 bulan Januari 2026, Tim Teknis dari kedua pihak RI dan AS direncanakan melanjutkan pertemuan teknis di Washington DC guna melakukan legal scrubing serta clean up dokumen, yang ditargetkan akan selesai dalam waktu 1 minggu. Dengan demikian, pada minggu ke-3 Januari 2026 dokumen ART sudah bisa diselesaikan oleh kedua pihak.

"Diharapkan sebelum akhir bulan Januari 2026, Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Trump sudah dapat menandatangani secara resmi dokumen ART di White House, Washington DC," tutur Menko Airlangga.

Saat ini pihak AS sedang melakukan koordinasi antara USTR dengan NSA (Natuional Security Agency) guna mengatur waktu yang paling tepat untuk rencana pertemuan kedua Kepala Negara dan penanda tanganan dokumen ART.

(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Kesepakatan RI-AS, Airlangga: Order Tekstil-Sepatu Mulai Jalan


Most Popular
Features