MARKET DATA
Internasional

Presiden Ini Nekat Cabut Subsidi BBM, Harga Bensin-Solar Naik 163%

luc,  CNBC Indonesia
18 December 2025 14:30
Truk tangki menunggu di dekat kilang Guillermo Elder Bell saat orang-orang berunjuk rasa di ibu kota La Paz terhadap kekurangan bahan bakar yang berlangsung lama dan kurangnya dolar, di Santa Cruz, Bolivia, Rabu (21/5/2025). (REUTERS/Ipa Ibanez)
Foto: Truk tangki menunggu di dekat kilang Guillermo Elder Bell saat orang-orang berunjuk rasa di ibu kota La Paz terhadap kekurangan bahan bakar yang berlangsung lama dan kurangnya dolar, di Santa Cruz, Bolivia, Rabu (21/5/2025). (REUTERS/Ipa Ibanez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Bolivia mengambil langkah ekonomi besar hanya sebulan setelah pergantian kepemimpinan, dengan mengumumkan pencabutan subsidi bahan bakar yang telah berlaku hampir dua dekade.

Presiden Rodrigo Paz pada Rabu (17/12/2025) menyatakan kebijakan ini ditempuh untuk memperbaiki kondisi keuangan negara yang kian tertekan. Dalam pidato nasionalnya, Paz menegaskan bahwa penghapusan subsidi tidak berarti negara melepaskan tanggung jawabnya kepada rakyat.

"Ini tidak berarti penelantaran [oleh pemerintah], ini berarti keteraturan, keadilan; redistribusi yang nyata, jelas, dan transparan," ujar Paz, dilansir Reuters.

Meski rincian teknis kebijakan tersebut akan diatur dalam dekret pemerintah yang masih disiapkan, Presiden Paz mengindikasikan bahwa kebijakan itu langsung diberlakukan, khususnya bagi sektor pertanian dan dunia usaha.

Kedua sektor tersebut sebelumnya telah disebut sebagai target awal penyesuaian subsidi oleh Paz.

Selain mencabut subsidi, Paz juga membuka kemungkinan bagi impor solar secara langsung. Langkah ini diambil di tengah kesulitan perusahaan minyak dan gas milik negara, Yacimientos Petrolíferos Fiscales Bolivianos (YPFB), dalam mengamankan pasokan bahan bakar.

Bolivia telah membekukan harga bahan bakar sejak 2006. Selama hampir 19 tahun, harga solar dipatok pada 3,72 boliviano per liter, atau sekitar Rp9.000 per liter, sementara bensin premium dijual seharga 3,74 boliviano per liter atau sekitar Rp9.080 per tlier.

Dengan kebijakan baru ini, harga solar melonjak menjadi 9,80 boliviano per liter atau sekitar Rp24.000, sementara bensin premium naik menjadi 6,96 boliviano per liter atau sekitar Rp16.900 per liter.

Menteri Minyak dan Gas Bolivia, Mauricio Medinaceli, mengatakan harga baru tersebut akan ditetapkan untuk jangka waktu 6 bulan. Namun, ia tidak menutup kemungkinan adanya penyesuaian lanjutan setelah periode tersebut berakhir.

Presiden Paz sendiri mewarisi kondisi ekonomi yang dinilai berada dalam situasi sulit. Pemerintahannya kini menghadapi tantangan besar, termasuk negosiasi yang rumit di parlemen untuk meloloskan paket reformasi ekonomi. Para ekonom menilai reformasi tersebut krusial untuk menstabilkan keuangan negara dan memulihkan kepercayaan terhadap perekonomian Bolivia.

Kebijakan pencabutan subsidi ini menandai salah satu keputusan paling berani di awal masa jabatan Paz, sekaligus menjadi ujian politik dan sosial bagi pemerintahannya di tengah tekanan ekonomi yang terus membayangi Bolivia.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Subsidi BBM & LPG 3 Kg di 2026 Melejit 11,2% Jadi Rp 105,4 Triliun


Most Popular
Features