MARKET DATA
Internasional

China-Jepang Rusuh Lagi, Beijing Hukum Sosok Penting Ini

Thea Fathanah Arbar,  CNBC Indonesia
18 December 2025 12:35
Foto kolase bendera Jepang dan CHina. (CNBC Indonesia)
Foto: Foto kolase bendera Jepang dan CHina. (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - China mengirim sinyal keras kepada Jepang dengan menjatuhkan sanksi terhadap mantan pejabat tinggi militernya, Shigeru Iwasaki, menyusul perannya sebagai penasihat pemerintah Taiwan. Langkah ini menandai eskalasi terbaru ketegangan Beijing-Tokyo yang dipicu isu Taiwan.

Kementerian Luar Negeri China pada Senin menyatakan Iwasaki, mantan Kepala Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang periode 2012-2014, dikenai sanksi berdasarkan Undang-Undang Anti-Sanksi Asing. Iwasaki diketahui diangkat Kabinet Taiwan sebagai konsultan kebijakan untuk masa jabatan satu tahun sejak Maret.

"Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan utama China dan merupakan garis merah yang tidak boleh dilanggar," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers, dikutip Newsweek, Kamis (18/12/2025).

Guo menuding Iwasaki telah "berkolusi dengan kekuatan separatis kemerdekaan Taiwan" dan melakukan provokasi serius yang melanggar kesepakatan yang ada antara China dan Jepang.

Ketegangan kedua negara meningkat sejak awal November, setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyebut kemungkinan blokade militer China terhadap Taiwan dapat memicu intervensi militer bersama Jepang dan Amerika Serikat.

Beijing kemudian merespons dengan langkah balasan, termasuk peringatan perjalanan dan penangguhan penerbangan ke Jepang, sembari menuduh Tokyo melakukan provokasi militer.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya meski tidak pernah memerintah pulau tersebut. Beijing juga berulang kali menegaskan tekad untuk menguasai Taiwan, termasuk dengan kekuatan militer jika diperlukan.

Dari Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara menyatakan kekecewaannya atas langkah Beijing. Ia menilai China menekan seseorang hanya karena memiliki pandangan yang berbeda.

"Jepang akan terus menyampaikan posisinya kepada pihak China," ujarnya kepada wartawan.

Sementara itu, Duta Besar de facto Taiwan untuk Jepang, Lee Yi-yang, menilai tekanan Beijing terhadap Tokyo tidak akan berlangsung tanpa batas. Ia menyoroti peran strategis Jepang dalam rantai pasok semikonduktor global.

"Jepang menguasai sekitar 50% pangsa pasar material semikonduktor dan 30% peralatan terkait, yang sebagian besar diekspor ke China," katanya kepada Kantor Berita Pusat Taiwan. "Jika Jepang menggunakan ini sebagai langkah balasan, China juga akan terkena dampak besar."

Seperti sanksi Beijing sebelumnya terhadap politisi asing yang dianggap melanggar garis merahnya, sanksi terhadap Iwasaki dipandang bersifat simbolis. Langkah tersebut mencakup larangan masuk ke China, pembekuan aset yang mungkin dimilikinya di China, serta larangan bagi individu dan entitas China untuk menjalin bisnis atau aktivitas lain dengannya.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tegang, Jepang Panas ke China Gegara 'Penggal Leher' PM


Most Popular
Features