MARKET DATA
Internasional

Resmi! AS Tetapkan Kelompok Ini Sebagai Organisasi Teroris

luc,  CNBC Indonesia
17 December 2025 06:05
Presiden AS Donald Trump menerima kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, Jumat (17/10/2025) waktu setempat. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Foto: Presiden AS Donald Trump menerima kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, Jumat (17/10/2025) waktu setempat. (REUTERS/Jonathan Ernst)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali meningkatkan tekanan terhadap jaringan narkotika Amerika Latin dengan menetapkan satu kartel besar asal Kolombia sebagai organisasi teroris asing. Langkah ini dinilai tidak hanya mempersempit ruang gerak finansial kelompok tersebut, tetapi juga membuka kemungkinan tindakan keamanan yang lebih keras di masa depan.

Departemen Luar Negeri AS pada Selasa menyatakan telah memasukkan Clan del Golfo ke dalam daftar organisasi teroris asing dan organisasi teroris global. Kelompok yang berbasis di Kolombia itu disebut sebagai "organisasi kriminal yang kejam dan kuat" yang mengandalkan perdagangan kokain untuk mendanai aktivitas kekerasan.

"Clan del Golfo bertanggung jawab atas serangan teroris terhadap pejabat publik, aparat penegak hukum dan personel militer, serta warga sipil di Kolombia," demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS, dilansir The Associated Press, Rabu (17/12/2025).

Penetapan tersebut datang hanya beberapa bulan setelah pemerintahan Trump, pada September lalu, memasukkan Kolombia ke dalam daftar negara yang dinilai gagal bekerja sama dalam perang melawan narkoba, pertama kalinya dalam hampir 30 tahun.

Keputusan itu menjadi teguran keras bagi Kolombia, yang selama ini dikenal sebagai sekutu tradisional Washington, dan mencerminkan meningkatnya produksi kokain serta memburuknya hubungan antara Gedung Putih dan Presiden Kolombia Gustavo Petro yang berhaluan kiri.

Ketegangan makin meningkat ketika Amerika Serikat pada Oktober lalu menjatuhkan sanksi terhadap Petro, dengan tuduhan bahwa ia membiarkan kartel narkoba di negaranya "berkembang pesat" dan mengekspor kokain ke AS.

Petro membantah keras tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa Kolombia justru berhasil menyita kokain dalam jumlah rekor, tanpa membunuh terduga penyelundup.

Dengan kekuatan yang diperkirakan mencapai sekitar 9.000 kombatan, Clan del Golfo merupakan salah satu kelompok bersenjata paling kuat di Kolombia. Kelompok ini juga dikenal dengan singkatan bahasa Spanyolnya, AGC, dan merupakan evolusi dari pasukan paramiliter sayap kanan yang dulu memerangi gerilyawan Marxis pada 1990-an hingga awal 2000-an.

Laporan yang diterbitkan tahun lalu oleh Kantor Pembela HAM Kolombia menyebutkan bahwa AGC beroperasi di sekitar sepertiga dari total 1.103 munisipalitas di Kolombia. Di wilayah-wilayah tersebut, kelompok ini melakukan pemerasan terhadap pelaku usaha lokal dan juga dituduh merekrut anak-anak.

Di tengah tekanan internasional, Clan del Golfo sebenarnya tengah terlibat dalam perundingan damai dengan pemerintah Kolombia sejak September. Proses tersebut membuka peluang pelucutan senjata para kombatannya dengan imbalan pengurangan hukuman bagi para pemimpin kelompok.

Awal bulan ini, pemerintah Kolombia dan AGC bahkan menandatangani kesepakatan di Qatar. Dalam perjanjian itu, para kombatan AGC mulai Maret mendatang diperbolehkan berkumpul di zona-zona khusus di wilayah utara dan barat Kolombia, di mana mereka tidak akan dituntut secara hukum selama perundingan damai berlangsung.

Kesepakatan itu juga menyebutkan bahwa pemerintah Kolombia akan menangguhkan proses ekstradisi para pemimpin AGC ke Amerika Serikat selama negosiasi.

Elizabeth Dickinson, analis Kolombia di International Crisis Group, menilai penetapan AS ini bisa menjadi sinyal politik kepada pemerintah Kolombia agar mengambil sikap lebih keras terhadap kelompok tersebut.

"Ketegangan antara Kolombia dan Washington berada pada level tertinggi dalam sejarah," kata Dickinson.

Ia menambahkan bahwa meskipun penetapan teroris biasanya bertujuan mencegah pihak ketiga berbisnis dengan kelompok yang ditargetkan, langkah terhadap AGC ini bisa bersifat lebih "simbolis" dan akan "membuat otoritas Kolombia berpikir ulang ke depan".

Kolombia sendiri sebelumnya juga pernah menggelar perundingan damai dengan Tentara Pembebasan Nasional (ELN), yang masih berstatus organisasi teroris menurut AS. Di masa lalu, pemerintah Kolombia juga mencapai kesepakatan damai dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) ketika kelompok tersebut masih masuk daftar teroris AS.

Penetapan Clan del Golfo sebagai organisasi teroris tidak serta-merta memberi kewenangan langsung kepada pemerintah AS untuk melancarkan serangan militer. Namun, langkah itu memperkuat kerangka hukum yang memungkinkan tindakan terhadap kelompok yang ditargetkan.

Sebelumnya pemerintahan Trump telah menetapkan geng Venezuela Tren de Aragua dan Cartel de los Soles sebagai organisasi teroris asing, sebelum melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga digunakan untuk penyelundupan narkoba di lepas pantai Venezuela. Legalitas operasi tersebut sempat dipertanyakan oleh sejumlah anggota parlemen AS.

Pemerintahan Trump juga menuduh Presiden Venezuela Nicolas Maduro terlibat dalam pengiriman narkoba ke Amerika Serikat. Sementara itu, pekan lalu Trump mengatakan bahwa Presiden Kolombia Gustavo Petro bersikap "cukup bermusuhan" terhadap AS.

"Dia akan menghadapi masalah besar jika tidak segera sadar," kata Trump.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Trump Akhirnya Deklarasi 'Perang' Dengan Kelompok Ini


Most Popular
Features