Peternak Ayam Oke Pemerintah Bangun Peternakan Terintegrasi, Minta Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Selasa, 16/12/2025 13:20 WIB
Foto: Peternakan Ayam Siap Ekspor (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) setuju dengan rencana pemerintah membangun peternakan terintegrasi. Namun mereka menekankan, pembangunan peternakan itu harus diprioritaskan untuk luar Pulau Jawa, sebagai solusi utama mengatasi ketimpangan distribusi daging ayam nasional.

Langkah tersebut dinilai mendesak agar surplus produksi yang selama ini terjadi tidak hanya menumpuk di Jawa, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak di daerah.

Sekretaris Jenderal GOPAN, Sugeng Wahyudi menegaskan, persoalan utama industri perunggasan saat ini bukan terletak pada kemampuan produksi, melainkan pemerataan pasokan antara Jawa dan luar Jawa.


"Produksi ayam berdasarkan informasi kami, 65% terpusat di Pulau Jawa. Artinya jika terjadi kekosongan pasokan itu bukan masalah suplainya, khususnya di tahun 2025. Tetapi pemerataan yang masih timpang, atau ketercukupan yang di luar Pulau Jawa masih timpang, karena mereka masih bergantung dari suplai yang di Pulau Jawa," kata Sugeng kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/12/2025).

Karena itu, GOPAN mendorong pembangunan peternakan terintegrasi di luar Jawa agar distribusi lebih merata sekaligus memperbaiki taraf hidup peternak daerah.

"Karenanya peternak mendukung program pemerintah, membangun peternakan terintegrasi (di luar Pulau Jawa), agar tidak terjadi ketimpangan produksi Jawa vs luar Jawa, berikut tingkat kesejahteraan peternak juga harus jadi prioritas. Pengalaman selama ini yang menonjol adalah kesejahteraan peternak yang terabaikan," ujarnya.

Dari sisi ketersediaan, Sugeng menyebut produksi daging ayam nasional sebenarnya sudah lebih dari cukup. Sepanjang 2025, kemampuan produksi daging ayam mencapai 4,3 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi berada di kisaran 3,9 juta ton.

"Berdasarkan data yang kami terima, kemampuan produksi kita (daging ayam) 4,3 juta ton. Kebutuhan (konsumsi) sepanjang tahun 2025 kisaran 3,9 juta ton. Artinya sampai dengan akhir tahun ini ada kelebihan stok 400 ribu ton atau sekitar 12% dari kebutuhan nasional," ungkap dia.

Dengan kondisi surplus tersebut, ia menilai rencana pemerintah menambah pasokan daging ayam untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah hal yang sulit. Namun, ia mengingatkan agar ekspansi produksi dilakukan secara terukur.

"Tahun depan pemerintah akan menambah 1,1 juta ton daging untuk pemenuhan MBG. Program tersebut layak untuk diapresiasi karena akan ada peluang penyerapan tenaga kerja, tetapi tetap harus dalam perencanaan yang matang jangan sampai penambahan tersebut ber-efek pada jatuhnya harga ayam dampak dari kelebihan pasok," jelasnya.

Sugeng memperkirakan, MBG akan menambah permintaan daging ayam sekitar 581 ribu ton pada tahun depan.

"MBG menurut hemat kami akan menambah demand kurang lebih 581.000 ton daging ayam di tahun depan. Artinya jika ada penambahan 1,1 juta ton, ketercukupan keperluan MBG akan terpenuhi. Bahkan lebih," ucap dia.

Meski demikian, ia menegaskan penambahan produksi harus diarahkan ke wilayah yang tepat agar tidak mematikan pelaku usaha yang sudah ada, sekaligus benar-benar menjawab persoalan ketimpangan pasokan.

"Terkait dengan rencana pemerintah, menurut hemat kami, tidak susah untuk dilaksanakan terkait dengan penambahan jumlah ketersediaan daging ayam untuk pemenuhan MBG. Justru yang harus dikelola adalah jangan sampai niatan baik untuk menambah jumlah produksi, mematikan pelaku yang sudah ada. Dan pemilihan lokasi di luar Jawa menjadi urgent," tegas Sugeng.

Perlu diketahui, pemerintah tengah menyiapkan arah kebijakan pangan untuk 2026. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, setelah swasembada beras dan jagung tercapai, fokus pemerintah akan diperluas ke komoditas strategis lain, termasuk protein hewani.

"Kita tahun ini swasembada beras sama jagung, tahun depan kita pertahankan tentunya ya beras sama jagungnya. Nah, ke depan Presiden menginginkan ke depan kita swasembada gula. Kemudian kalau di KKP ada swasembada garam," kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Untuk ayam dan telur, pemerintah mulai memprioritaskan pengembangan peternakan di luar Jawa.

"Tahun depan, bagaimana peningkatan produksi swasembada telur, ayam dan sapi sebetulnya. Tapi ini kita lagi fokus di telur sama daging ayam khususnya di daerah luar Jawa," ujarnya.

Pemerintah pun telah mengidentifikasi pembangunan peternakan terintegrasi di 13 provinsi luar Jawa dan satu di Jawa Timur dengan melibatkan BUMN, koperasi, dan peternak lokal.

"Kita sudah identifikasi semua. Melibatkan BUMN, terus nanti Koperasi Desa Merah Putih, peternak lokal. Intinya untuk meningkatkan produksi telur dan ayam," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Sudah Swasembada Ayam, Impor Tidak Diperlukan