Update Dampak Banjir Sumatra: 112 Pasar Rusak, BNPB Siapkan Huntara
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat ratusan pasar rakyat di wilayah terdampak banjir bandang yang terjadi beberapa waktu terakhir. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut total ada 112 pasar yang mengalami kerusakan.
Budi merinci, Aceh menjadi daerah dengan kerusakan terbanyak, yakni 65 pasar. Kemudian Sumatra Utara sebanyak 44 pasar, sementara tiga pasar lainnya berada di Sumatra Barat.
Adapun untuk percepatan perbaikan, Kemendag akan menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Kita akan komunikasi dengan PU ya, karena kan pasar biasanya (yang menangani) sekarang di PU," kata Budi kepada wartawan di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Ia mengatakan, Kementerian PU nantinya bakal meminta pertimbangan dari Kemendag mengenai pasar mana saja yang perlu didahulukan proses renovasinya. Saat ini, tim Kemendag masih melakukan pendataan tingkat kerusakan, baik kategori ringan, sedang, maupun berat.
Budi menyebut anggaran pemulihan pasar akibat banjir akan disiapkan oleh Kementerian PU.
"Sekarang diidentifikasi (oleh Kemendag), misalnya mau dibangun ya bisa saja yang prioritas yang rusak berat dulu. Ini sedang diidentifikasi," tandas Budi.
BNPBÂ Siapkan Rencana Bangun Hunian Sementara
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan pihaknya kini sudah memasuki fase pendataan untuk pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bersama pemerintah daerah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, proses ini dilakukan seiring dimulainya pembangunan titik-titik pengungsian terpadu.
"Dengan proses pembangunan titik pengungsian terpusat ini, BNPB bersama pemerintah daerah sudah mulai membicarakan lokasi pembangunan hunian sementara (Huntara)," kata Abdul dalam konferensi pers, Kamis (11/12/2025) kemarin.
Ia mengatakan pembangunan Huntara membutuhkan waktu dua hingga empat bulan. Selama proses tersebut berlangsung, pengungsi masih akan tinggal di tenda terpadu. Hingga kini, sudah ada dua kabupaten yang melaporkan rencana pembangunan Huntara, yakni Aceh Tengah dan Pidie.
"Tentu saja kita harapkan kabupaten-kabupaten yang lain sambil berjalan upaya pemulihan, upaya pembersihan, dan masih bekerja dengan pertolongan, paralel tentu saja kita sudah harus membicarakan dan merencanakan proses pembangunan hunian sementara ini," lanjutnya.
Untuk Provinsi Aceh, BNPB dan tim teknis masih melakukan pengecekan lokasi untuk Huntara, termasuk melibatkan Badan Geologi dan BMKG untuk memastikan lokasi aman dari potensi bencana serupa.
Di Sumatra Utara, laporan pembangunan Huntara juga mulai masuk. "Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak 67 unit sudah dalam pengusulan. Saat ini kita masih memastikan status lahan yang akan digunakan," kata Abdul.
Pemeriksaan lokasi dilakukan untuk memastikan lahan clean and clear, sehingga pembangunan dapat segera dimulai.
Sementara di Sumatra Barat, progres penanganan juga berjalan signifikan, terutama dalam pemasangan Jembatan Bailey yang menjadi akses krusial bagi wilayah terdampak.
"Jembatan Sikabau di Pasaman Barat kemarin 55%, hari ini 70%. Jembatan Bawah Kubang di Solok kini 65%, Jembatan Supayang 50%, dan Jembatan Padang Pantuang sudah 18%," paparnya.
Adapun untuk rencana pembangunan Huntara sendiri, sejumlah kabupaten/kota di Sumatra Barat sudah mengusulkan kebutuhan unit secara lengkap.
"Pesisir Selatan mengusulkan 38 unit, Lima Puluh Kota 288 unit, Tanah Datar 131 unit, Padang Pariaman 72 unit, dan Kota Padang 88 unit. Dua daerah bahkan sudah melampirkan daftar penerima manfaat by name by address," kata Abdul.
BNPB mencatat, Aceh masih berada dalam fase tanggap darurat, terutama di 13 kabupaten/kota dengan titik pengungsian terpisah. Fokus utama masih pada pencarian pertolongan, pemenuhan logistik, pembukaan akses, serta pemulihan komunikasi dan energi.
Namun pada fase tanggap darurat yang telah diperpanjang hingga 25 Desember, BNPB mulai mendorong pembangunan titik pengungsian terpadu yang lebih layak serta perencanaan Huntara.
"Nanti setelah pembangunan Huntara dimulai, maka berjalan paralel juga dengan itu kita akan mulai mendesain fungsi pendukung untuk hunian tetap bagi saudara-saudara kita yang kehilangan tempat tinggal," pungkasnya.
Foto: Tim BNPB tengah meninjau salah satu lokasi pemasangan jembatan bailey di Kabupaten Bieruen, pada Kamis (11/12/2025). (Dok. BNPB)Tim BNPB tengah meninjau salah satu lokasi pemasangan jembatan bailey di Kabupaten Bieruen, pada Kamis (11/12/2025). (Dok. BNPB) |
[Gambas:Video CNBC]
Foto: Tim BNPB tengah meninjau salah satu lokasi pemasangan jembatan bailey di Kabupaten Bieruen, pada Kamis (11/12/2025). (Dok. BNPB)