Tahu Malu! Didemo 100 Ribu Warga, Pemerintahan Ini Mengundurkan Diri
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Bulgaria resmi mengundurkan diri setelah gelombang protes massal mengguncang ibu kota Sofia. Kabar ini muncul hanya beberapa minggu sebelum negara ini dijadwalkan bergabung dengan zona euro pada 1 Januari 2026.
Koalisi minoritas yang dipimpin partai tengah-kanan GERB mundur beberapa menit sebelum parlemen dijadwalkan menggelar pemungutan suara mosi tidak percaya. Ini terkait tuduhan salah urus ekonomi dan kemarahan publik atas korupsi yang meluas.
"Menjelang pemungutan suara mosi tidak percaya hari ini, pemerintah mengundurkan diri," kata Perdana Menteri (PM) Rosen Zhelyazkov kepada wartawan, seperti dikutip Associated Press, Jumat (12/12/2025).
"Keputusan Majelis Nasional bermakna ketika mencerminkan kehendak rakyat. Kami ingin berada di tempat yang diharapkan masyarakat," ujar Zhelyazkov menegaskan keputusan itu selaras dengan tekanan publik
Protes besar pada Rabu menjadi puncak dari demonstrasi beruntun sepekan terakhir, di mana ini dipicu rencana anggaran 2026 yang memuat kenaikan pajak, kontribusi jaminan sosial, dan pengeluaran negara. Meski rancangan anggaran itu akhirnya ditarik, tuntutan publik meluas hingga meminta pemerintah turun.
Mahasiswa dari berbagai universitas di Sofia ikut turun ke jalan. Penyelenggara menyebut jumlah massa kali ini melampaui 50.000 orang seperti pekan lalu, sementara estimasi media berbasis visual drone menempatkan angka demonstran di atas 100.000 orang.
Salah satu pemicu terbesar kemarahan publik adalah figur politisi dan oligarki berpengaruh, Delyan Peevski, yang sudah dikenai sanksi Amerika Serikat dan Inggris. Partainya, MRF New Beginning, merupakan pendukung utama pemerintah. Lawan-lawannya menuding Peevski membentuk kebijakan sesuai kepentingan oligarki.
"Kami tidak ragu pemerintah akan mendapat dukungan dalam pemungutan suara berikutnya. Namun keputusan Majelis Nasional penting ketika mencerminkan kehendak penguasa," ujar Zhelyazkov, merujuk pada tekanan publik yang sangat besar.
Pemerintahan Zhelyazkov sebelumnya telah lolos dari enam mosi tidak percaya sejak Januari, namun skala demonstrasi kali ini mengubah situasi. Pengunduran diri itu akan diserahkan secara resmi ke parlemen pada Jumat. Setelah diterima, Presiden Rumen Radev akan menugaskan partai terbesar membentuk kabinet baru. Jika gagal, giliran partai terbesar kedua, sebelum presiden kemudian menunjuk pemerintahan sementara menuju pemilu baru.
Analis memperkirakan Bulgaria, yang sudah menggelar tujuh pemilu sejak 2021, kemungkinan akan menghadapi parlemen yang semakin terfragmentasi. Bulgaria, negara berpenduduk 6,4 juta jiwa, dijadwalkan mengganti mata uang lev dengan euro pada 1 Januari untuk menjadi anggota ke-21 zona euro.
(tfa/tfa)