MARKET DATA
Internasional

Awas PD 3 Pecah di Asia, AS Gabung Jepang Balas Aksi China-Rusia

luc,  CNBC Indonesia
11 December 2025 22:00
Jet tempur F-15 (AP/Ariel Schalit)
Foto: Jet tempur F-15 (AP/Ariel Schalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Manuver udara Amerika Serikat dan Jepang kembali mengisi langit Asia Timur, menandai respons paling tegas sejak rangkaian latihan militer China dan Rusia yang meningkat di sekitar Jepang dan Korea Selatan.

Kementerian Pertahanan Jepang menyampaikan pada Kamis (11/12/2025) bahwa penerbangan dua pembom strategis B-52 milik Amerika Serikat turut menggandeng tiga jet siluman F-35 dan tiga jet F-15 Pasukan Bela Diri Jepang (SDF). Tokyo menyebut operasi bersama itu sebagai penegasan kesiapan militer kedua negara menghadapi dinamika keamanan yang memburuk.

Dalam pernyataannya, sebagaimana dilansir Reuters, kementerian mengatakan Jepang dan AS "menegaskan kembali tekad kuat mereka untuk mencegah setiap upaya sepihak mengubah status quo dengan kekuatan dan memastikan postur kesiapan Pasukan Bela Diri Jepang dan pasukan AS".

Ini menjadi demonstrasi kekuatan pertama Washington sejak Beijing memulai latihan militernya di sekitar wilayah tersebut pekan lalu. Sebelumnya, China dan Rusia melakukan penerbangan bersama pesawat pembom strategis di atas Laut China Timur dan Pasifik bagian barat pada Selasa.

Selain itu, latihan kapal induk China memicu Jepang mengerahkan jet tempur setelah Tokyo menuduh pesawat China menyorotkan radar ke arah jet Jepang.

China membantah tuduhan itu dan menuduh justru pesawat Jepang yang membahayakan operasi mereka di selatan Jepang. Insiden tersebut mendapatkan reaksi dari Washington, yang mengatakan tindakan itu "tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional" serta menegaskan kembali bahwa aliansinya dengan Jepang tetap "tidak tergoyahkan."

Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah pangkalan militer AS, dengan Jepang memegang konsentrasi kekuatan militer Amerika terbesar di luar negeri, termasuk kelompok kapal induk dan unit marinir ekspedisi.

Kepala Staf Gabungan Jepang, Jenderal Hiroaki Uchikura, menilai penerbangan bersama China dan Rusia merupakan sinyal demonstratif yang diarahkan langsung kepada Jepang.

"Kami menganggapnya sebagai keprihatinan serius dari sudut pandang keamanan Jepang," ujarnya dalam konferensi pers rutin.

Menteri Pertahanan Shinjiro Koizumi juga menyampaikan kekhawatiran tersebut kepada Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dalam pembicaraan via telepon pada Rabu.

Sementara itu di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa latihan udara bersama Rusia merupakan bagian dari rencana kerja tahunan kedua negara. Ia mengatakan kegiatan itu menunjukkan tekad keduanya untuk "menjaga perdamaian dan stabilitas regional."

"Pihak Jepang tidak perlu membuat keributan atau menganggap ini secara personal," ujarnya.

Sementara itu, Korea Selatan melaporkan bahwa mereka juga mengerahkan jet tempur setelah pesawat China dan Rusia memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya pada Selasa, wilayah yang meluas di luar ruang udara nasional, berfungsi sebagai sistem peringatan dini.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Taiwan pada Kamis mengatakan telah mendeteksi 27 pesawat, termasuk pembom H-6K yang mampu membawa senjata nuklir, melakukan "patroli kesiapan tempur gabungan," disertai keberadaan kapal perang di sekitar pulau tersebut.

Pada Rabu malam, Taiwan melaporkan bahwa jet tempur J-16 dan pembom H-6 China kembali melakukan latihan jarak jauh di Pasifik Barat setelah terbang melewati bagian selatan Taiwan.

Ketegangan kawasan meningkat sejak bulan lalu setelah pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai kemungkinan respons Tokyo jika terjadi serangan hipotetis China terhadap Taiwan. Beijing mengecam keras komentar tersebut.

China mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih pulau itu, yang lokasinya hanya sekitar 100 km dari wilayah Jepang dan berada di jalur laut penting bagi perekonomian Tokyo.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bomber Nuklir AS Wara-wiri Dekat Korut, Kim Jong Un Ancam Begini


Most Popular
Features