Internasional

Pesawat Mata-Mata Rusia Mendekat, Sekutu AS Kerahkan Jet Tempur

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 July 2025 21:20
Jet tempur F-15 (AP/Ariel Schalit)
Foto: Jet tempur F-15 (AP/Ariel Schalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Jepang mengerahkan jet tempur setelah pesawat pengintai Rusia terdeteksi mendekati wilayah udaranya pada Selasa (29/7/2025), memicu kekhawatiran baru atas aktivitas militer Moskow di sekitar negara sekutu utama Amerika Serikat di Asia Timur.

Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan pesawat patroli maritim Rusia jenis Ilyushin Il-38 terdeteksi melintasi Laut Jepang dalam pola penerbangan mencurigakan yang dianggap menimbulkan "risiko pelanggaran wilayah udara." Jet tempur dari Komando Udara Pusat Pasukan Bela Diri Udara Jepang langsung dikerahkan untuk mengawal pesawat tersebut.

Peta jalur penerbangan yang dirilis menunjukkan pesawat Rusia itu terbang memutar di sepanjang pantai barat Jepang di dalam zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ), sebuah wilayah di mana Jepang mewajibkan pesawat asing untuk mengidentifikasi diri.

Il-38 merupakan pesawat era Perang Dingin yang setara dengan P-3 Orion milik AS. Meskipun dirancang untuk perang anti-kapal selam, pesawat ini juga kerap digunakan dalam misi intelijen, pencarian dan penyelamatan, serta penyebaran ranjau.

Pada Rabu (30/7/2025), Staf Gabungan Jepang juga mengungkap keberadaan kapal penyelamat selam kelas Dakai milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China yang melintasi Selat Tsushima, sekitar 320 kilometer dari Kepulauan Goto di barat daya Jepang. Ini adalah kali pertama kapal sekelas itu terlihat di area tersebut.

"Militer Rusia terus melanjutkan aktivitas militer aktif di sekitar Jepang dan wilayah sekitarnya, menunjukkan kecenderungannya untuk mengerahkan peralatan militer terbaru di Timur Jauh," tulis Kementerian Pertahanan Jepang dalam Buku Putih Pertahanan 2025 yang dirilis awal bulan ini, seperti dikutip Newsweek.

"Aktivitas militer Rusia di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Jepang, ditambah dengan kemitraan strategisnya dengan China, menimbulkan kekhawatiran keamanan yang kuat," lanjut dokumen tersebut.

Sebagai bagian penting dari Rantai Pulau Pertama, strategi pertahanan AS yang mencakup Jepang, Taiwan, dan Filipina, Jepang menampung lebih dari 52.000 tentara AS di lebih dari 100 pangkalan. Pergerakan Rusia dan China di sekitar wilayah ini semakin menambah ketegangan di tengah rivalitas strategis mereka dengan aliansi yang dipimpin Washington.

Staf Gabungan Jepang menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kedaulatan negara. "Kami akan terus melakukan segala upaya untuk merespons 24 jam sehari, 365 hari setahun, guna melindungi wilayah Jepang dan kehidupan damai rakyatnya," demikian pernyataan resmi mereka.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Panas! Pesawat Pengintai Rusia Dekati Jerman, Jet Tempur Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular