Standard Chartered Ungkap Prospek Perdagangan Global Tetap Menarik

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
Rabu, 26/11/2025 20:02 WIB
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Standard Chartered telah menerbitkan laporan berjudul The Future Trade: Resilience. Laporan ini mengungkapkan, meski tarif perdagangan menjadi perhatian, perusahaan juga menaruh perhatian lebih terhadap teknologi baru dan pertumbuhan ekonomi global.

Hal ini tercermin dari 53% perusahaan sebagai responden yang menempatkan aspek tersebut sebagai pendorong strategis utama yang membentuk masa depan perdagangan global.

Asal tahu saja, laporan ini menyajikan temuan dari 1.200 pemimpin tingkat C dan senior di perusahaan global. Mereka disurvei tentang prospek perdagangan global dan strategi perusahaan mereka selama tiga hingga lima tahun ke depan.


Standard Chartered menyebut, perkembangan makroekonomi dan geopolitik baru-baru ini secara signifikan mempengaruhi biaya, di mana lebih dari enam dari 10 perusahaan memperkirakan biaya akan meningkat sebesar 5% hingga 14%. Sebagai tanggapan, lebih dari setengah responden merencanakan pendekatan multi-cabang. Di antaranya melalui penyelarasan kembali rantai pasokan mereka secara geografis, penyesuaian strategi manajemen keuangan, dan peningkatan upaya digitalisasi.

Global Co-head, Corporate & Investment Banking dan CEO, ASEAN dan Asia Selatan, Standard Chartered, Sunil Kaushal mengatakan, pihaknya melihat permintaan yang kuat dari klien untuk mengembangkan ekosistem perdagangan dan rantai pasokan global mereka sekaligus mempercepat adopsi manufaktur cerdas dan AI untuk mendorong efisiensi dan mengimbangi kenaikan biaya.

Memang, adanya fragmentasi perdagangan kemungkinan akan menghambat pertumbuhan global dalam jangka pendek. Namun, meningkatnya kemakmuran di negara-negara berkembang dan teknologi yang muncul membuat fragmentasi tersebut tetap menarik.

Laporan The Future of Trade pada dasarnya menawarkan perspektif ke depan tentang prioritas perusahaan global untuk membangun ketahanan. Laporan ini berfungsi sebagai kompas strategis, menyoroti tujuan utama yang dipertimbangkan perusahaan multinasional untuk menyelaraskan kembali pengadaan, manufaktur, dan ekspor mereka.

Di samping itu, laporan ini juga memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti untuk membentuk pengambilan keputusan, seperti berinvestasi dalam platform pembiayaan rantai pasokan dan digitalisasi untuk meningkatkan manajemen keuangan, arus kas perusahaan, dan diversifikasi rantai pasokan.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan tersebut, para pemimpin perusahaan percaya bahwa Asia akan terus mendorong pertumbuhan perdagangan dalam tiga hingga lima tahun ke depan, dengan peningkatan peran dari Timur Tengah dan AS yang tetap menjadi pemain utama. Laporan ini juga mengungkapkan koridor yang akan mengalami peningkatan aktivitas perdagangan dan manufaktur.

Masih dalam laporan ini, Standard Chartered menyebut bahwa adopsi platform pembiayaan rantai pasokan semakin cepat. Hampir 40% perusahaan yang disurvei telah mengadopsi platform rantai pasokan, dengan lebih dari setengahnya berencana untuk mengimplementasikannya guna mengoptimalkan arus kas dalam waktu dekat.

Lantas, perusahaan-perusahaan tersebut menyoroti pentingnya mitra perbankan yang dapat menghubungkan mereka dengan vendor serta memungkinkan pergeseran rantai pasokan lintas batas melalui jaringan mereka yang luas.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Prediksi Ekonomi 2026 Hanya Tumbuh 5%