RI Bakal Bikin KEK Hijau, Wujudkan Ekonomi Rendah Karbon
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menjanjikan transformasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari sekedar zona industri menjadi lebih hijau atau ramah lingkungan.
Saat ini, Indonesia memiliki 25 KEK yang menjadi motor utama penjaring investasi dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada 2026, KEK di Indonesia akan bertambah 6 KEK lagi sehingga totalnya akan menjadi 31 KEK.
"Selaras dengan upaya peningkatan daya saing, pemerintah juga berkomitmen untuk mentransformasi KEK menjadi KEK hijau, dengan memprioritaskan keberlanjutan dalam pengelolaan kawasan maupun operasional industri," kata Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu dalam Indonesia SEZ Business Forum 2025, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Konsep KEK hijau mencakup penerapan efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, penerapan prinsip ekonomi sirkular, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, serta pengurangan emisi untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
"Dengan menyelaraskan kebijakan hilirisasi dan praktik industri hijau, KEK menyediakan lingkungan yang kondusif bagi investor yang mengutamakan keberlanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang," ucap Todotua.
Dalam kesempatan itu, Todotua juga menegaskan bahwa total 25 KEK yang beroperasi dari Aceh hingga Papua, menyediakan platform investasi yang terintegrasi untuk mempercepat penciptaan nilai tambah di berbagai sektor usaha, termasuk logam, energi, kimia, logistik, pariwisata, dan manufaktur berbasis teknologi.
Melalui KEK, investor juga mendapatkan beragam insentif fiskal dan nonfiskal, infrastruktur terintegrasi, serta proses perizinan yang lebih cepat dan transparan.
"Dalam platform layanan investasi kami, kami menerapkan konsep Service Level Agreement (SLA) untuk mempercepat pemrosesan perizinan. Kami juga terus mereformasi regulasi serta memperkuat fasilitas fiskal dan nonfiskal untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kompetitif," tegas Todotua.
Todotua menekankan, kehadiran KEK yang lebih berkelanjutan itu menjadi penting untuk menggaet investasi ke depannya karena untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% sesuai cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan, Indonesia memerlukan realisasi investasi sekitar Rp 13.000 triliun pada periode 2025-2029.
Hingga kuartal III-2025, realisasi investasi telah mencapai Rp 1.434 triliun, atau sekitar 75% dari target 2025 sebesar Rp 1.905 triliun.
Pemerintah Indonesia sebenarnya juga tengah memprioritaskan beberapa sektor strategis dengan potensi kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat, salah satunya industri hilirisasi.
Indonesia tengah mengembangkan hilirisasi untuk 28 komoditas kunci yang dikelompokkan ke dalam delapan kategori, mulai dari mineral, minyak dan gas, batu bara, hingga sektor perkebunan, pertanian, dan kehutanan.
"Kawasan ekonomi khusus memegang peran strategis dalam mendorong agenda hilirisasi nasional sekaligus memperkuat daya saing investasi Indonesia," ucap Todotua.
Hingga kuartal III-2025, investasi sektor hilirisasi mencapai sekitar Rp 431 triliun, berkontribusi sekitar 13,1% terhadap total realisasi investasi.
(arj/haa)[Gambas:Video CNBC]