MARKET DATA

Inggris Cs Guyur Pendanaan Transisi Energi, RI Sudah Bisa Tarik Rp50 T

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
05 December 2025 16:45
Ilustrasi PLTS terapung Cirata 192 MWp di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kehadiran PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini menjadi bukti bahwa PLN mampu menjadikan transisi energi menjadi sebuah kekuatan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Dok. PT PLN (Persero)
Foto: Ilustrasi PLTS terapung Cirata 192 MWp di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kehadiran PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini menjadi bukti bahwa PLN mampu menjadikan transisi energi menjadi sebuah kekuatan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Dok. PT PLN (Persero)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah negara maju yang tergabung dalam G7 sepakat untuk berkomitmen mendanai proyek transisi energi di Indonesia sebesar US$ 21,4 miliar atau sekitar Rp 356 triliun (asumsi kurs Rp 16.646 per US$), naik dari sebelumnya US$ 20 miliar.

Komitmen pendanaan ini akan direalisasikan melalui Program Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP). JETP adalah mekanisme kerja sama pembiayaan antara negara maju dan negara berkembang untuk mempercepat transisi dari penggunaan bahan bakar fosil ke ekonomi rendah karbon. Adapun, mitra JETP RI, antara lain Inggris, Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, dan Norwegia, serta Italia dan Perancis.

Amerika Serikat disebut telah mundur dari komitmen JETP ini. Padahal, komitmen ini pada awalnya diumumkan langsung oleh Presiden AS Joe Biden saat KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu.

"Just Energy Transition ini sudah disiapkan dana untuk Indonesia. Komitmennya US$ 20 miliar dari sekarang, sudah meningkat menjadi US$ 21,4 miliar," ungkap Airlangga saat Konferensi Pers usai rapat koordinasi terkait perkembangan JETP di kantor Kemenko Ekonomi, Jakarta pada Jumat (5/12/2025).

Dari komitmen tersebut, menurutnya jumlah pendanaan yang sudah bisa ditarik Indonesia yakni mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 49,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.646 per US$).

"Dan untuk mempercepat, karena kemarin ini sudah dari launching sampai sekarang itu sudah sekitar US$ 3 miliar bisa ditarik, dan on the pipeline sekarang US$ 5 miliar," kata Airlangga dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Menurutnya, pemerintah pun sudah mempersiapkan proyek-proyek konkret yang akan didanai melalui komitmen pendanaan JETP tersebut.

"Itu semua sebetulnya sudah on the pipeline, dan dokumentasi juga sudah disiapkan, dan juga ada involvement dari perbankan," ujarnya.

Di sisi lain, Airlangga juga membeberkan sejumlah proyek energi baru dan terbarukan (EBT) yang tengah disiapkan untuk mendapatkan pendanaan dari skema JETP.

Setidaknya, terdapat beberapa proyek yang sudah masuk daftar dan siap didorong mendapatkan pendanaan, antara lain adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung atau floating solar PV di Waduk Saguling, Jawa Barat. Kemudian, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh, Sumatra Barat.

"Proyek antara lain, proyek Saguling untuk floating PV, kemudian geothermal antara lain Muara Laboh," paparnya.

Lalu, ada juga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) seperti Legok Nangka, pembangunan jaringan transmisi di koridor Sulawesi, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin) di Sumatra Selatan, dan program dedieselisasi untuk mengurangi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Airlangga Sebut Patriot Bond Danantara Buat Bangun 33 Proyek PLTSa


Most Popular