MARKET DATA

Pengumuman! Pemerintah Batal "Suntik Mati" PLTU Cirebon-1

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
05 December 2025 13:32
PLTU Cirebon (Cirebon Power)
Foto: PLTU Cirebon (Cirebon Power)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk tidak melakukan pensiun dini pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 berkapasitas 1 x 660 Mega Watt (MW), yang dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, keputusan ini ditetapkan karena mempertimbangkan umur pembangkit yang secara teknis masih bisa beroperasi dalam jangka panjang.

Tak hanya itu, menurutnya PLTU Cirebon-1 ini juga sudah menggunakan teknologi supercritical yang mampu menekan emisi.

Ke depannya, menurutnya pemerintah akan berupaya mencari proyek PLTU lainnya untuk bisa dipensiundinikan, menggantikan PLTU Cirebon-1 ini.

"Jadi salah satunya ada pertimbangan teknik, karena Cirebon itu salah satunya yang umurnya masih panjang, dan teknologinya juga sudah critical, super critical, dan relatif, itu lebih baik sehingga nanti dicarikan alternatif lain yang usianya lebih tua, dan lebih terhadap lingkungannya memang sudah perlu di-retire. Alternatifnya PLTU juga," jelas Airlangga saat konferensi pers terkait Just Energy Transition Partnership (JETP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (5/12/2025).

Namun sayangnya, dia enggan menyebut PLTU mana yang akan "disuntik mati" lebih dahulu menggantikan PLTU Cirebon-1 ini.

Dia pun hanya menyebut, "Penggantinya nanti ada PLTU yang lebih tua, karena banyak PLTU yang tua. Nanti kita tanya PLN."

Seperti diketahui, rencana "suntik mati" PLTU Cirebon-1 ini semula akan dibiayai oleh Asian Development Bank (ADB). Lantas, bagaimana rencana pendanaan oleh ADB ini?

"Nanti di-switch, nggak ada masalah," ujarnya.

Pada kesempatan ini, Airlangga juga menyebut, Nilai komitmen program Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk Indonesia meningkat menjadi US$21,4 miliar dari sebelumnya US$20 miliar.

JETP adalah mekanisme kerja sama pembiayaan antara negara maju dan negara berkembang untuk mempercepat transisi dari penggunaan bahan bakar fosil ke ekonomi rendah karbon. Adapun, mitra JETP RI, antara lain Inggris, Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, dan Norwegia, serta Italia dan Perancis.

Amerika Serikat disebut telah mundur dari komitmen JETP ini. Padahal, komitmen ini pada awalnya diumumkan langsung oleh Presiden AS Joe Biden saat KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu.

"Just Energy Transition ini sudah disiapkan dana untuk Indonesia. Komitmennya US$20 miliar dari sekarang, sudah meningkat menjadi US$21,4 miliar," ungkap Airlangga.

Lebih rinci, Airlangga mengatakan tambahan komitmen tersebut berasal dari International Partners Group (IPG) sebesar US$11 miliar dan senilai US$10 miliar dari Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

"Ini menunjukkan kuatnya kepercayaan internasional terhadap proyek-proyek renewable di Indonesia," ujar Airlangga.

Rencana Pensiun Dini PLTU Cirebon-1

Seperti diketahui, telah ada kesepakatan antara ADB dan Pemerintah Indonesia melalui program Energy Transition Mechanism (ETM) untuk proyek pensiun dini PLTU Cirebon-1 pada Presidensi G20 Indonesia 2022 lalu.

Lalu, pada 3 Desember 2023 lalu di sela acara COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerangka kerja tidak mengikat antara PT PLN (Persero), PT Cirebon Electric Power (CEP) sebagai Independent Power Producer (IPP) dan Indonesia Investment Authority (INA) untuk percepatan pensiun dini PLTU Cirebon-1 menjadi 2035 dari sebelumnya direncanakan pada Juli 2042.

Adapun transaksi akan dirampungkan pada paruh pertama 2024.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa optimistis kerangka perjanjian kerja ini menjadi perkembangan yang cukup penting. Terutama bagi transisi energi di Indonesia guna mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.

"ADB akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Indonesia dan kawasan untuk menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dan bahan bakar fosil lainnya dapat dihentikan sejak dini dengan cara yang adil dan terjangkau," Ujar Asakawa dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (4/12/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur CEP Hisahiro Takeuchi menilai program ETM memberikan pendekatan inovatif bagi perusahaan seperti dalam melakukan transisi energi. Khususnya, dari sumber energi batu bara ke energi ramah lingkungan, sekaligus menyediakan listrik yang andal dan terjangkau untuk infrastruktur energi Indonesia.

"Perjanjian kerangka kerja ini merupakan langkah signifikan menuju penyelesaian transaksi ini. Kami bangga dapat bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia, PLN, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)," kata dia.

Seperti diketahui, PLTU batu bara Cirebon-1 dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP). PLTU ini berada di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Adapun konsorsium pemilik CEP ini antara lain Marubeni Corporation asal Jepang, PT Indika Energy Tbk (INDY), dan perusahaan asal Korea Selatan Korean Midland Power (KOMIPO), dan Samtan Corporation. Adapun saham Indika Energy yang kini dipimpin oleh M.Arsjad Rasjid ini memiliki 20% di konsorsium CEP.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos PLN Indonesia Power Beberkan Rencana Transisi ke Energi Bersih


Most Popular