Negara Termiskin Eropa Chaos, Ribuan Demo-Desak Pemerintah Mundur
Jakarta, CNBC Indonesia - Bulgaria, negara termiskin di Uni Eropa (UE) yang tengah bersiap mengadopsi euro, kembali diguncang gelombang protes besar. Puluhan ribu warga turun ke jalan pada Senin waktu setempat, memuncak menjadi aksi anti-korupsi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Massa memadati alun-alun di depan parlemen Sofia, membawa poster berisi tuntutan pergantian pemerintah. Protes awal mulai pecah sejak pekan lalu saat warga menolak rancangan Anggaran 2026 yang dinilai menutupi praktik korupsi.
"Kami di sini untuk memprotes masa depan kami. Kami ingin menjadi negara Eropa, bukan negara yang diperintah oleh korupsi dan mafia," kata Ventsislava Vasileva, mahasiswa 21 tahun, kepada AFP, dikutip Selasa (2/12/2025).
Georgi, pegawai bank berusia 24 tahun pun menambahkan. Bahwa ia turun ke jalan karena "arogansi para pemimpin negara dan semua pelanggaran hukum".
Usai aksi utama berakhir, situasi memanas. Sejumlah demonstran bertopeng melempari kantor pusat partai DPS, yang merupakan pendukung pemerintah, dengan batu dan botol.
Polisi membalas dengan gas air mata dan melakukan sejumlah penangkapan. Kantor partai GERB, yang kini berkuasa, juga dirusak massa.
Presiden Bulgaria Rumen Radev ikut angkat suara. Ia menyebut kerusuhan itu sebagai "provokasi mafia" dan meminta pemerintah segera mundur.
"Hanya ada satu jalan keluar: pengunduran diri dan pemilihan umum dini," tegasnya.
Media lokal juga melaporkan aksi serupa terjadi di berbagai kota lain. Ketegangan meningkat menjelang rencana pemerintah mengajukan amandemen anggaran 2026 pekan ini.
Pemerintah sebelumnya berjanji menghapus poin kontroversial, termasuk kenaikan iuran jaminan sosial. Anggaran 2026 menjadi penting karena akan menjadi anggaran pertama Bulgaria yang dihitung dalam euro, seiring masuknya negara itu ke zona euro pada 1 Januari.
Namun, para pengkritik menyebut lembaga pengelola keuangan negara sarat korupsi dan kebijakan baru justru memperkuat praktik tersebut. "Jika pemerintah menangani situasi ini secara rasional, mereka seharusnya bisa bertahan dari krisis ini," ujar Daniel Smilov, ilmuwan politik dari Centre for Liberal Strategies.
Bulgaria secara konsisten masuk jajaran negara paling korup di Uni Eropa bersama Hongaria dan Rumania, menurut Indeks Persepsi Korupsi Transparency International. Kondisi politik negara Balkan itu memang labil, di mana sejak protes anti-korupsi tahun 2020, Bulgaria telah menggelar tujuh pemilu mendadak dengan yang  terakhir dimenangkan partai konservatif GERB yang kini memimpin koalisi pemerintahan.
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]