Tekan Emisi Gas Rumah Kaca, KLH Perkuat Implementasi ProKlim
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus mendorong implementasi Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim). Tujuan dari program tersebut untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK).
Program ini mendorong aksi nyata berbasis komunitas guna untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap iklim yang berubah dan turut menurunkan emisi GRK secara kolektif.
ProKlim dirancang untuk menciptakan sinergi antara kebijakan nasional dan pelaksanaan di tingkat lokal, serta memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka Penganugerahan Apresiasi Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim) Tahun 2025, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyebutkan, bukan hal yang mudah untuk mendapatkan predikat dari ProKlim. Pada dasarnya, pemerintah tidak hanya ingin sekadar memberikan penghargaan melalui ProKlim, melainkan juga menginginkan adanya kerja nyata dalam upaya penurunan emisi GRK melalui berbagai aksi mitigasi dan adaptasi.
ProKlim mulai diluncurkan secara nasional pada 2012 silam. Saat ini, ProKlim makin digencarkan oleh pemerintah dan telah dikembangkan menjadi program komunitas untuk iklim.
Hanif mengatakan, keberadaan ProKlim dinilai sejalan dengan agenda global pengendalian perubahan iklim atau Conference of Parties (COP) ke-30 yang diselenggarakan di Belem, Brazil beberapa waktu lalu. COP-30 menekankan pentingnya aksi nyata di dalam kehidupan masyarakat untuk mendorong upaya pengendalian perubahan iklim, bukan hanya sekadar negosiasi.
"Untuk itu, kita bangsa Indonesia tidak bisa menunggu lama-lama. Maka melalui berbagai macam kegiatan telah kita bangun bersama. Hari ini dengan program komunitas untuk iklim kita menghadirkan tantangan ini ke global," ujar dia dalam acara Penganugerahan Apresiasi Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim) Tahun 2025, Senin (1/12/2025).
Lantaran ProKlim telah diperbarui dari kampung menjadi komunitas, Hanif berharap peserta ProKlim ke depannya bisa mendapat sertifikat pengurangan emisi dari pemerintah. Untuk itu, metodologi sertifikasinya perlu segera dirumuskan supaya nanti masyarakat tidak hanya mendapatkan penghargaan ketika berpartisipasi dalam ProKlim, melainkan juga bisa memberi manfaat dari sisi nilai ekonomi. Dengan begitu, ProKlim akan semakin menarik di mata masyarakat.
"Ini sebenarnya langkah-langkah strategis di tengah-tengah upaya global yang belum mampu merumuskan langkah-langkah konkret di dalam langkah penurunan emisi gas rumah kaca," imbuh Faisol.
Lantas, melalui rangkaian kegiatan ProKlim, masyarakat didorong untuk terlibat dalam pengelolaan sampah, penanaman pohon, penggunaan pupuk organik, pemanfaatan energi terbarukan, hingga menghindari kegiatan pembakaran lahan.
[Gambas:Video CNBC]