MARKET DATA
Internasional

Pesawat Bermasalah Massal, Airbus di Ambang Krisis Besar

luc,  CNBC Indonesia
01 December 2025 20:00
FILE PHOTO: An Airbus A350-1000 performs during the 53rd International Paris Air Show at Le Bourget Airport near Paris, France June 18, 2019. REUTERS/Pascal Rossignol/File Photo
Foto: Airbus (REUTERS/Pascal Rossignol)

Jakarta, CNBC Indonesia - Airbus berpacu dengan waktu untuk menghindari krisis kepercayaan global kendati operasional maskapai yang mengandalkan pesawat A320 perlahan kembali normal pada Senin (1/12/2025) setelah perusahaan tersebut menuntaskan pembaruan perangkat lunak darurat lebih cepat dari perkiraan.

Airbus mengonfirmasi bahwa sebagian besar dari sekitar 6.000 pesawat keluarga A320 yang terdampak peringatan keselamatan telah selesai dimodifikasi, dengan kurang dari 100 unit yang masih membutuhkan pekerjaan lanjutan.

Penarikan kembali atau recall massal ini dipicu oleh temuan kerentanan terhadap solar flares yang teridentifikasi dalam insiden mid-air pada pesawat JetBlue A320 baru-baru ini.

Pada 30 Oktober, JetBlue Flight 1230, yang menggunakan pesawat berjenis A320, tiba-tiba turun secara drastis saat penerbangannya dari Cancun (Meksiko) menuju Newark (New Jersey). Pesawat harus melakukan pendaratan darurat di Tampa, Florida. Kejadian itu membuat 15 orang harus dibawa ke rumah sakit.

Puluhan Maskapai Selesaikan Retrofit Kilat

Sejumlah maskapai di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat menyatakan telah menyelesaikan retrofit software mendadak yang diwajibkan Airbus dan regulator keselamatan global. Namun beberapa operator memerlukan waktu lebih panjang.

Salah satunya Avianca, yang masih menangguhkan pemesanan tiket hingga 8 Desember karena sebagian armadanya membutuhkan proses lebih lama.

Menurut sumber industri, keputusan untuk menarik kembali sekitar separuh armada A320 di dunia, sebuah langkah yang dinilai belum pernah terjadi sebelumnya, dipicu segera setelah dugaan hubungan antara insiden JetBlue dan kerentanan software muncul akhir pekan lalu, meski kaitannya belum terbukti.

Sementara itu, maskapai Inggris easyJet dan Wizz Air melaporkan pada Senin bahwa mereka telah menyelesaikan seluruh pembaruan selama akhir pekan tanpa membatalkan penerbangan.

JetBlue juga menyatakan akan menuntaskan perbaikan pada 137 dari 150 pesawat yang terdampak pada Senin, meski sekitar 20 penerbangan terpaksa dibatalkan.

Instruksi darurat yang dikirim Airbus pada Jumat lalu memuat delapan halaman panduan, dan pada praktiknya setara dengan perintah grounding sementara karena perbaikan diwajibkan dilakukan sebelum pesawat boleh terbang kembali.

"Kejadian itu menimpa kami sekitar pukul 9 malam (waktu Jeddah) dan saya kembali ke sini sekitar pukul 9.30. Saya cukup terkejut betapa cepatnya kami melewatinya: selalu ada kerumitan," ujar CEO maskapai berbiaya murah Flyadeal, Steven Greenway, dilansir Reuters.

Peringatan luas tersebut memicu kekhawatiran gangguan besar pada puncak liburan Thanksgiving di Amerika Serikat. Selain itu, sumber industri menyebut bahwa peristiwa ini menyoroti keterbatasan Airbus dalam memantau secara langsung versi software yang digunakan seluruh armadanya, karena adanya jeda pelaporan dari maskapai.

Dampak Lebih Kecil dari Perkiraan Awal

Pada awalnya, maskapai kesulitan menilai sejauh mana armada mereka terdampak karena peringatan awal Airbus tidak mencantumkan nomor seri pesawat. Seorang penumpang Finnair mengaku penerbangannya tertunda di landasan saat pemeriksaan dilakukan.

Namun dalam 24 jam, para insinyur berhasil mempersempit daftar pesawat yang harus diperbaiki.

Banyak maskapai kemudian merevisi turun estimasi pesawat yang terdampak, juga waktu pengerjaan. Airbus sebelumnya memperkirakan proses per pesawat berlangsung sekitar tiga jam.

Perbaikan dilakukan dengan mengembalikan software ke versi sebelumnya yang mengatur sudut hidung pesawat. Caranya dengan mengunggah ulang software lama menggunakan perangkat bernama data loader yang dibawa ke kokpit untuk mencegah risiko serangan siber.

Setidaknya satu maskapai besar mengalami penundaan karena kekurangan perangkat data loader untuk menangani puluhan pesawat dalam waktu singkat.

Meski sebagian besar armada hanya membutuhkan rollback software, Airbus masih menghadapi tanda tanya atas sejumlah pesawat A320 yang lebih tua. Unit-unit ini memerlukan penggantian komputer penerbangan baru, bukan sekadar reset software.

Jumlah pesawat kategori ini telah turun dari perkiraan awal sekitar 1.000 unit, namun tetap menjadi tantangan teknis dan logistik.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Detik-Detik Pesawat Boeing 737 MAX American Airlines Terbakar


Most Popular