Internasional

Terseret Skandal, Netanyahu Minta Pengampunan ke Presiden Israel

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 06:11 WIB
Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers bersama dengan Presiden AS Donald Trump (tidak terlihat dalam gambar), di Ruang Makan Negara di Gedung Putih, di Washington, D.C., AS, 29 September 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengajukan permintaan pengampunan (grasi) kepada Presiden Isaac Herzog untuk mengakhiri persidangan korupsi yang telah berlangsung selama lima tahun terkait tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Permintaan yang disampaikan pada hari Minggu (30/11/2025) ini dilakukan tanpa adanya pengakuan bersalah atau pengunduran diri.


Netanyahu, yang terus menolak semua tuduhan dan menyebut kasusnya sebagai "perburuan penyihir", berargumen bahwa mengakhiri persidangan adalah demi "kepentingan publik" dan persatuan nasional. Dalam pernyataan yang dirilis secara nasional, ia menyatakan meskipun kepentingan pribadinya adalah melanjutkan proses hingga mendapatkan pembebasan penuh, realitas politik menuntut penghentian segera.


"Kepentingan keamanan dan politik, kepentingan nasional, menuntut sebaliknya. Persidangan yang sedang berlangsung merobek-robek kita dari dalam, memicu perselisihan sengit, dan memperdalam perpecahan. Saya yakin... bahwa mengakhiri persidangan segera akan membantu meredakan ketegangan dan mendorong rekonsiliasi luas yang sangat dibutuhkan negara kita," ujarnya dikutip Guardian.



Permintaan pengampunan tanpa pengakuan bersalah hampir tidak pernah diberikan di Israel kepada seorang politisi dalam kasus korupsi. Hal ini datang hanya beberapa minggu setelah Presiden AS Donald Trump juga menulis surat kepada Herzog untuk meminta grasi bagi Netanyahu. Kritikus Netanyahu menuduhnya telah memperpanjang perang di Gaza untuk menjaga koalisinya tetap utuh, sehingga ia bisa tetap menjabat dan menunda risiko hukumnya.


Kantor Presiden Herzog mengakui bahwa permintaan pengampunan ini adalah permintaan luar biasa yang membawa implikasi signifikan. Pihak istana menambahkan bahwa Herzog akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara bertanggung jawab setelah menerima semua pendapat hukum yang relevan dari Departemen Kehakiman.

"Setelah menerima semua pendapat yang relevan, presiden akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara bertanggung jawab dan tulus," ungkap kantor Herzog.

Pengampunan presiden di Israel hampir tidak pernah diberikan sebelum adanya putusan bersalah, dengan satu pengecualian penting, yaitu kasus tahun 1986 yang melibatkan dinas keamanan Shin Bet. Pengampunan preemptif terhadap seorang politisi dalam kasus korupsi tanpa pengakuan bersalah akan menjadi preseden dan sangat kontroversial.

Pengajuan pada hari Minggu ini muncul beberapa minggu setelah Donald Trump menulis surat kepada Herzog untuk memintanya mengampuni Netanyahu, yang telah diadili sejak 2020 atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, yang melibatkan dugaan bantuan politik kepada para pendukung kaya dengan imbalan hadiah atau liputan media yang positif.


Sementara itu, para pemimpin oposisi bereaksi keras, menentang segala upaya untuk memberikan pengampunan. Yair Lapid, pemimpin partai Yesh Atid, mengirimkan pesan kepada Herzog, menyatakan bahwa kepala negara itu tidak perlu mempertimbangkan pengampunan yang diajukan Netanyahu.


"Anda tidak dapat memberikan pengampunan kepada Netanyahu tanpa pengakuan bersalah, ungkapan penyesalan, dan penarikan diri segera dari kehidupan politik," tegasnya.


Oposisi lain, Yair Golan, bahkan menegaskan bahwa rakyat Israel membutuhkan tanggung jawab yang pasti dari Netanyahu. Menurutnya, surat permohonan pengampunan ini juga tidak merepresentasikan sikap yang jelas dari perdana menteri itu.


"Hanya orang bersalah yang mencari pengampunan. Satu-satunya kesepakatan yang ada adalah Netanyahu harus bertanggung jawab, mengakui bersalah, meninggalkan politik, dan membebaskan rakyat serta negara-barulah persatuan akan tercapai di antara rakyat," ujarnya.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel-Palestina Sambut Resolusi PBB, Hamas Menolak