MARKET DATA
Internasional

Ukraina di Ujung Tanduk, Pasukan Putin Kepung Kota Kunci Ini

Tommy Patrio Sorongan,  CNBC Indonesia
28 November 2025 09:15
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Kremlin di Moskow, Rusia, 26 September 2025. (REUTERS/Ramil Sitdikov/Pool)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Kremlin di Moskow, Rusia, 26 September 2025. (REUTERS/Ramil Sitdikov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia mengklaim telah mengepung kota kunci Donbas baru Pokrovsk, pusat logistik penting Ukraina di wilayah industri Donbas. Hal ini disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (27/11/2025).

Berbicara pada konferensi pers di Kirgistan, Putin mengklaim bahwa Pokrovsk, yang oleh Rusia disebut Krasnoarmeysk, telah jatuh ke tangan pasukannya. Ia mengeklaim semua militernya telah mengepung kota itu.

"Krasnoarmeysk dan Dimitrov (Myrnohrad) sepenuhnya dikepung," kata Putin, mengeklaim bahwa 70% wilayah Pokrovsk berada di bawah kendali pasukan bersenjata Rusia.


Moskow memandang Pokrovsk, yang sebelumnya berpenduduk lebih dari 60.000 jiwa, sebagai target strategis utama, menjulukinya sebagai "gerbang menuju Donetsk". Menguasai kota ini akan memberikan Rusia platform untuk melancarkan serangan lebih lanjut ke utara, menuju Kramatorsk dan Sloviansk, dua kota besar terakhir yang masih dikuasai Ukraina di wilayah Donetsk.

Alih-alih serangan frontal, Rusia menggunakan gerakan menjepit untuk mengepung Pokrovsk secara bertahap.

Klaim Putin ini mengisyaratkan bahwa pasukan Ukraina di wilayah tersebut berada dalam masalah besar dan garis depan mereka mungkin menghadapi potensi keruntuhan di tempat-tempat tertentu.


Namun, Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, menyajikan gambaran yang bertentangan. Melalui media sosial, Syrskyi mengatakan pasukan Ukraina berhasil memblokir upaya serangan baru Rusia di Pokrovsk dan Myrnohrad.

"Perlawanan Ukraina sangat kuat sehingga Rusia terpaksa membawa pasukan cadangan ke daerah tersebut," ujarnya.

Klaim yang saling bertentangan ini terjadi di tengah upaya AS menengahi rencana perdamaian untuk mengakhiri konflik terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Kedua belah pihak memiliki insentif kuat untuk menunjukkan keunggulan dan kemajuan di medan perang guna mendapatkan posisi tawar yang lebih baik dalam negosiasi yang sedang berlangsung.

Saat ini, peta kedua pihak saling bertentanga. Peta Rusia menunjukkan Pokrovsk di bawah kendali Moskwa, sementara peta Ukraina menunjukkan Pokrovsk sebagai zona abu-abu di luar kendali penuh salah satu pihak.

(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Jengkel Rusia Tak Mau Stop Perang, Gencatan Senjata Masih Mimpi


Most Popular