TINS Kocek Investasi Rp 190 Miliar Hingga Q3-2025
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) mencatat realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 180-190 miliar hingga kuartal III 2025. Capaian tersebut cukup rendah apabila dibandingkan target yang ada di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Rendi Kurniawan menjelaskan bahwa target yang ada di dalam RKAP tahun ini adalah sebesar Rp 469 miliar. Sementara realisasi sampai dengan September 2025 baru mencapai sekitar Rp 180-190 miliar.
"Jadi, berdasarkan RKAP tahun 2025 memang target capex kami di kisaran Rp 469 miliar yang mayoritas digunakan untuk kegiatan replacement peralatan produksi dan juga eksplorasi. Nah, realisasi sampai dengan September baru di kisaran US$ 180 sampai dengan 190 miliar," kata Rendi, dikutip dari Dokumen Hasil Pelaksanaan Public Expose Tahunan 2025 PT Timah, Kamis (27/11/2025).
Ia pun mengakui bahwa realisasi capex ini memang masih jauh dari target, lantaran perusahaan sangat selektif dalam menggunakan dana tersebut. Setidaknya, realisasi capex difokuskan untuk mengeksekusi proyek yang berdampak langsung terhadap peningkatan produksi perusahaan.
"Dan di akhir tahun kami proyeksikan dari sisi capex realisasinya di kisaran US$ 300 miliar," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga menargetkan produksi timah dapat mencapai lebih dari 25 ribu ton selepas tahun 2025. Hal ini seiring upaya perusahaan dalam memperkuat kapasitas produksi dan menambah perizinan tambang baru.
Rendi menyebut dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025, target produksi timah perusahaan berada di angka 21.500 ton. Namun, pada pertengahan tahun ini, pemerintah meminta perusahaan meningkatkan menjadi 30 ribu ton.
Sementara, hingga bulan ke-9 2025, produksi perusahaan sudah di angka 12 ribu ton, dan memasuki bulan ke-10 produksi TINS stabil di level 3 ribu ton per bulan. Dengan demikian, capaian produksi sudah mencapai 15 ribu ton.
"Jadi, untuk realistisnya mungkin produksi kita setelah prognosa sekitar 21-22 ribu ton, hingga akhir tahun 22 ribu ton. Mudah-mudahan ini kita juga berharap bisa hingga 25 ribu ton," ungkapnya.
[Gambas:Video CNBC]