
PT Timah Buka-Bukaan Soal Maraknya Tambang Ilegal di Wilayahnya

Pangkal Pinang, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) buka-bukaan perihal isu tambang ilegal yang ada di sekitar izin usaha pertambangan (IUP) milik perusahaan selama bertahun-tahun. Menambang dinilai menjadi 'budaya' yang dilakukan oleh masyarakat.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratu Prawiranegara mengungkapkan awal mula praktik pertambangan ilegal di sekitar IUP perusahaan tersebut dimulai pada masa pasca reformasi.
"Nah pada saat itu dibuka, sampai hari ini itulah mulai marak dan sudah menjadi mindset. Kemudian, maaf saya bisa katakan di sini sudah menjadi culture. Nah ini yang harus kita ubah," jelas Suhendra dalam acara Media Gathering PT Timah, Pangkal Pinang, Bangka, dikutip Senin (25/8/2025).
Pertambangan ilegal ini tentunya berdampak pada produksi timah milik PT Timah. Sebagai contohnya, PT Timah sejatinya memiliki 80% wilayah IUP dan 20%-nya adalah milik swasta. Namun sayangnya, ini justru berbanding terbalik dengan produksi yang dihasilkan oleh PT Timah.
"Tapi dalam konteks produksi yang terjadi itu berbalik, berbanding berbalik. Kami yang memiliki luasan wilayah IUP yang cukup luas 80%, tapi volume produksi kami hanya 20% dibandingkan dari pihak swasta yang ada," kata Suhendra.
Suhendra menjelaskan, praktik pertambangan ilegal sendiri dinilai tidak mudah untuk bisa diberantas. Alasannya, diperlukan proses yang panjang melalui pendekatan dengan masyarakat hingga transformasi dalam pola kemitraan oleh perusahaan.
"Mungkin juga dari sisi pengawasan dan lain sebagainya saat dulu sampai mungkin hari ini agak sedikit lemah itu harus kami akui," tambahnya.
Dengan begitu, pihaknya mendorong agar regulasi dan penegakan hukum bisa diarahkan pada penertiban tata kelola pertambangan. Tanpa dukungan pemerintah, perusahaan menilai sulit menjaga kelangsungan produksi yang legal dan terukur.
"Jika regulasi itu tidak berpihak, sulit bagi PT Timah untuk menjadi lead dalam proses mining‑nya, tin mining‑nya secara baik, terukur dan baik," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Nyaris 200.000 Hektar Tambang PT Timah Ada di Laut