Purbaya Pede Demo Akan Lebih Sedikit, Ekonomi Tumbuh 6% di 2026
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa percaya diri, masyarakat akan semakin sedikit yang demonstrasi atau unjuk rasa setelah tahun 2025 berakhir.
Ia mengatakan, ini karena pemerintah sudah makin berhasil membalikkan kondisi ekonomi, dari yang selama 8 bulan terakhir mengalami tekanan menjadi tumbuh cepat di sisa akhir tahun ini.
Pembalikan arah pertumbuhan ekonomi ini ia yakini akan terlihat pada akhir 2025, sehingga target pertumbuhan 5,2% tercapai. Kondisi itu pun membuat keyakinan masyarakat terhadap pemerintah makin tumbuh tinggi.
"Ketika masyarakat puas ke pemerintah seperti sekarang harusnya demo akan lebih sedikit ke depan, sehingga pemerintah bersama DPR bisa memfokuskan pertumbuhan ekonomi lebih cepat," kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis (27/11/2025).
"Kalau ini bisa kita jaga sih, tahun depan saya pikir bisa tumbuh 6% tidak terlalu sulit," tegas Purbaya.
Terkait degan makin tingginya keyakinan masyarakat terhadap pemerintah, Purbaya memanfaatkan data Indeks Keyakinan Konsumen terhadap Kinerja Pemerintah yang dibuat oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Data terakhir IKKP per November 2025 kata dia kini sudah makin tinggi ke level 135,9, melanjutkan tren kenaikan dari Oktober 2025 ke posisi 130,6. Padahal, sejak Januari 2025 hingga September 2025, IKKP terus merosot.
Saat terjadinya gejolak demonstrasi berdarah pada periode Agustus-September 2025, hingga adanya penjarahan terhadap sejumlah rumah pejabat negara, angka IKKP kata Purbaya bahkan merosot tajam hingga menyentuh level 117,3.
"Jadi pada waktu ekonomi melambat anda lihat sendiri dari Juni, Juli, Agustus, September ini turun ke level yang rendah sekali, ini menggambarkan ketidakpuasan masyarakat ke kita semua, sehingga gampang sekali mereka turun ke jalan" papar Purbaya.
Purbaya mengklaim makin berbaliknya arah ekonomi dan IKKP itu tak terlepas dari kebijakan stimulus ekonomi yang terus digelontorkan pemerintah, termasuk penempatan dana menganggur pemerintah dari BI ke perbankan senilai Rp 276 triliun yang memicu tumbuh cepatnya kredit atau pembiayaan ke masyarakat.
"Jadi kalau tidak kita balik ekonominya, kita dalam keadaan berbahaya. Jadi langkah kita seperti dengan Rp 276 triliun itu sudah bisa mentrigger optimisme dan ekonomi kita," ucap Purbaya.
(arj/haa)