Banjir-Longsor Hantam Sumut, BMKG-BNPB Peringatkan Pemda Siaga I
Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, 4 kabupaten di Sumatra Utara secara bersamaan dihantam bencana banjir dan longsor. Meliputi Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan, pada hari Senin (24/11/2025) dan Selasa (25/11/2025).
Per hari ini, Rabu (26/11/2025), BNPB mencatat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan makan korban meninggal 8 orang, 58 luka-luka, dan 2.851 warga terpaksa mengungsi.
Bencana banjir dan tanah longsor menyebabkan kerusakan parah hingga memutus akses jalan, sebagai dampak arus air yang membawa material lumpur, batang pohon, dan puing bangunan serta sampah rumah tangga.
BNPB Minta Warga Mengungsi Segera Jika Hujan Lebat Lebih 1 Jam
BNPB mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta yang melaporkan dua sistem cuaca signifikan jadi pemicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Sumatra Utara pada 25 November 2025, yakni Siklon Tropis KOTO yang berkembang di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B yang terpantau di Selat Malaka.
"Kedua sistem ini memengaruhi peningkatan curah hujan dan angin kencang di Sumatra bagian utara," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025).
"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih dapat berlangsung dalam beberapa hari ke depan," tegasnya.
BNPB, imbuh dia, terus memonitor perkembangan situasi di wilayah Tapanuli Raya serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat.
"Masyarakat diimbau untuk memantau informasi prakiraan cuaca secara berkala dan mengikuti instruksi resmi dari petugas di lapangan. Bagi warga yang tinggal di sekitar lereng perbukitan, bantaran sungai, dan wilayah rawan longsor dapat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman apabila hujan lebat mengguyur wilayah tempat tinggal lebih dari satu jam," kata Abdul Muhari.
Peringatan BMKG
Terpisah, BMKG mengungkapkan hasil analisis perkembangan signifikan Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka.
"Analisis tersebut menunjukkan bahwa 95B meningkatkan intensitas dan memicu potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrem serta angin kencang di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan sekitarnya," kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam keterangan resmi, Rabu (26/11/2025).
Dia pun mengimbau masyarakat di wilayah terdampak agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat dampak dari Bibit Siklon 95B.
"Saat ini BMKG terus memantau intensitas 95B dan meminta stakeholder terkait untuk memastikan langkah mitigasi demi meminimalisir hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
"Pemerintah daerah siaga terhadap potensi dampak dari cuaca ekstrem seperti potensi banjir, banjir pesisir, dan pohon tumbang akibat angin kencang. Khusus bagi nelayan dan pelaku transportasi laut harus benar-benar memperhatikan kondisi gelombang tinggi yang berisiko mengganggu keselamatan pelayaran. Keamanan dan keselamatan merupakan prioritas utama kita bersama," tegas Faisal.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, berdasarkan analisis tanggal 26 November 2025 pukul 01.00 WIB, sistem ini masih berada di dekat perairan timur Aceh dan memicu pertumbuhan awan hujan yang meluas. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan curah hujan lebat hingga ekstrem disertai angin kencang di wilayah pesisir Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau.
"Peluang bibit ini berkembang menjadi siklon tropis cukup tinggi dalam 24 jam ke depan, mengingat teridentifikasi adanya peningkatan angin kencang hingga lebih dari 35 knot (65 km/jam), sehingga masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam waktu dekat," jelas Guswanto.
Direktur Meteorologi BMKG Andri Ramdhani mengatakan, dalam 24 jam ke depan, Bibit Siklon 95B akan memberikan dampak langsung terhadap cuaca dan gelombang laut di wilayah Indonesia terutama di sekitar Aceh dan Sumatra Utara.
"Berdasarkan hasil analisis BMKG, sistem ini berpotensi menimbulkan hujan lebat hingga ekstrem di Aceh dan Sumatra Utara, serta sebagian wilayah di Sumatra Barat dan Riau, dan angin kencang di sebagian besar wilayah Sumatra bagian Utara," katanya.
"Bibit Siklon 95B berpotensi menimbulkan gelombang tinggi (2.5-4.0 m) di Selat Malaka bagian Tengah, Perairan Timur Sumatra Utara, serta Samudera Hindia barat Aceh hingga Nias. Sementara itu, gelombang sedang (1.25-2.5 m) berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan Rokan Hilir, Dumai-Bangkalis," terang Andri.
BMKG, sambung dia, melalui TCWC Jakarta akan terus melakukan pemantauan intensif selama 24 jam penuh terhadap pergerakan sistem ini.
"BMKG menekankan pentingnya mengakses informasi resmi melalui kanal BMKG dan menghindari penyebaran informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegasnya.
"BMKG mengingatkan informasi ini bertujuan memberikan panduan kewaspadaan. Untuk mengetahui detail prakiraan cuaca harian, peringatan dini, dan pembaruan terkini, BMKG mengimbau masyarakat memantau secara berkala kanal resmi BMKG, akun media sosial @infoBMKG, dan aplikasi InfoBMKG.
Foto: Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka. (Dok. BMKG)Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka. (Dok. BMKG) |
[Gambas:Video CNBC]
Foto: Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka. (Dok. BMKG)