04:35
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Republik Indonesia 0terus mendorong penyelesaian sejumlah perjanjian dagang dengan berbagai negara mitra sekaligus memanfaatkan kesepakatan dagang bilateral sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing, inovasi produksi hingga memperluas pasar ekspor produk Indonesia di pasar global.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi mengungkapkan sejumlah sektor unggulan ekspor Indonesia, salah satunya di bidang pertanian salah satunya sektor fats and oil dari crude palm oil (CPO) maupun coconut oil dengan pasar 10-20% dari keseluruhan ekspor disusul oleh produk seafood, Kopi, teh, kakao serta produk industri makanan dan tembakau.
Saat ini ekspor produk pertanian dan olahannya sudah mencapai 25% dari total ekspor RI dengan tren pertumbuhan ekspor 7,17% per tahun dalam 5 tahun terakhir dan angka ekspor tembus USD 5,19 Miliar atau naik 34%.
Sementara negara tujuan ekspor pertanian RI mencapai 20-23% ke China disusul Jepang 10,41% dan Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam dan Belgia.
Meski demikian ekspor pertanian menghadapi tantangan terkait hambatan tarif yang rata-rata mencapai 10-14% di setiap negara. Selain itu juga terdapat hambatan nontarif (non-tariff barrier) hingga pemenuhan persyaratan sertifikasi produk di tiap negara yang berbeda.
Di sisi lain RI dituntut untuk mendorong daya saing produk RI terkait labeling, packaging hingga upaya mengatasi isu terkait lingkungan dan sosial lainnya. Seperti apa prospek dan tantangan ekspor produk pertanian AS? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 25/11/2025)