AS di Ambang Malapetaka Baru, Kena Senjata Makan Tuan Trump
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar angkutan dan logistik Amerika Serikat (AS) mengalami keruntuhan signifikan. Hal ini didorong oleh penurunan drastis impor dari China yang tertekan oleh tarif Presiden Donald Trump.
Volume barang yang masuk ke AS terus anjlok, memicu kekhawatiran meluas di seluruh rantai pasokan. Analis data angkutan bahkan telah menyebut situasi ini bukan lagi sekadar kemerosotan musiman, melainkan sebuah "resesi barang struktural".
Puncak volume peti kemas yang dipicu oleh tarif dan dicatat pada awal 2025 telah berakhir. Mario Cordero, CEO Port of Long Beach, pelabuhan tersibuk kedua di AS, mengonfirmasi dampak langsung dari kebijakan perdagangan.
"Anda melihat penurunan 16% dalam impor China yang masuk ke Amerika Serikat," kata Cordero, dikutip dari CNBC International, Jumat (21/11/2025).
Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi kebijakan tarif, melemahnya permintaan konsumen, dan langkah frontloading, di mana importir menarik pesanan lebih awal pada tahun ini, untuk menghindari beban tarif yang terus meningkat.
Penurunan ini juga terkonfirmasi oleh data pasar dan pemerintah. Data Sensus AS menunjukkan bahwa impor pada bulan Agustus turun US$18,4 miliar dibandingkan bulan Juli.
Sementara itu, data real-time logistik menunjukkan volume truk kargo kering turun 11% dari tahun ke tahun dan volume kargo berpendingin turun 7% pada Oktober.
Vizion, pelacak data angkutan real-time, memproyeksikan impor AS akan turun tajam sebesar 16,6% secara tahunan pada Desember.
"Ini bukan hanya penurunan musiman atau koreksi sementara. Ini adalah resesi barang struktural yang didorong oleh konvergensi ketidakpastian tarif, pasar perumahan yang membeku, dan pergeseran fundamental belanja konsumen menjauh dari barang fisik," kata Kyle Henderson, CEO Vizion.
Dampak ini sangat terasa di sektor furnitur, di mana impor anjlok 33%. Lalu, impor mainan, yang biasanya melonjak 40% hingga 50% menjelang liburan, hanya naik 17%, mengindikasikan pengecer bertaruh pada musim belanja liburan terlemah dalam beberapa tahun.
"Akibatnya, musim puncak pengiriman liburan tradisional terlihat hampir tidak ada tahun ini," kata Ken Adamo, Kepala Analisis DAT.
Dampak perang dagang ini tidak hanya memukul China. Tarif AS sebesar 50% yang dikenakan pada ekspor India juga menyebabkan nilai ekspor India secara keseluruhan ke AS anjlok 37,5% antara Mei dan September 2025.
Di dalam negeri AS, penurunan volume kargo lebih dari 430.000 TEUs pada Desember menyebabkan berkurangnya kebutuhan akan pekerja pelabuhan, truk, dan gudang, menimbulkan kecemasan pekerjaan di seluruh rantai pasokan.
Â
(luc/luc)[Gambas:Video CNBC]