Internasional

Bukti Baru Tarif Trump 'Tusuk AS dari Belakang', Amerika Tak Baik Saja

sef, CNBC Indonesia
27 August 2025 08:30
Patung Liberty di New York, Amerika Serikat pada 27 Juni 2018 (REUTERS/Brendan McDermid)
Foto: Patung Liberty di New York, Amerika Serikat pada 27 Juni 2018 (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen Amerika Serikat (AS) ternyata semakin khawatir tentang pekerjaan dan pendapatan mereka. Ini terungkap dari data survei bulan Agustus, sebagaimana dimuat The Conference Board, Selasa,.

Indeks kepercayaan konsumen (IHK) The Conference Board turun 1,3 poin bulan ini menjadi 97,4, loyo dari angka sebelumnya 98,7 pada bulan Juli. Meski angka ini lebih baik dari perkiraan para analis kenaikan harga akibat tarif besar-besaran Presiden Donald Trump juga terus berlanjut.

"Kepercayaan konsumen sedikit menurun pada bulan Agustus tetapi tetap pada level yang serupa dengan tiga bulan terakhir," kata ekonom senior di The Conference Board, dalam sebuah pernyataan, Stephanie Guichard, dikutip AFP, Rabu (27/8/2025).

"Yang perlu diperhatikan, penilaian konsumen terhadap ketersediaan pekerjaan saat ini menurun selama delapan bulan berturut-turut," ujarnya, seraya menambahkan.

"Optimisme tentang pendapatan di masa depan juga sedikit memudar," tegasnya menekankan pesimisme tentang ketersediaan lapangan kerja di masa depan meningkat seraya menyebut "pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan dalam beberapa bulan terakhir".

"Sementara itu, referensi tarif sedikit meningkat dan terus dikaitkan dengan kekhawatiran tentang harga yang lebih tinggi."

Perlu diketahui data pasar tenaga kerja dapat mendorong bank sentral mengambil keputusan tentang suku bunga. 'Mendinginnya' angka dapat membuat The Federal Reserve (The Fed/Fed) memangkas suku bunga lebih cepat.

Sebagaimana diketahui para pejabat The Fed telah bersikap hati-hati karena mereka juga memantau dampak tarif terhadap inflasi konsumen AS. The Fed hingga kini mempertahankan suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi untuk memastikan kenaikan harga terkendali secara berkelanjutan.

Sebelumnya para ekonom memang telah memperingatkan bahwa tarif Trump dapat memicu inflasi dan membebani pertumbuhan. Apalagi, banyak tarif menghantam mitra dagang AS dan berbagai sektor mulai dari baja hingga otomotif.

"Referensi tentang harga tinggi dan inflasi, termasuk makanan dan bahan makanan, meningkat lagi pada bulan Agustus," kata Guichard.

"Namun, konsumen memiliki pandangan yang lebih positif daripada sebelumnya terhadap kondisi bisnis saat ini," ujar laporan itu.

Sebelumnya merujuk Trading Economics, ekonomi AS tumbuh sebesar 3% secara tahunan (yoy) pada kuartal-II (Q2) 2025. Pulih dari kontraksi sebesar 0,5% pada kuartal-I (Q1) dan melampaui ekspektasi kenaikan sebesar 2,4%.

Ekspansi tersebut terutama mencerminkan penurunan impor sebesar 30,3%. Hal ini menyusul lonjakan sebesar 37,9% pada Q1 ketika bisnis dan konsumen berbondong-bondong untuk menimbun barang-barang menjelang kenaikan harga yang diantisipasi menyusul serangkaian pengumuman tarif.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Rilis Perintah Eksekutif Baru: Make America's Shower Great Again

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular