MARKET DATA

Perlukah KRL Jabodetabek Beroperasi 24 Jam?

Chandra Dwi Pranata,  CNBC Indonesia
20 November 2025 09:00
Penumpang kereta saat menaiki kereta Api tujuan Tn Abang di Kawasan Stasiun Manggarai Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang kereta saat menaiki kereta Api tujuan Tn Abang di Kawasan Stasiun Manggarai Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat transportasi buka suara soal wacana operasional KRL menjadi 24 Jam, terutama di Jabodetabek, setelah adanya fenomena banyaknya penumpang yang terpaksa tidur di Stasiun Cikarang karena tak lantaran tidak sempat mengejar jadwal terakhir KRL Cikarang menuju Jakarta.

Pengamat transportasi publik bidang perkeretaapian Joni Martinus mengatakan wacana pengoperasian KRL selama 24 jam tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat karena perlu kajian yang lebih mendalam oleh berbagai pihak seperti regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub), operator yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT KAI Commuter, dan pemangku kepentingan lainnya.

"Opsi tersebut perlu kajian yang lebih mendalam lagi, agar semua pihak pemangku kepentingan, mulai dari Kemenhub, KAI, KAI Commuter serta stake holder lainnya bisa duduk bareng membahas permasalahan ini," kata Joni saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (19/11/2025).

Selain itu, ada pertimbangan beberapa aspek yang perlu dikaji lebih dalam seperti waktu perawatan dan pemeliharaan sarana KRL, perawatan prasarana seperti rel, listrik aliran atas (LAA), persinyalan, dan lain-lainnya.

"Waktu perawatan dan pemeliharaan sarana KRL di luar jam operasional, yakni tengah malam hingga dini hari sangat penting dan mutlak diperlukan, juga untuk prasarana perkeretaapian seperti jalan rel, persinyalan, listrik aliran atas. Hal ini harus dilakukan oleh KAI dan KAI Commuter guna memastikan keselamatan dan keandalan KRL pada keesokan harinya," jelasnya.

Penyebab lainnya yakni jumlah penumpang setelah pukul 00:00 cenderung sangat sepi, sehingga efektivitasnya juga cenderung kurang. Selain itu, kebutuhan sumber daya manusia atau pekerja juga menjadi pertimbangan oleh regulator dan operator.

"Efektivitas dan kebutuhan penumpang, meskipun ada permintaan, tetapi KAI Commuter perlu mmpertimbangkan ketika sudah lewat tengah malam, tentunya jumlah pengguna KRL sudah sedikit, sehingga efektivitas operasional KRL 24 jam secara finansial dan operasional harus menjadi perhitungan yang mendalam, belum lagi kebutuhan sumber daya manusia juga menjadi bahan kajian," terangnya.

Fenomena banyaknya penumpang KRL di jam-jam terakhir, terutama bagi kalangan buruh yang menginap di stasiun Cikarang harus menjadi perhatian KAI Commuter terutama dari aspek keamanan.

"KAI Commuter harus meningkatkan keamanan dan dapat memberikan rasa nyaman bagi mereka yang terpaksa menginap di stasiun untuk menunggu KRL pertama keesokan harinya, karena bagaimanapun juga mereka adalah pelanggan setia KRL dan stasiun mesti menjadi tempat yang aman serta nyaman bagi mereka," pungkas Joni.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan pihaknya akan mengkaji adanya kemungkinan penyesuaian operasional layanan KRL menjadi 24 jam, setelah melihat banyaknya penumpang yang terpaksa menginap di Stasiun Cikarang. Ia akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT KAI Commuter.

Penumpang kereta saat menaiki kereta Api tujuan Tn Abang di Kawasan Stasiun Manggarai Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Penumpang kereta saat menaiki kereta Api tujuan Tn Abang di Kawasan Stasiun Manggarai Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penumpang kereta saat menaiki kereta Api tujuan Tn Abang di Kawasan Stasiun Manggarai Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Perihal itu, nanti saya coba koordinasi dengan KAI dan KAI Commuter ya, apakah perlu KRL dapat beroperasi 24 jam untuk mengakomodir hal itu. Tapi tentunya, mereka perlu pengkajian dan semacamnya," kata Dudy saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (18/11/2025).

Pihaknya menegaskan permasalahan tersebut harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan KAI selaku operator prasarana dan KAI Commuter selaku operator KRL Jabodetabek.

"Setiap apa yang menjadi keperluan masyarakat ya kita tampung dulu, kemudian koordinasikan dulu ke operator terkait, karena ini juga nantinya mempengaruhi perawatan KRL itu sendiri," lanjutnya.

"Intinya, kami mesti tanya sama KAI dulu, costnya bagaimana kalau KRL beroperasi 24 jam, costnya seperti apa, solusinya bagaimana," jelasnya.

Manajemen KAI Commuter juga sudah buka suara perihal ini, di mana KAI Commuter tidak menyarankan untuk pengguna menginap di stasiun. KAI Commuter akan memastikan seluruh lokasi stasiun akan kembali steril setelah keberangkatan kereta terakhir.

"Ini dilakukan tak lepas dari keperluan untuk pembersihan dan perawatan fasilitas, sehingga Commuter Line dapat kembali melayani para pengguna esok harinya," tutur Vice President (VP) Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).

Karina menyebut pemeliharaan itu bertujuan agar armada KRL Jabodetabek dan setiap fasilitas tetap bisa beroperasi optimal dan untuk menjaga keamanan, serta kenyamanan stasiun dari potensi-potensi yang tidak diinginkan.

Saat ini jam operasional KRL Jabodetabek atau Commuter Line mulai dari pukul 04.00 WIB sampai 23.30 WIB, dengan jumlah perjalanan sebanyak 1.063 yang melayani pengguna di 83 stasiun.

Karina mengeklaim KAI Commuter sudah memaksimalkan operasional seluruh armada yang dimiliki, termasuk menjalankan 11 trainset CLI-125 baru dengan stamformasi (SF) 12, mengurangi SF 8, dan menjaga headway perjalanan di semua lintas.

Ia juga memahami KRL Jabodetabek sudah menjadi kebutuhan mobilitas masyarakat dari daerah penyangga. Namun dalam operasional dan layanan Commuter Line, pengelola juga terus berupaya agar layanan perlu terus ditingkatkan.

"Termasuk fasilitas sarana dan prasarana yang harus dilakukan perawatan secara berkala, untuk memastikan operasional dan layanan berjalan maksimal," jelas Karina.

(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article KRL Jabodetabek Bakal Tembus Sampai Karawang? Begini Kabar Terbarunya


Most Popular