Terkuak! Ini Penyebab Rupiah Kalah Telak dari Ringgit Malaysia

Elvan Widyatama & Hadijah Alaydrus,  CNBC Indonesia
14 November 2025 09:50
FILE PHOTO: A Malaysia Ringgit note is seen in this illustration photo June 1, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Reuters/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Negeri Jiran, ringgit Malaysia (MYR), tengah berjaya. Ringgit mampu melibas mata uang negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan hari ini, Selasa (11/11/2025) per pukul 09.40 WIB, rupiah terpantau mengalami pelemahan sebesar 0,37% ke level Rp4.011/MYR. Level ini sekaligus mencatatkan titik terendah rupiah, setidaknya sejak 2007.

Secara year-to-date (ytd), rupiah sudah melemah 11,67% terhadap ringgit Malaysia. Pada awal 2025, kurs rupiah terhadap ringgit masih berada di kisaran Rp3.591/MYR.

Lantas apa sebenarnya yang membuat ringgit Malaysia berjaya?

Sama dengan Rupiah, ringgit sebenarnya juga mengalami guncangan. Bahkan, ringgit pun kerap terpuruk dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2022, nilai tukar mata uang ini telah mencapai titik terendah baru beberapa kali.

Namun, menurut analis, penguatan mata uang ini merupakan hasil kombinasi kuat antara penguatan fundamental domestik dan lingkungan eksternal yang kondusif, terutama pelemahan dolar AS.

"Kinerja yang baik ini sejalan dengan prospek positif kami untuk (ringgit)," kata Christopher Wong, Ahli Strategi Valuta Asing dan Suku Bunga di OCBC, dikutip dari Business Times. "Ke depannya, kami masih melihat ruang bagi (mata uang) ini untuk tetap tangguh."

Ia juga mencatat bahwa penguatan ringgit bersifat luas, dengan menyebutkan faktor pendorong domestik dan eksternal.

"Di sisi domestik, faktor-faktor pendorong yang mendukung meliputi arus masuk investasi langsung asing yang berkualitas, prospek arus masuk dana asing (dan) surplus neraca berjalan," ujarnya.

Tak hanya itu, dia menuturkan komitmen untuk melanjutkan konsolidasi fiskal juga memberikan kepastian bagi investor asing.

Sebagai catatan, ekonomi Malaysia tumbuh 5,2% pada kuartal III-2025 dibandingkan kuartal sebelumnya (QtQ). Angka ini meningkat dibandingkan paruh pertama tahun ini berkat konsumsi domestik yang kuat.

Secara eksternal, lanjut Wong, reli ini didorong oleh siklus pelonggaran Federal Reserve, kondisi dolar AS yang lebih lunak, dan renminbi China yang relatif stabil.

Saktiandi Supaat, Kepala Riset dan Strategi Valuta Asing di Maybank, mengatakan bahwa reli ringgit berasal dari kombinasi pelemahan eksternal (dolar AS) dan, yang terpenting, fundamental domestik yang mendukung.

Namun, ia mencatat bahwa faktor-faktor eksternal mungkin sedikit lebih berperan.

Secara domestik, ia menyebutkan kombinasi arus masuk obligasi yang kuat, pertumbuhan yang tangguh, dan stabilitas kebijakan sebagai faktor pendorong penguatan ringgit.

Data PDB terbaru Malaysia menunjukkan bahwa negara ini berada di jalur yang tepat untuk mencapai sasaran pertumbuhan 4 hingga 4,8% tahun ini.

"Hal ini telah meningkatkan keyakinan terhadap posisi makro dan eksternal Malaysia dan menjadikan (ringgit) sebagai ekspresi yang menarik dengan daya dukung tinggi dan beta tinggi dari tema (dolar AS) yang lebih lemah," kata Supaat, dikutip dari Business Times.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Siap Jaga Rupiah di Level Rp 16.100 - Rp 16.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular